Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Kantor Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemberantasan sarang nyamuk masih menjadi cara paling efektif untuk mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD).

“Saat ini sudah ada vaksin demam berdarah yang bisa digunakan secara mandiri oleh masyarakat. Namun ingat, meskipun Anda sudah divaksinasi, masih ada kemungkinan tertular demam berdarah. Jadi tetap harus melakukan PSN dan 3M,” ujarnya. ucap Nadia. di Jakarta, Senin 6 Mei 2024.

Yang dianjurkan oleh 3M adalah mengosongkan tangki air, menutup tangki air, dan mendaur ulang barang-barang yang berisiko dijadikan tempat perkembangbiakan nyamuk. Lebih lanjut, ia juga mengatakan perlunya kerja sama antara masyarakat dan pemerintah setempat karena otoritas kesehatan tidak bisa menjamin seluruh rumah warga bebas dari sarang nyamuk.

Nadia menjelaskan kasus demam berdarah dengue terbanyak terjadi di Kota Bandung, Tangerang, Bogor, Kendari, dan Bandung Barat. Sedangkan angka kematian tertinggi tercatat di Kabupaten Bandung, Jepara, Kota Bekasi, Subang, dan Kendal.

Anak-anak rentan terhadap serangan. Ia menjelaskan, penyakit DBD banyak menyerang anak-anak berusia 5 hingga 14 tahun karena daya tahan tubuh mereka yang belum terbentuk sempurna. Menurutnya, orang dewasa juga berisiko tertular dan tertular DBD, namun kemungkinan memasuki fase pra syok lebih rendah karena memiliki banyak cairan tubuh.

“Anak-anak kekurangan cairan, sehingga jika diganggu, seperti pada awal syok, mereka akan lebih cepat terjerumus ke dalam situasi tersebut,” jelasnya.

Ia mengatakan, jika demam tidak kunjung reda lebih dari tiga hari hingga suhu tubuh anak dingin, segera bawa ke rumah sakit karena bisa jadi itu adalah fase pra syok. “Apalagi saat kita menemukan tanda-tanda seperti gusi berdarah, mimisan, atau sakit perut. Ini bisa berarti pendarahan di saluran pencernaan,” kata Nadia.

Pilihan Editor: Gejala Baru pada Pasien CDI yang Dialami Penyintas COVID-19

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah di negara-negara tropis di seluruh dunia. Penyakit ini sering ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti. lihat informasi lebih lanjut

Beredar video peningkatan kasus DBD di Bekasi yang terjadi di IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid Bekasi. Baca selengkapnya

Ada beberapa cerita selama UTBK SNBT di UNJ, antara lain ada peserta yang terjangkit penyakit demam berdarah. lihat informasi lebih lanjut

Kementerian Kesehatan telah menerima beberapa laporan yang menunjukkan adanya perubahan gejala pada pasien DBD pasca pandemi COVID-19. Apapun itu? lihat informasi lebih lanjut

Asia menderita dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara terkena dampak cuaca yang sangat panas. Ada yang mencapai 48,2 derajat Celsius. lihat informasi lebih lanjut

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil bekerja sama untuk mengembangkan upaya mencegah peningkatan kejadian arbovirus, seperti demam berdarah. Baca selengkapnya

Negara-negara Asia Tenggara sedang berjuang melawan gelombang panas mematikan tahun ini. lihat informasi lebih lanjut

Sebab, saat anak mengalami kenaikan suhu tubuh saat demam, sebenarnya sistem kekebalan tubuh sedang melawan virus dan bakteri. lihat informasi lebih lanjut

Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa ibu yang terkena demam berdarah saat hamil dapat mempengaruhi kesehatan bayinya dalam 3 tahun pertama. lihat informasi lebih lanjut

Demam berdarah dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan demam tifoid. Namun keduanya merupakan jenis penyakit yang berbeda. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *