TEMPO.CO, Jakarta – OpenAI resmi meluncurkan ChatGPT Edu, versi chatbot kecerdasan buatan (AI) yang dirancang khusus untuk universitas. Hal ini bertujuan untuk mengintegrasikan AI ke dalam berbagai operasi kampus, menyediakan alat canggih untuk siswa, guru, peneliti, dan tugas administratif.
Didukung oleh GPT-4o, ChatGPT Edu dapat memproses dan menalar seputar data teks dan visual, serta menggunakan alat canggih seperti analisis data, klaim OpenAI dalam pengumuman di blognya. OpenAI menekankan bahwa versi ini mencakup kontrol dan keamanan tingkat perusahaan, menjadikannya pilihan yang aman dan terjangkau bagi institusi pendidikan.
Dikutip Gulf Business, keputusan untuk mengembangkan ChatGPT Edu muncul dari keberhasilan ChatGPT Enterprise di universitas terkemuka seperti University of Oxford, Wharton School of the University of Pennsylvania, University of Texas di Austin, Arizona State University dan University dari Kolombia. .
Platform ini dirancang untuk membantu berbagai tugas di kampus. Ini termasuk bimbingan pribadi bagi siswa, meninjau resume, membantu peneliti dengan aplikasi hibah, dan mendukung fakultas dengan evaluasi dan umpan balik.
CEO OpenAI Sam Altman mengatakan pengenalan ChatGPT Edu merupakan respons terhadap meningkatnya permintaan dan penggunaan AI yang inovatif di lingkungan pendidikan. Model baru ini bertujuan untuk memperluas penerapan teknologi AI di lingkungan akademik dan memastikan bahwa siswa dan staf dapat memperoleh manfaat dari alat AI yang mutakhir.
OpenAI mengatakan bahwa dalam pengujiannya dengan mitra universitasnya, kasus penggunaan telah diperluas hingga mencakup cara-cara inovatif untuk membuat AI dapat diakses oleh mahasiswa, dosen, peneliti, dan operasional kampus.
Ia menambahkan ChatGPT Edu dirancang untuk sekolah yang ingin menerapkan AI secara lebih luas kepada siswa dan komunitas universitasnya. Pendidikan ChatGPT meliputi:
– Akses ke GPT-4o, unggul dalam analisis teks, coding dan matematika.
– Fitur lanjutan seperti analisis data, penelusuran web, dan ringkasan dokumen.
– Kemampuan untuk membuat GPT, versi khusus ChatGPT dan membagikannya dalam ruang kerja universitas.
– Batas pesan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ChatGPT versi gratis.
– Kemampuan bahasa ditingkatkan dalam kualitas dan kecepatan, dengan dukungan lebih dari 50 bahasa.
– Keamanan yang kuat, privasi data, dan kontrol administratif seperti izin grup, SSO, SCIM 1, dan manajemen GPT.
– Percakapan dan data tidak digunakan untuk melatih model OpenAI.
Pilihan Editor: Dituding plagiat suara Scarlett Johansson, OpenAI matikan fitur asisten suara ChatGPT
Juru Bicara KPK mengatakan, SPI telah menjadi program prioritas nasional terkait revolusi mental dan pengembangan kebudayaan. Baca selengkapnya
Salah satu tokoh pendidikan, Iskandar Poltak Simandjuntak. Beliau adalah pendiri Yayasan Bopkri, berikut profilnya. Baca selengkapnya
UBM senantiasa menunjukkan komitmennya untuk menjadi perguruan tinggi swasta unggul yang menghasilkan lulusan terbaik yang kompeten dan berdaya saing di era global ini. Baca selengkapnya
Forum Australia-Indonesia diluncurkan untuk meningkatkan tata kelola dan manajemen universitas. Baca selengkapnya
Selain ChatGPT, berikut beberapa rekomendasi AI yang bisa dijadikan alternatif. Beberapa dari mereka dibayar. Baca selengkapnya
Empat profesor Amerika sedang melakukan program kolaborasi dengan sebuah universitas Tiongkok ketika mereka ditikam oleh seorang pria di Taman Beishan, Tiongkok. Baca selengkapnya
Survei Penilaian Integritas Pendidikan (SPI) tahun 2023 yang dilakukan Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) menunjukkan bahwa masyarakat kerap melakukan praktik suap dalam penerimaan peserta didik baru. Baca selengkapnya
Australia dan Indonesia meluncurkan kemitraan pendidikan baru selama empat tahun yang disebut INOVASI Baca selengkapnya
Bagi kamu yang sedang mencari beasiswa ke luar negeri, kamu perlu mengetahui negara-negara yang pendidikannya gratis. Berikut ulasannya. Baca selengkapnya
Kampus terbaik di Indonesia masuk dalam QS WUR 2025. Baca selengkapnya
