Pemerintah Pusat dan Pemkot DKI Bakal Tanggung Biaya Pinjaman Proyek Pembangunan Jalur MRT Jakarta Timur-Barat

TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Jenderal MRT Jakarta Tuhiyat mengatakan pemerintah pusat dan Pemkot DKI Jakarta akan menanggung biaya pinjaman proyek pembangunan Jalur MRT Jakarta Timur-Barat oleh Japan International Cooperation Agency atau JICA. Sebelumnya, pemerintah Indonesia menandatangani perjanjian pinjaman atau perjanjian pinjaman macet senilai 140,699 miliar yen atau sekitar Rp 14,5 triliun.

Penandatanganan perjanjian pinjaman ini dilakukan di Jakarta pada hari Senin tanggal 13 Mei 2024. Penandatanganan dilakukan langsung oleh Direktur dan Risiko Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Suminto dan perwakilan utama JICA, Yasui Takehiro . .

Besaran biaya pinjaman yang ditanggung pemerintah pusat sebesar 49%, sedangkan sisanya sebesar 51% ditanggung pemerintah DKI Jakarta. “Pemerintah pusat menggunakan APBN, sedangkan Pemprov DKI Jakarta menggunakan APBD,” kata Tuhiyat di Jakarta, Kamis, 16 Mei 2024.

Namun selanjutnya, pemerintah pusat akan memberikan dana kepada Pemkot DKI Jakarta berdasarkan jumlah kewajiban pemerintah pusat, yakni 49% dari total pinjaman JICA sebesar Rp 14,5 triliun.

“49% uang yang dikembalikan pusat disumbangkan ke DKI. Jadi Pemkot DKI mendapat 49% (subsidi pusat), lalu DKI sendiri hanya menanggung 51%,” ujarnya.

Penanggungan biaya dana pinjaman pembangunan jalur MRT Timur-Barat Jakarta tahap pertama dapat dilakukan dengan dua cara. Artinya, menggunakan sebagian dana hibah APBN atau DKI dari Pemkot Jakarta. “Ini pinjaman awal, mana yang lebih dulu, hibah pusat atau DKI. Kebetulan ini juga merupakan pendanaan pusat APBN,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Pekerjaan Weni Maulina memaparkan skema pencairan pinjaman JICA. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui, mulai dari persiapan efektivitas pinjaman, proses administrasi, penunjukan kontraktor dan konsultan, hingga penyerahan bukti invoice kepada JICA sebagai pemberi pinjaman.

Intinya, dana pinjaman sebesar Rp 14,5 triliun itu tidak diterima langsung oleh pemerintah dan MRT Jakarta. JICA akan mengirimkan pinjaman kepada kontraktor setelah menerima bukti tagihan biaya konstruksi.

Pilihan Editor: Terus Bangun Jalur MRT, Indonesia Dapat Pinjaman Jepang Rp14,5 Triliun

MRT Jakarta bertujuan agar pelanggan hanya membutuhkan waktu 0,3 detik untuk melewati gerbang penumpang

Kebijakan pemerintah yang mengizinkan organisasi masyarakat atau keagamaan mengoperasikan tambang telah memicu kontroversi. untuk mengetahui lebih lanjut

Kapuspenkum mengimbau masyarakat pemilik drone untuk mengambil drone miliknya di Gedung Kejaksaan Agung. untuk mengetahui lebih lanjut

Rekayasa lalu lintas dilakukan menyusul pekerjaan konstruksi di Stasiun MRT Jakarta Monas dan Stasiun Thamrin

Pemerintah telah bermitra dengan perbankan yang akan digunakan untuk menyalurkan dana Tapera. Ini daftarnya. untuk mengetahui lebih lanjut

Pemerintah bertujuan untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrim di bawah 1% pada tahun 2024. Baca cerita selengkapnya

Rencana Presiden Jokowi memberikan izin pertambangan kepada organisasi keagamaan menuai kontroversi. Kebijakan ini diyakini akan membuka celah bagi kepentingan politik dan korporasi. untuk mengetahui lebih lanjut

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno membuka ruang menarik untuk memamerkan pariwisata Indonesia di Stasiun MRT Bundaran HI. Ini berarti. untuk mengetahui lebih lanjut

Menteri Pertahanan Israel mengatakan Israel sedang mencari alternatif selain Hamas untuk memerintah Jalur Gaza. untuk mengetahui lebih lanjut

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bermitra dengan PT MRT Jakarta menghadirkan pameran imersif Wonderspace di Indonesia One di Stasiun MRT Bundaran Hotel Indonesia. untuk mengetahui lebih lanjut

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *