Momentum World Water Forum, Walhi Bali Desak Pemerintah Stop Proyek yang Merusak Subak dan Rakus Air

TEMPO.CO , Jakarta – Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali menilai sejumlah proyek infrastruktur perairan yang digagas pemerintah justru mengancam ketahanan dan kesejahteraan air di Pulau Dewata. Pendapat tersebut merupakan tanggapan Walha terhadap agenda World Water Forum ke-10 yang digelar di Nusa Dua, Bali, 18-25 Mei 2024.

Direktur WALHI Bali Made Krishna Dinata mengatakan pembangunan infrastruktur telah menghancurkan dan menghilangkan subak, sebutan untuk sistem irigasi tradisional Bali. Misalnya, pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi sepanjang 96,21 kilometer akan mencakup lahan sawah produktif seluas 480,54 hektar dan 98 subak.

“Hal ini berdampak pada pemanfaatan tanaman pangan untuk pertanian bahkan degradasi tanaman,” kata Krisna dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 21 Mei 2024.

Menurutnya, Subak merupakan reservoir air alami. Setiap hektar Subak menampung 3000 ton air, tinggi kolam sekitar 7 sentimeter. Berkurangnya subakwe membuat Bali semakin rentan terhadap bencana alam, khususnya banjir.

Walhi Bali juga memprotes Proyek Terpadu Pelabuhan Sangsit di Bali utara yang berpotensi merusak 26.193 meter persegi sawah dan empat kawasan subak. Pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Bali Timur juga mengorbankan lahan sawah seluas 9,38 hektare dan mengganggu fungsi Subak Gunak.

Krisna juga menyoroti transformasi lahan yang masif melalui proyek akomodasi pariwisata, khususnya hotel, yang jumlahnya mencapai tiga kali lipat. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan jumlah hotel berbintang yang mencapai 113 hotel pada tahun 2000, akan meningkat menjadi 541 hotel pada tahun 2023. Pada periode yang sama, jumlah kamar yang tersedia meningkat drastis dari 19.529 menjadi 54.184.

Kegiatan operasional selama pembangunan proyek tersebut diyakini banyak memakan air. Air Tanah (GW) juga digunakan untuk menampung wisatawan. Alokasi ruang terbuka hijau juga belum memenuhi kriteria 30 persen luas wilayah.

“Beberapa ahli mengatakan terjadi over-tourism bahkan over-development di Bali,” kata Krisna.

Krisna mengutip sejumlah penelitian menyebut akomodasi pariwisata merupakan industri padat air. Misalnya satu kamar hotel membutuhkan 800 liter air per hari. “Ini lebih dari kebutuhan rumah tangga,” katanya.

Atas seluruh temuan tersebut, lanjut Krisna, Valhi Bali mendesak pemerintah menghentikan segala jenis pembangunan yang bersifat ekstraktif dan merusak lingkungan. “Yang Mengancam Ketersediaan Air dan Subak di Bali”.

Pilihan Editor: Ucapan Jokowi Soal Infrastruktur dan Pengelolaan Air di World Water Forum, Walhi: Tak Akan Selesaikan Krisis

Para pecinta kuliner akan menikmati jajanan kaki lima yang lezat dan berkesempatan bertemu dengan para chef di Ubud Food Festival 2024. Baca selengkapnya

Festival Penggubah Wanita Wrdhi Cwaram selama tiga hari akan diadakan di Sasana Budaya, Singaraja, Bali mulai tanggal 31 Mei hingga 2 Juni 2024. Baca selengkapnya

Satgas BLBI kembali menguasai aset debitur atau debitur BLBI di wilayah Bali dengan total nilai sekitar Rp 17,94 miliar. Baca selengkapnya

Lokasi sumber air ternyata tidak mencukupi kebutuhan penduduk di IKN. Baca selengkapnya

Sejak abad ke-19, bangsa Eropa turut berperan dalam mempromosikan Bali sebagai kawasan wisata. Benarkah kini banyak dijajah turis asing? Baca selengkapnya

Penjelasan Turbulensi Cuaca Cerah Saat Insiden Singapore Airlines SQ321 Top 3 Top 3 Tekno Minggu 26 Mei 2024 Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia berjanji untuk memperkuat kerja sama bidang air pada Forum Air Dunia 2024 Baca selengkapnya

DKS Group, pionir industri hotel mewah, mengumumkan kemitraan bisnis terbarunya dengan Marriott International untuk pembukaan JW Marriott Bali Ubud Resort & Spa. Baca selengkapnya

Valhi khawatir Subak dalam bahaya. Pemerintah Provinsi Bali telah menegaskan komitmennya terhadap pelestarian sistem perairan warisan budaya. Baca selengkapnya

Kritik terhadap PWF yang menjadi tuan rumah forum air terbesar dunia di Bali adalah hal yang wajar. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *