Pakar Sebut Sosialisasi Imunisasi Lebih Mudah lewat Media Sosial

TEMPO.CO, Jakarta – Media sosial bisa menjadi sarana yang mudah untuk menyosialisasikan manfaat imunisasi kepada masyarakat. Itu adalah Prof. Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dr. Dr. Soedjatmiko Sp.A(K).

Hingga Selasa, 21 Mei 2024, 66 persen penduduk memiliki ponsel pintar dan mengakses informasi melalui media sosial dan 83 persen melalui WhatsApp, kata Cominfo.

Informasi yang dibagikan di media sosial bisa lebih menarik, apalagi jika dilengkapi gambar dan suara, sehingga pesan tentang manfaat imunisasi dapat tersampaikan, ujarnya. Namun, informasi yang diberikan harus menekankan manfaat imunisasi bagi kesehatan dan risiko jika tidak diimunisasi secara lengkap.

Penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin yang jarang diberitakan di media antara lain hepatitis C untuk mencegah kanker hati dan imunisasi BCG pada anak untuk mencegah TBC, termasuk pneumonia, ensefalitis, TBC dan vaksin polio untuk mencegah kelumpuhan permanen. , DPT, HIB, pilek dan batuk rejan 100 hari, serta pencegahan penyakit difteri yang dapat menyebabkan gangguan saluran pernafasan dan kerusakan otot jantung akibat keracunan difteri.

Selain itu, imunisasi dapat mencegah stomatitis akibat tetanus, kekakuan otot jantung, pneumonia, infeksi bakteri pneumokokus, rotavirus, dan pneumonia yang dapat menyebabkan diare parah. , penyakit campak dan rubella menyerang otak untuk mencegah risiko kematian akibat virus tersebut, yang dapat menyebabkan cacat lahir dan mengurangi risiko pembekuan darah pada demam berdarah dengue.

“Tidak banyak orang yang membicarakan bahaya penyakit ini di televisi dan media sosial. Pencegahan imunisasi juga jarang dibicarakan, dan orang tanpa KIPI tidak dilaporkan, sedangkan KIPI lebih sering dilaporkan. “Pelatihan tenaga kesehatan juga terbatas dan terlalu banyak bicara mengenai target imunisasi,” jelasnya.

Imunisasi juga tidak berbahaya. Faktanya, hal ini akan bermanfaat, karena penelitian di banyak negara menunjukkan bahwa imunisasi rutin meningkatkan kekebalan spesifik anak-anak pada tahun-tahun kritis, seperti masa bayi dan sekolah. Miko juga mengatakan, para orang tua dapat mengikuti jadwal imunisasi yang dikeluarkan IDAI dan Kementerian Kesehatan. Imunisasi dapat mencegah penyakit ini menjadi serius.

“Imunisasi yang tidak lengkap dapat menyebabkan penyakit serius atau kematian. Orang yang mendapat imunisasi lengkap memang bisa sakit, tapi sangat jarang dan penyakitnya tidak serius. Pengobatan penyakit serius sulit dan memakan waktu lama, serta jika mengalami disabilitas dapat menjadi beban keluarga. “Jadi jangan sampai sakit, imunisasi saja, gratis,” kata anggota Satgas Imunisasi IAU itu.

Pilihan Editor: Pentingnya Imunisasi PCV dalam Mencegah Pneumonia pada Anak

Kominfo akan membentuk Dewan atau Lembaga Media Sosial untuk mengatur konten media sosial. Baca selengkapnya

Presiden Republik Ceko, Petr Pavel, terluka saat mengendarai sepeda motor dan dilarikan ke rumah sakit. Baca selengkapnya

Bio Pharma sedang mengkomersialkan vaksin Qdenga, vaksin demam berdarah yang dikembangkan bekerja sama dengan Takeda. Baca selengkapnya

Ketakutan terhadap berbagai hal, seperti pendapat rekan kerja, cara berpakaian, dan perilaku yang mungkin dianggap aneh oleh orang lain, merupakan ciri-ciri FOPO. Baca selengkapnya

Kekebalan terhadap beberapa virus dan bakteri hanya dapat diperoleh melalui imunisasi yang harus diberikan sejak bayi hingga usia sekolah. Baca selengkapnya

Tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional atau Harkitnas. Berikut 20 link twibbon gratis. Baca selengkapnya

Tahun ini merupakan peringatan 26 tahun Reformasi. Ingatkan diri Anda akan semangat pembaharuan dengan memposting twibbon pembaharuan. Berikut 15 tautannya. Baca selengkapnya

Imunisasi PCV diberikan untuk mencegah infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan pneumonia. Baca selengkapnya

Seorang wanita bernama Nimas Sabella asal Surabaya diteror oleh pria yang sudah terobsesi dengannya selama 10 tahun. Kisah ini sudah viral di media sosial, baca teks lengkapnya

Kisah Nimas Sabella yang dilecehkan seorang pria selama sepuluh tahun viral di media sosial. Polda Jatim juga sudah pindah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *