Mengenal Thudong, Ritual Jalan Kaki Para Biksu Menuju Candi Borobudur Jelang Waisak

TEMPO.CO, Jakarta – Jelang perayaan Tri Suci Waisak 2568 BE, banyak biksu dari berbagai negara yang melakukan upacara thudong di Candi Borobudur, Jawa Tengah. Biksu thudong dilepasliarkan di Taman Mini Indonesia Indah pada Selasa 14 Mei 2024. Apa itu thudong dan maknanya bagi umat Buddha?

Thudong merupakan perjalanan tradisional para biksu (biksu) dengan berjalan kaki sejauh ribuan kilometer. Thudong berasal dari kata Pali dhutanga yang berarti disiplin ketat. Ritual ini dilakukan untuk melakukan 13 praktik pertapaan seperti yang diajarkan oleh Sang Buddha. Melalui thudong, para biksu berlatih untuk menyatu dengan alam, menjalani kehidupan sederhana, dan mencapai tataran pikiran dan latihan Thudong

Thudong memiliki banyak tujuan besar. Pertama, latihan ini mengajarkan disiplin dan pengendalian diri kepada para bhikkhu. Mereka harus bersiap berpuasa, mengendalikan emosi, dan hidup sederhana selama perjalanan.

Kedua, thudong adalah cara untuk memperdalam latihan spiritual dan memperoleh kebijaksanaan yang lebih besar.

Ketiga, thudong mengedepankan kebajikan seperti kemurahan hati, di mana para biksu mengandalkan dukungan material dan emosional dari orang-orang yang mereka temui di sepanjang jalan.

Thudong secara tradisional dilakukan sebelum hari raya besar Budha seperti Waisak. Pada tahun 2024, sebanyak 40 biksu dari berbagai negara antara lain Malaysia, Singapura, Thailand, dan Indonesia akan menampilkan thudong dalam rangka memperingati Trilogi Suci Waisak BE ke-2568 di Candi Borobudur pada tanggal 23 Mei 2024. Proses Perjalanan Thudong

Pada tahun 2024, Direktur Jenderal komunitas Budha terkemuka, Supriyadi, secara resmi akan menyambut dan mengirimkan 40 biksu Thudong dari Thailand untuk melakukan perjalanan spiritual ke Candi Borobudur. Acara penyambutan digelar di Gedung Sasono Adiguno, TMII, Jakarta.

Ritual pelepasan di TMII melibatkan berbagai kegiatan, antara lain mengumpulkan lampu air di Anjungan Yogyakarta dan menulis permohonan. Lampu tersebut berisi berbagai harapan yang mencerminkan semangat hari raya Waisak. Selain itu, pertemuan dilanjutkan dengan doa oleh penganut berbagai agama, pelepasan hewan, meditasi mendalam, dan lampion yang mengapung di Danau Nusantara. Sebelum memulai perjalanan, para biksu juga mengunjungi Vihara Arya Dwipa Arama yang terletak di TMII.

Tahun lalu, para biksu asal Thailand melakukan ritual thudong dengan melakukan perjalanan dari negaranya menuju Candi Borobudur. Namun, pada tahun ini tradisi berwisata dari Semarang ke Candi Borobudur tetap dilestarikan.

Selama perjalanan, para biksu akan melewati hutan, gunung, gua, dan tempat suci. Mereka membawa sedikit uang dan makanan, mengandalkan dukungan dari orang-orang yang mereka temui. Kejadian ini memperkuat keyakinan mereka terhadap kebajikan yang diajarkan Sang Buddha.

Thudong bukan hanya perjalanan fisik tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam. Dengan mengikuti praktik ini, para biksu berupaya untuk meninggalkan tiga dosa utama dalam agama Buddha: kemarahan, ketidaktahuan, dan nafsu. Mereka juga mengajarkan dan menunjukkan nilai-nilai toleransi antar umat beragama yang terlihat dari dukungan masyarakat Indonesia selama perjalanannya.

Melalui thudong, para biksu menunjukkan komitmennya terhadap hidup sederhana dan dekat dengan alam serta ajaran Buddha. Latihan ini adalah saat refleksi mendalam dan perjuangan untuk menemukan kebahagiaan sejati dalam diri dan manusia.

PUTRI ANNE

Pilihan Editor: Kisah Perjalanan Thudong ke Thailand: 33 Biksu Pertama, Satu Terluka

Pada hari Waisak, umat Buddha mengunjungi biara dan kuil setempat untuk berdoa. Umat ​​​​Buddha juga umumnya berpikir bahwa mereka hidup damai. Baca selengkapnya

DPP Partai PDIP melepas pengungsi pembawa obor perjuangan yang berasal dari api abadi Mrapen, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah untuk Munas PDIP. Baca selengkapnya

Saat Waisak, ada adat dan tradisi menarik yang bisa Anda saksikan selengkapnya

Inilah candi Budha tertua di Indonesia yang membuktikan pengaruh agama ini di masa lalu. Baca selengkapnya

Latihan Thudong diyakini telah dilakukan sejak zaman Buddha. Dalam setahun, bhante akan melakukan perjalanan selama empat bulan untuk melakukan ritual ini. Baca selengkapnya

Menjelang Waisak 2568 BE pada 23 Mei 2024, sekitar 40 orang biksu (biksu) melakukan ritual thudong di Candi Borobudur

Thudong atau perjalanan biksu dari berbagai negara akan dimulai dari Semarang menuju Candi Borobudur untuk perayaan Waisak. Baca selengkapnya

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat 854.728 penumpang selama libur panjang Paskah dan libur nasional 8 hingga 12 Mei 2024 Baca Selengkapnya

Festival Waisak di Candi Borobudur tidak hanya sekedar atraksi wisata, namun mengedepankan kemurnian ibadah. Baca selengkapnya

Penghapusan persyaratan asuransi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung untuk menjelajahi budaya, lanskap, dan warisan unik Bhutan. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *