Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menguraikan tujuh kombinasi kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Langkah ini dilakukan di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global.

“BI terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran,” ujarnya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan BI tahun 2024, Rabu, 24 April.

Prinsip pertama menyatakan bahwa kenaikan struktur suku bunga pasar uang sama dengan kenaikan BI rate. Selain itu, hal ini juga konsisten dengan kenaikan imbal hasil Treasury AS dan premi risiko global.

“Menjaga daya tarik imbal hasil aset keuangan dalam negeri dan aliran masuk portofolio asing, menjaga stabilitas rupee.”

Kedua, meningkatkan stabilisasi rupee. Eksekusinya dilakukan melalui intervensi di pasar valas melalui transaksi spot, domestic unsold forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Ketiga, memperkuat strategi forward feedback dan valuta asing yang kompetitif untuk menjaga kecukupan likuiditas perbankan. Keempat, memperkuat strategi kebijakan fiskal yang ramah pasar untuk meningkatkan efektivitas kebijakan moneter.

“Termasuk optimalisasi Surat Berharga Bank Indonesia Rupiah (SRBI), Surat Berharga Asing Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valuta Asing Bank Indonesia (SUVBI),” kata Perry.

Kebijakan kelima menyangkut penguatan penerapan kebijakan makroprudensial yang longgar untuk merangsang pertumbuhan kredit dan/atau keuangan. Hal ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan tetap menjaga stabilitas sistem keuangan.

Ada berbagai cara yang ditempuh BI untuk memperkuat penerapan kebijakan makroprudensial yang longgar. Misalnya dengan memperkuat kebijakan promosi likuiditas makroprudensial untuk merangsang pertumbuhan kredit/pembiayaan dengan memperluas cakupan sektor-sektor prioritas.

“Ini adalah sektor pendukung lanjutan, konstruksi dan manufaktur real estate, ekonomi kreatif, industri otomotif, perdagangan, listrik-gas-air murni dan jasa sosial, serta mulai 1 Juni. 2024″.

Bi mempertahankan rasio penyangga modal countercyclical sebesar 0 persen dan rasio perantara makroprudensial sebesar 84 hingga 94 persen. Kemudian, rasio penyangga likuiditas makroprudensial (PLM) sebesar 5 persen dengan fleksibilitas repo sebesar 5 persen, sedangkan rasio PLM Syariah sebesar 3,5 persen dengan fleksibilitas repo sebesar 3,5 persen.

Kebijakan lainnya adalah memperdalam kebijakan transparansi tingkat suku bunga utang utama (SBDK) dengan melakukan pendalaman suku bunga utang berdasarkan sektor ekonomi.

Terakhir, kebijakan yang ditujukan untuk memperkuat literasi digital dan manajemen risiko penyelenggara sistem pembayaran dan masyarakat. Inisiatif ini mencakup berbagai inovasi yang dapat didukung.

“Memperkuat stabilitas sistem pembayaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan”.

Pilihan Editor: BI naikkan suku bunga dasar menjadi 6,25 persen, Perry Warjiyo: Untuk memperkuat stabilitas rupee

Prabowo mengatakan, hanya butuh waktu 3-4 tahun bagi Indonesia untuk bisa sejahtera. Ini janji Prabowo-Gibran pada 2024. Kampanye presiden

BERITA EKONOMI DAN BISNIS TERATAS KAMIS 2024 Pada tanggal 9 Mei, Program Pelatihan Praktisi Gratis atau PPDS dimulai. Baca selengkapnya

Bank Indonesia mendorong pembayaran tunai, namun tetap meminta vendor BI untuk menerima pembayaran tunai dan memberikan layanan

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen akan tercapai pada tahun ini. Baca selengkapnya

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate meningkatkan aliran modal asing ke Indonesia. Baca selengkapnya

Meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen, Bank Indonesia Danamon belum berencana menaikkan suku bunga KPR.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan 6,1 bulan pembiayaan impor atau 6,0 bulan pembiayaan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Baca selengkapnya

Pertumbuhan ekonomi yang positif perlu dikelola secara bijak akibat ketidakpastian global. Baca selengkapnya

LPEM FEB UI menjelaskan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan masih stagnan. Baca selengkapnya

BPS menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen year-on-year atau year-on-year (yoy). Baca semua

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *