Mengenal Aerofobia, Penyebab Takut Berlebih Naik Pesawat

TEMPO.CO, Jakarta – Beberapa orang mengalami ketakutan ekstrem terhadap terbang atau aerophobia. Pengidap aerofobia takut pada berbagai aspek penerbangan, seperti lepas landas, mendarat, atau khawatir terjebak di dalam pesawat. Rasa takut ini menyebabkan pasien merasakan ketakutan dan kepanikan yang luar biasa sehingga menyebabkan mereka menghindari perjalanan udara.

Secara umum, orang yang berusia antara 17 dan 34 tahun menderita aerofobia. Inilah saat-saat dimana terjadi perubahan hidup, seperti wisuda, pernikahan atau melahirkan.

Penyebab aerofobia

Menurut Puskesmas, tidak ada penyebab spesifik dari aerophobia. Hal ini sering kali disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk ketakutan yang diturunkan secara genetik terhadap ketinggian atau kekhawatiran tidak dapat mengontrol keselamatan saat terbang.

Saat ini, berita medis, laporan tentang kecelakaan pesawat di televisi atau surat kabar mempengaruhi rasa takut untuk terbang. Selain itu, rasa takut terbang juga didasari oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah takut berada di ruangan tertutup (claustrophobia), takut terhadap kelompok besar (enoclophobia), takut akan ketinggian (acrophobia), dan takut terhadap terorisme.

Penelitian lain menunjukkan bahwa aerofobia dipicu oleh cuaca buruk, turbulensi, dan penerbangan.

Sensasi ini juga disertai dengan beberapa gejala seperti:

– Keringat

– Palpitasi jantung

– Sulit bernapas

– Menggigil

– Mual dan pusing

– Tangan menjadi dingin

Cara mengatasi aerofobia

Untungnya, rasa takut terbang merupakan ketakutan yang bisa diatasi. Beberapa pengobatan umum yang dapat dilakukan adalah:

1. Menghadapi rasa takut

Salah satu metode psikolog untuk mengatasi rasa takut akan kontrol adalah kontrol eksposur, yang secara bertahap memaparkan orang pada objek yang membuat mereka takut. Pada umumnya orang yang takut terbang cenderung menghindarinya. Sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan untuk belajar bahwa semakin sering mereka melakukannya maka rasa takut dan cemasnya tidak akan terwujud.

Jenis perawatan ini dilakukan di bawah bimbingan terapis terlatih. Sesi pertama mengeksplorasi teknik manajemen kecemasan seperti pernapasan dan mengoreksi pikiran irasional. Kemudian sesi kedua adalah menghadapi rasa takut secara terkendali.

2. Perolehan pengetahuan

Pengetahuan berperan dalam mengatasi rasa takut karena rasa takut dapat ditantang dengan fakta jika sudah jelas. Misalnya, jika Anda takut terhadap turbulensi, pelajari ilmu pengetahuan dan keamanan turbulensi untuk menciptakan ketenangan. Kemudian teliti dan pelajari tentang keselamatan dan pelatihan pilot untuk menantang ketakutan tidak rasional yang memengaruhi Anda.

3. Pelajari teknik relaksasi

Mempelajari teknik relaksasi merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan ketika Anda merasa takut. Misalnya pernafasan dalam, visualisasi dan relaksasi otot. Seiring waktu, hal ini dapat membantu mengurangi rasa takut Anda untuk terbang.

4. Minta bantuan

Mencari bantuan untuk mengatasi aerophobia dapat dilakukan dengan menghubungi tenaga profesional. Faktanya, upaya tersebut membantu korban berhasil mengelola kecemasan saat menaiki pesawat.

5. Minum obat

Kadang-kadang obat mungkin diresepkan untuk membantu meringankan beberapa gejala yang berhubungan dengan rasa takut terbang, seperti mual atau kecemasan. Misalnya, dokter menganjurkan minum obat untuk mengurangi mabuk perjalanan sebelum penerbangan. Mereka mungkin juga meresepkan obat anticemas, seperti Xanax (alprazolam) atau Valium (diazepam).

BERITA MEDIS HARI INI |: PUSAT KESEHATAN |: PIKIRAN SANGAT BAIK CLEVELAND CLINIC

Pilihan Redaksi: Wendy Kagur Takut Naik Pesawat, Apa Gejala dan Cara Mengatasi Aerophobia?

Maskapai tersebut mengonfirmasi bahwa barang tersebut berasal dari mesin pengolah sayuran yang digunakan di fasilitas mitra makanannya. lihat informasi lebih lanjut

Di masa lalu, trik pengepakan menjadi viral di mana wisatawan disarankan untuk mengisi sarung bantal dengan pakaian agar tidak perlu membayar biaya bagasi jinjing. lihat informasi lebih lanjut

Kembali ke pembentukan Komando Operasi TNI AU 73 tahun lalu. lihat informasi lebih lanjut

Garuda Indonesia dan Citilink mencatat total penumpang yang diangkut di seluruh rute penerbangan sebanyak 73.434 orang pada puncak libur Idul Adha pada Jumat, 14 Juni 2024. Baca selengkapnya.

Selama libur panjang Idul Adha pada 15-18 Juni mendatang, jumlah penumpang pesawat di 20 bandara AP II diperkirakan sebanyak 971.861 penumpang. lihat informasi lebih lanjut

Saat turbulensi terjadi, pramugari akan berhenti menyajikan minuman panas dan tidak bisa meninggalkan tempat duduknya. lihat informasi lebih lanjut

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menemukan harga bahan bakar avtur dan penurunan jumlah armada pesawat meningkatkan harga tiket pesawat domestik. lihat informasi lebih lanjut

Topik pergantian kursi pesawat sering dibicarakan di Internet. Sebenarnya ada alasan yang membolehkan dan ada pula alasan yang tidak. lihat informasi lebih lanjut

Lampu peringatan sabuk pengaman tidak menyala sepanjang perjalanan, lalu apa yang harus dilakukan penumpang untuk menghindari risiko turbulensi? lihat informasi lebih lanjut

Berbeda dengan turbulensi umum yang disebabkan oleh tutupan awan, turbulensi udara jernih disebabkan oleh pergerakan angin yang tidak teratur. lihat informasi lebih lanjut

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *