Mengapa Menopause Lebih Cepat Sebabkan Osteoporosis pada Wanita?

TEMPO.CO , Jakarta – Menopause merupakan tahapan alami dalam kehidupan seorang wanita ketika menstruasi berhenti secara permanen. Terdeteksi setelah 12 bulan tanpa menstruasi. Menopause dapat terjadi pada usia 40-an atau 50-an, namun usia rata-rata di Amerika Serikat adalah 51 tahun.

Seperti dilansir Mayo Clinic, menopause disebabkan oleh penurunan produksi hormon reproduksi, terutama estrogen dan progesteron, dari ovarium. Menopause adalah proses biologis alami. Namun gejala fisik, seperti hot flashes, dan gejala emosional menopause dapat mengganggu tidur Anda, menurunkan energi, atau memengaruhi kesehatan mental Anda. Menopause dini menyebabkan osteoporosis pada wanita

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat. Sipto Mangunkusumo, Faisal Parlindungan mengatakan wanita lebih cepat mengalami osteoporosis karena melalui proses hormonal menopause yang menghambat kepadatan tulang.

“Setelah menopause tidak ada hormon estrogen, atau karena gangguan metabolisme tulang, saat menopause wanita mudah mengalami kerontokan,” Faisal, Kamis 4 April 2024, dikutip dari Antara.

Faisal mengatakan, baik pria maupun wanita mulai mencapai puncak kepadatan tulang pada usia 30 tahun. Pada usia tersebut, tulang berhenti tumbuh dan kepadatannya menjadi berkurang seiring berjalannya waktu.

Pada wanita yang mengalami menopause pada usia 40 atau 45 tahun, kepadatan tulang masih rendah akibat gangguan hormonal.

Pak Faisal mengatakan, “Jika Anda mengalami menopause sebelum usia 45 tahun, Anda mungkin mengalami osteoporosis akibat menopause.

Selain itu, ibu hamil dan menyusui membutuhkan kalsium lebih banyak dibandingkan ibu tidak hamil dan menyusui. Pada masa kehamilan dan menyusui, kebutuhan kalsium ibu terbagi antara janin dalam kandungan dan bayi yang disusuinya.

Selama kehamilan, wanita membutuhkan 1.200 miligram kalsium per hari karena alasan ini. Jadi ada susu untuk hamil, meski susu itu bukan untuk hamil, tapi mengandung kalsium, kata Faisal.

Faisal menyarankan agar wanita yang sedang hamil, menyusui, dan pascamenopause, termasuk yang berusia di atas 50 tahun, sebaiknya memeriksakan tingkat kepadatan tulangnya ke puskesmas untuk mengetahui risiko osteoporosis.

“Perempuan di atas 50 tahun, apalagi 65 tahun harus diperiksa, yang setelah menopause harus diperiksa kepadatan tulangnya untuk mengetahui apakah ada osteoporosis. Kalau tidak padat, lanjutkan diagnosisnya,” kata Faisal.

Pilihan Editor Internet Mayo Clinic: Didiagnosis Kanker Sarkoma Rahim, Alice Noreen: Saya Akan Menstruasi Dini.

Mereka yang memiliki kolesterol tinggi harus mewaspadai gejala menstruasi yang lebih parah, terutama risiko penyakit jantung akibat kekurangan estrogen. Baca selengkapnya

Sembelit merupakan gejala umum pada wanita perimenopause. Apa penyebab dan gejala lainnya? Baca selengkapnya

Masyarakat perlu mewaspadai penyebab osteoporosis, gejala yang sering luput dari perhatian karena merupakan silent killer.

Pakar kesehatan menyebutkan 9 masalah kesehatan yang umum terjadi pada wanita paruh baya. Apa? Baca selengkapnya

Sebuah studi dari Brigham and Women’s Hospital Boston menemukan bahwa menopause yang tidak teratur meningkatkan depresi dan masalah kesehatan mental lainnya. Baca selengkapnya

Alice Noreen didiagnosis menderita sarkoma setelah mengalami nyeri di perut bagian bawah. Dia harus mengangkat rahimnya untuk mendapatkan menstruasi pertamanya. Baca selengkapnya

Andropause adalah menopause pada pria yang disebabkan oleh perubahan kadar hormon terkait usia. Baca selengkapnya

Dibandingkan jeruk biasa, ternyata nanas memiliki lebih banyak vitamin C. Dapat mencegah risiko osteoporosis dan osteoartritis. Baca selengkapnya

Gaya hidup sehat termasuk pola makan sehat dan olahraga teratur dapat membantu mengelola gejala dan suasana hati setelah menopause. Baca selengkapnya

Berkeringat di malam hari saat tidur gelisah dan pakaian basah. Berikut penyebab keringat malam. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *