Pakar Sebut Perlunya Edukasi Diabetes agar Penanganan Lebih Mudah

TEMPO.CO, Jakarta – Data International Diabetes Federation (IDF) menunjukkan jumlah penderita diabetes di dunia pada tahun 2021 akan mencapai 537 juta jiwa. Angka tersebut diprediksi akan terus meningkat hingga mencapai 643 juta pada tahun 2030 dan 783 juta pada tahun 2045. Menurut IDF, Indonesia menempati peringkat kelima negara dengan jumlah penderita diabetes tertinggi dengan 19,5 juta penderita pada tahun 2021. dan diperkirakan menjadi 28,6 juta pada tahun 2045. Permasalahan ini mengkhawatirkan Kementerian Kesehatan, mengingat diabetes melitus merupakan ibu dari segala penyakit. Diabetes dapat menyebabkan beberapa penyakit lainnya.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Departemen Penyakit Endokrin, Metabolik dan Diabetik, Departemen Klinik Penyakit Dalam FKUI RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Tri Juli Edi Tarigan mengatakan pentingnya edukasi diabetes agar mudah dalam penanganannya.

“Pendidikan diutamakan untuk memahami masyarakat, jadi ini bukan hanya tentang pengobatan yang sebenarnya. Masyarakat harus paham dulu apa itu diabetes,” kata Tri Julie pada Webinar Obrolan Pintar Diabetes, Sabtu, 15 Juni 2024.

Pengertian Penyakit Diabetes yang biasa disapa Tije menjelaskan, masyarakat luas harus memahami apa itu penyakit kencing manis atau yang biasa disebut diabetes melitus, bila kadar gula atau glukosa darah melebihi batas normal sehingga menimbulkan penyakit kronis. Selain itu, masyarakat perlu memahami cara mengontrol kadar gula darah, termasuk mengatur asupan makanan, serta memahami perjalanan penyakit diabetesnya dan perlunya pengobatan.

Menurutnya, tidak hanya penderita diabetes yang harus mengatur pola makannya, tapi masyarakat secara keseluruhan. Setelah itu, penting juga untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang sesuai dosis, tidak kurang dan tidak lebih, untuk menghindari risiko yang lebih serius.

Kemudian prioritaskan olahraga rutin minimal 30 menit sehari. Untuk kontrol penuh terhadap asupan makanan dan pola hidup sehat, ia mengimbau masyarakat berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan informasi dan pengobatan yang tepat mengenai kondisi kesehatan terkait diabetes.

“Kalau sudah paham, masyarakat kooperatif. Kalau sudah paham, mereka mau mengikuti petunjuk dokter dan pengobatannya,” ujarnya.

Thie menambahkan, pencegahan diabetes yang pertama adalah dengan mengontrol konsumsi gula berlebih pada makanan atau minuman dan aktivitas fisik yang konsisten setiap hari. “Jadi pola pikirnya adalah tetap aktif kapan pun Anda bisa. Jika Anda mengontrol gula darah dengan cara ini, Anda tidak memerlukan obat-obatan,” ujarnya.

Pilihan Editor: Pusing saat berdiri bisa jadi kerusakan saraf akibat diabetes

Serangan jantung merenggut nyawa Michael Jackson, Lisa Marie Presley dan Didi Kempot. Apa saja faktor risikonya? Baca selengkapnya

Pala merupakan rempah lokal asal Indonesia yang memiliki banyak manfaat. Berikut manfaat pala lainnya. Baca selengkapnya

Istilah jamaah lanjut usia dan jamaah lanjut usia digunakan untuk menyebut kelompok jamaah yang memerlukan perhatian khusus selama menunaikan ibadah haji. Baca selengkapnya

Pentingnya mengedukasi masyarakat mengenai penyakit diabetes agar mudah diobati. Baca selengkapnya

Studi tentang hubungan antara waktu latihan dan efektivitas latihan didasarkan pada data yang dikumpulkan dari uji coba terkontrol secara acak. Baca selengkapnya

Meski terkenal sebagai makanan super, tidak semua orang bisa mengonsumsi madu. Siapa mereka? Baca selengkapnya

Gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan. Lalu berapakah kadar gula darah yang normal? Ini informasinya. Baca selengkapnya

Penderita diabetes mudah menderita kelaparan akibat perubahan fungsi insulin. Baca selengkapnya

Penderita diabetes sebaiknya mengonsumsi ikan berikut ini, namun tidak disarankan menggorengnya hingga matang

Memeriksa gula darah secara rutin memiliki banyak manfaat tidak hanya bagi penderita diabetes. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *