Mengenal Aneurisma Otak, Terjadinya Penipisan pada Arteri Otak

TEMPO.CO, Jakarta – Otak merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh. Aneurisma otak, juga dikenal sebagai aneurisma serebral, merupakan bahaya khusus yang mungkin tersembunyi. Kondisi ini, yang ditandai dengan titik lemah pada pembuluh darah otak, dapat berakibat buruk jika diabaikan. Penting untuk memahami gejalanya untuk menghindari hal yang lebih buruk.

Aneurisma otak, yaitu titik lemah atau tipis pada pembuluh darah di otak, dapat menyebabkan stroke hemoragik dan berpotensi kematian. Menurut Institut Gangguan Neurologis dan Stroke AS, bahaya ini tidak terdeteksi sampai terjadi krisis kesehatan besar.

Kenali gejalanya

Meskipun beberapa orang dengan aneurisma otak mungkin tidak memiliki gejala, orang lain mungkin mengalami gejala yang tidak kentara dari kondisi mereka. Aneurisma yang tidak pecah muncul dengan pelebaran pupil, nyeri lokal, kelumpuhan wajah, dan gangguan penglihatan. Mengenali tanda-tanda peringatan dini ini sangat penting untuk segera mendapatkan perhatian medis.

Aneurisma otak yang pecah dapat menyebabkan banyak gejala, termasuk rasa sakit yang tiba-tiba dan menyiksa yang disebut “sakit kepala yang tidak wajar”. Gejala tambahan mungkin termasuk penglihatan ganda, mual, kejang, dan pingsan. Perhatian medis segera diperlukan untuk mengurangi risiko kerusakan saraf permanen.

Tanda peringatan

Dalam beberapa kasus, aneurisma otak menyebabkan sejumlah kecil darah berdarah ke otak. Peristiwa yang disebut dengan perdarahan sentinel ini dapat memicu apa yang disebut dengan sakit kepala sentinel atau sakit kepala peringatan. Sakit kepala ini bisa muncul beberapa hari atau bahkan berminggu-minggu sebelum aneurisma besar pecah.

Namun, penting untuk diketahui bahwa hanya sebagian kecil penderita aneurisma otak yang mengalami sakit kepala sebelum pecah. Meski jarang terjadi, sakit kepala bisa menjadi tanda peringatan penting akan potensi bahaya aneurisma.

Apa saja faktor risikonya?

Aneurisma otak dapat terjadi pada orang-orang dari segala usia, namun ada faktor-faktor tertentu yang meningkatkan risiko pada individu. Penyakit tertentu dan kecenderungan genetik secara signifikan melemahkan dinding arteri dan meningkatkan risiko aneurisma otak.

Gangguan jaringan ikat seperti sindrom Ehlers-Danlos dan sindrom Marfan mengganggu integritas struktural dinding arteri sehingga lebih rentan terhadap pembentukan aneurisma. Penyakit ginjal polikistik, ditandai dengan terbentuknya banyak kista di ginjal, melemahkan pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk otak.

Kerabat tingkat pertama, seperti anak-anak, saudara kandung, atau orang tua dengan riwayat keluarga aneurisma, mempunyai risiko lebih tinggi karena kecenderungan genetik, sehingga menunjukkan pentingnya penilaian kesehatan keluarga secara menyeluruh untuk memahami profil risiko seseorang.

Pilihan Editor: Mencegah Aneurisma dengan Pemeriksaan Otak Rutin

Banyak buah meningkatkan daya ingat. sesuatu? Baca selengkapnya

Salah satu risiko bagi penderita gangguan irama jantung adalah stroke. Dampak stroke lebih serius dibandingkan tekanan darah tinggi. Baca selengkapnya

Mengenang musisi Pence Ponda yang meninggal dunia 14 tahun lalu. Lagu dan suaranya mendominasi belantika musik Indonesia pada tahun 1990-an

Stroke dapat terjadi pada semua usia dan jenis kelamin, termasuk anak muda, karena alasan apa pun. Simaklah cerita berikut ini. Baca selengkapnya

Demensia mengganggu kemampuan kognitif seseorang, yaitu kemampuan berpikir dengan baik. Baca selengkapnya

Ginjal merupakan bagian penting dari tubuh. Pencegahan penyakit ginjal sangat penting karena organ ini bertugas mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Baca selengkapnya

Menurut para ahli, pengobatan dengan metode tambahan hanya dapat digunakan pada fase akut atau pada tujuh hari pertama stroke. Baca selengkapnya

Penyakit ginjal seringkali luput dari perhatian karena tidak menunjukkan gejala. Namun ada cara mudah untuk mendeteksinya dengan memeriksa warna urine Anda. Baca selengkapnya

Kesehatan Ruben Onsu semakin memburuk akibat sindrom sel kosong yang dideritanya. Baca selengkapnya

Kementerian Kesehatan mengimbau jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV saat menunaikan ibadah haji. Berikut gejala dan risiko infeksi virus ini. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *