Merantau untuk Mencari Jati Diri

TEMPO.CO , Jakarta – Seorang remaja putri berbaju merah bersiap berpamitan dengan keluarganya dan berangkat ke luar negeri. Seorang gadis bernama Ruby mengucapkan selamat tinggal kepada ibu dan adik perempuannya di panggung tingkat kedua.

Puluhan orang mengantri untuk tampil di panggung utama saat Ruby keluar. Anda dapat melihat banyak kelompok orang melakukan aktivitasnya. Sekelompok orang sedang melakukan senam, ada orang yang membeli sayuran seolah-olah sedang berada di pasar. Banyak juga ibu-ibu yang sedang menyapu atau seorang laki-laki yang menerbangkan layang-layang di sekitar panggung. Di sisi lain, para pemuda menari dan para wanita juga menari dengan bretel. “Dayang-dayuang. Dayuang-dayuang,” terdengar menyanyikan lirik Dayuang Sangatgam, sebuah lagu tradisional Minangkabau ciptaan Lilik Sugiarto.

Musikal Mirantao: Sebuah Kantata dalam Perjalanan Kalibrasi Diri pada 2 Juni 2024 di TIM, Jakarta/PSM UI Paragita

Nuansa tradisional Sumatera Barat sangat terasa pada penampilan pembuka malam itu. Dengan 70 orang atau lebih bernyanyi dan menari bersama di atas panggung, panggung terasa penuh sesak. Jika jumlah penyanyinya lebih sedikit maka bukan paduan suara. Namun, pada panggung pertunjukan bertajuk Musikal Merantau: Sebuah Kantata dalam Perjalanan Kalibrasi Diri, para penyanyi paduan suara berhasil tampil sebagai pemeran utama pertunjukan.

Jika Anda terbiasa menonton penampilan paduan suara, konsep yang biasa mereka gunakan adalah para penyanyi dalam paduan suara tersebut menyanyikan lagunya tanpa tampil di tengah panggung. Namun kali ini PSM Universitas Indonesia Paragita merekrut penyanyi paduan suara untuk ikut serta bersama pemeran utama pertunjukan musik tersebut. Ini juga merupakan terobosan besar bagi kami. Pertama kali kami mengemas konser paduan suara menjadi konser pertunjukan musikal, kata direktur artistik dan desainer panggung Musikal Maranta Jalosta kepada Tempo di Taman Ismail Marzuki, 2 Juni 2024. Jakarta.

Musikal Merantau: Sebuah Kantata dalam Perjalanan Kalibrasi Diri pada 2 Juni 2024 di TIM, Jakarta/PSM UI Paragita

Terobosan lain dalam pertunjukan ini adalah bagaimana mereka benar-benar melatih anggota paduan suara dari angkatan 1983 hingga angkatan 2023 untuk mengikuti pertunjukan ini, kata Jalosta. Mereka hadir baik di depan maupun di belakang layar. “Ini benar-benar produksi independen kami, tanpa bantuan event organizer,” kata Jalosta yang juga menduduki berbagai posisi, termasuk stage manager.

Sutradara musik Mirantau, Maria Martinangsia mengatakan, ide awal musikal Mirantau lahir pada tahun 2022. “Selama lebih dari setahun, ide tersebut berkembang, diasah, dan dipoles hingga menjadi seperti yang kami hadirkan saat ini,” kata Maria yang menyutradarai musikal tersebut. Bersama rekannya Ramona Insolangi.

Pementasan ‘Musikal Merantau: Kantata dalam Perjalanan Kalibrasi Diri’ bercerita tentang Ruby, murid Rana Manang yang merantau ke Jakarta. Cobalah untuk merenungkan hidup Anda dengan melihat masa lalu Anda. Ia teringat sosok ayahnya yang meninggalkan ibu, adiknya, dan dirinya sendiri di masa kecil. Dalam perjalanan ke Jakarta, Ruby membayangkan masa depannya bersama pria yang dicintainya sejak SMA, Bara.

Kisah Ruby bisa menjadi cerminan komunitas Paragita PSM UI yang tahun ini menginjak usia 40 tahun. “40 tahun bukanlah waktu yang singkat. Kami Pargeeta telah melalui fase-fase yang berbeda sepanjang waktu. Dan ini adalah cara untuk menemukan identitas kami sebagai komunitas untuk menjadi seperti ini,” kata Kartika RB, produser eksekutif Mirantau Musical.

Kisah merantau juga dianggap mirip dengan pengalaman para penyanyi grup paduan suara ini. Saat saya masih mahasiswa dan pertama kali bergabung dengan tim PSM UI Paragita, hampir semua penyanyinya adalah anak asing dari berbagai daerah di Indonesia. “Sebagai anak-anak perantauan, kami mempunyai asal usul yang berbeda-beda. Namun kami bertemu di satu tempat dan akhirnya tumbuh bersama di tempat baru tersebut,” lanjut Kartika.

Musikal Merantau: Sebuah Kantata dalam Perjalanan Kalibrasi Diri pada 2 Juni 2024 di TIM, Jakarta/PSM UI Paragita

Setelah melalui berbagai tahapan perjalanan organisasi selama 40 tahun dan niscaya melewati berbagai tahapan kekacauan dalam organisasi, ia mencapai tahap penerimaan diri. “Kami akhirnya bisa menerima diri kami sendiri. Inilah diri kami sebenarnya,” kata Kartika.

Direktur Utama PSM UI Paragita Inang Katamsi menambahkan, dalam empat dekade berdirinya organisasi, paduan suara mahasiswa telah mengatasi segala tantangan. Namun satu hal yang tetap sama, kecintaan bernyanyi dalam paduan suara selalu menjadi motivasi saya dan staf pelatih untuk terus berkembang bersama PSM UI Paragita selama puluhan tahun, ujarnya.

Ia mengartikan kata mirantau dalam musikal mirantai berarti dari mana ia berasal atau dilahirkan dan berpindah ke suatu tempat untuk menjalani hidup baru. “Hal ini sejalan dengan semangat Paragita sebagai transformasi menuju Paragita baru tanpa melupakan jati diri kita yang sebenarnya,” ujarnya.

Musikal Mirantao: Sebuah Kantata dalam Perjalanan Kalibrasi Diri pada 2 Juni 2024 di TIM, Jakarta/PSM UI Paragita

Mirantau menyuguhkan pertunjukan musik sebanyak 12 karya musik yang terbagi dalam 2 pertunjukan. Lagu-lagu terpilih merupakan lagu-lagu yang dibawakan dalam 40 tahun perjalanan PSM UI Paragita. Ada lagu berbahasa daerah seperti ‘Dewang Sangatgam’ yang berasal dari Rana Manang. Ada juga lagu berbahasa Indonesia seperti lagu ‘Renongan’ karya Eros Jarot dan Dodi Suikasa yang diaransemen oleh Bonar Sihombang. Lalu ada lagu berbahasa Inggris seperti ‘Signed, Sold, Delivered I’m Yours’ karya Stevie Wonder, Sarita Wright, Lee Garrett dan Lola May Hardaway yang diaransemen oleh Alan Billingsley.

Salah satu yang menarik perhatian Tempo adalah saat grup tersebut menyanyikan lagu ‘Bahasa Clubo’ karya Titi Dwe Jayati, Dori Kalmas, dan Andy Rianto yang diaransemen oleh Andreano Alvin Hortono. Meski banyak lagu yang dinyanyikan secara terpisah oleh penyanyi tim Para atau Geeta, namun di lagu yang pernah dipopulerkan oleh Titi DJ ini, kedua tim bernyanyi bersama. Banyaknya penyanyi yang meninggikan suaranya begitu keras hingga memenuhi ruangan, membuat penonton cukup emosional.

Tak hanya itu, dari puluhan lagu yang dibawakan, hanya lagu berbahasa Kalbo yang menambahkan bahasa isyarat pada beberapa penampilan mereka. Tentu saja hal ini lebih masuk akal untuk sebuah lagu yang sudah digemari masyarakat.

Christian Virjadi, pelatih, sound engineer dan komposer lagu ‘Merentau’ mengatakan, lagu Bahasa Clubo sebenarnya merupakan puncak dari kisah perjalanan Ruby dalam menilai kembali hidupnya. Lagu ini juga bisa menjadi “cermin” bagi PSM UI Paragita. “Sudah sampai mana perjalanan kita ini? Bahasa hati yang kita ungkapkan bukanlah berbicara kepada kekasih yang kita cintai, melainkan kepada diri kita sendiri,” kata Christian.

Musikal Merantau: Sebuah Kantata dalam Perjalanan Kalibrasi Diri pada 2 Juni 2024 di TIM, Jakarta/PSM UI Paragita

Untuk menambah kemeriahan musik penonton, malam itu Kristian mengajak penonton menyanyikan beberapa lirik lagu terbarunya Mirantau di Gedung Agung Teater Taman Ismail Marzuki (TIM). Pahami, rasakan, nikmati Merintau. Pahami setiap perasaan, melangkahlah bertanya. Nikmati perjalanan melalui setiap cerita Merintau yang kita miliki, kata Christian yang mendampingi para penyanyi.

Dalam lirik tersebut, Christian mencoba mengingatkan kita bahwa tidak semua orang bisa menghapus masa lalu. Satu-satunya hal yang dapat dikendalikan oleh manusia adalah saat ini. Masa depan masih menjadi tanda tanya bagi semua orang. “Kita harus memahami apa yang terjadi sebelumnya. Kalau kita memahaminya, kita akan lebih percaya diri menjalani hari ini. Meski yakin, kita harus memikirkan masa depan. Tapi meski penuh pertanyaan, itu penting bagi kita. Lanjutkan .dan nikmati perjalanannya, karena itulah arti hidup,” kata Cristian menjelaskan arti lagu tersebut.

Mengumpulkan ansambel akting dan menyanyi yang berjumlah sekitar 110 peserta tentu bukan perkara mudah. Cerita yang solid dan eksekusi nada yang sempurna sangat penting agar penonton dapat memahami tujuan pertunjukan. Musikal Merantau: kantata perjalanan kalibrasi diri tidak banyak berdialog. Mereka kebanyakan menggunakan lagu untuk bercerita tentang perjalanan hidup Ruby. Namun, yang sedikit membingungkan penonton adalah lompatan waktu yang terkadang bergerak maju dan mundur dalam cerita. “Saya tidak akan mengerti cerita Ruby kalau tidak membaca katalognya,” ujar salah satu penonton yang mengaku bingung dengan bolak-balik cerita Ruby.

Tak ayal, memadukan seni paduan suara dan teater sekaligus menjadi sebuah langkah besar bagi PSM UI Paragita. Karthika berharap timnya bisa terus berbuat lebih banyak lagi ke depannya. “Semoga kita bisa lebih berkontribusi lagi pada paduan suara dan seni pertunjukan secara umum. Selain itu, Pargeeta bisa kembali berjaya,” kata Karthika.

Pilihan Editor: Paragita UI berpartisipasi dalam Manila Choir Festival.

Rieke Diah Pitaloka dan Ono Surono masuk dalam pertukaran nama PDIP untuk maju di Pilgub Jabar 2024.

Muhammad Afif Muzaffar mengaku sudah lama bercita-cita menjadi dokter. Terkadang mimpi tersebut membuat anda takut SNBT tidak akan terjadi. Bagaimana jika gagal? Baca selengkapnya

Arfila Ahad Dori, adik Aksina Ahad Dori, berharap polisi bisa mengungkap misteri kematian adiknya yang telah menunggu selama 9 tahun. Baca selengkapnya

Kasus meninggalnya mahasiswa IU Aksina Ahad Dori kembali terkuak. Polisi Kirim SP2HP ke Keluarga Aksena Baca Selengkapnya

UI masih berkonsultasi dengan Kementerian Pendidikan mengenai penerimaan tunggal tahun 2024 yang memiliki jumlah pendaftar terbanyak di Indonesia. Baca selengkapnya

Tes Tulis Komputer Seleksi Nasional (UTBK SNBT) 2024 muncul 785 ribu calon siswa dan diterima 190.444 orang. Baca selengkapnya

Kampus terbaik di Indonesia masuk QS WUR 2025 Baca selengkapnya

UI, UGM dan Unpad naik peringkat sesuai versi QS WUR 2025 Apa Kata Kampus? Baca selengkapnya

Peringkat UI secara keseluruhan naik menjadi 206, atau kedelapan di Asia Tenggara, dari 237 pada tahun lalu. Baca selengkapnya

Si kembar siam pertama yang berhasil dipisahkan di Indonesia, Yuliana dan Yuliani, sama-sama dipisahkan pada tahun 1987 berkat operasi yang dipimpin oleh Dr. Padmusantjojo. Baca semuanya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *