Penderita Gangguan Kepribadian Narsistik Rentan Alami Depresi

Tempo.co. JAKARTA – Suharpudianto, dokter spesialis kesehatan jiwa RS Soharto Hiradjan, mengatakan penderita gangguan kepribadian narsistik bisa mengalami komplikasi berupa gangguan mood seperti depresi. Alasannya adalah korban tidak selalu berada dalam lingkungan yang menyanjung dan membuat mereka merasa paling penting.

Akibat hubungan yang buruk dengan orang lain, pasien mungkin merasa kehilangan karena tidak memiliki hubungan yang cukup stabil, ujarnya dalam siaran Kementerian Kesehatan. Gangguan Kepribadian Narsistik” Kamis, 6 Juni 2024.

Selain depresi, orang dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas mungkin menyalahgunakan obat-obatan sebagai respons buruk terhadap situasi yang tidak menyenangkan di lingkungan. Menariknya, kata dia, penderita depresi tidak memeriksakan diri ke dokter untuk meminta nasihat, melainkan mengalami penyakit lain seperti depresi.

“Karena gangguan kepribadian narsistik secara umum bersifat egois dalam terminologi medis kita, dan masyarakat merasa nyaman dengan gangguan kepribadian ini. Tidak terlihat seperti gangguan kepribadian, padahal menimbulkan masalah di lingkungan,” ujarnya.

Segera Dapatkan Bantuan Suharpudianto berpendapat, saat seseorang mengalami depresi, orang akan lebih mudah meminta bantuan karena kehilangan motivasi. Namun, ada beberapa hal yang perlu diingat ketika mencoba membantu. Menurutnya, sebaiknya didekati oleh orang yang relatif dekat dengan korban. Kemudian mereka yang berkepribadian lebih stabil perlu menerima situasi tersebut dan menawarkan solusi konstruktif.

“Boleh saja mengutarakan pendapat, tapi pendapat itu tidak pantas. Saya bisa membuatnya lebih valid, dan saya memberikan pendapat bahwa saya memahami situasinya,” jelasnya.

Dengan cara ini, kesediaan untuk bertemu dengan staf profesional dapat memberikan pasien pendekatan yang lebih baik dalam memahami kondisi yang disebabkan oleh penyakit tersebut. Suharpudianto mengatakan banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi gangguan mood akibat gangguan kepribadian, antara lain terapi obat dan psikoterapi. Menurutnya, selain mengikuti anjuran dokter untuk melakukan pengobatan dan kontrol secara berkala, lingkungan yang mendukung juga penting dalam proses pemulihan pasien gangguan bipolar.

“Jika Anda kesulitan memberikan kalimat yang paling tidak formal atau bermanfaat, tunjukkan saja bahasa tubuh terapis yang tidak bereaksi dengan kesalahpahaman,” sarannya.

Pilihan Editor: Psikiater Ungkap Gejala dan Penyebab Gangguan Kepribadian Narsistik

Kemarahan bersifat acuh tak acuh dibandingkan dengan perilaku sopan. Studi menunjukkan bahwa hal itu dapat mengurangi stres dan kecemasan. Baca selengkapnya

Ada orang yang suka mengkritik, dan itu bukan sekadar kemalasan. Demikian pendapat para ulama. Baca selengkapnya

Gangguan narsistik adalah gangguan kepribadian yang melibatkan perasaan lebih penting daripada orang lain. Periksa gejala dan pemicunya. Baca selengkapnya

Memahami efek samping kemoterapi sangat penting untuk meningkatkan proses pengobatan dan membantu pasien dalam kehidupan sehari-hari.

Gadis remaja di Tiongkok menderita BPD, kelainan otak terkait cinta yang menyebabkan mereka menelepon pacarnya lebih dari 100 kali sehari. Baca selengkapnya

Remaja di Tiongkok menderita gangguan kepribadian ambang (BPD) atau otak cinta. Dia menelepon pacarnya 100 kali sehari. Baca selengkapnya

Apakah gangguan bipolar dan kepribadian ganda memiliki hal yang sama? Inilah penyebab dan gejalanya. Baca selengkapnya

Doomscrolling mengacu pada pengeposan berita buruk atau negatif secara berulang-ulang di media sosial atau Internet dalam jangka waktu yang lama. Baca selengkapnya

“Pertama kenapa lama sekali? Yang dikhawatirkan ada keterlibatan polisi,” kata Kak Seto. Baca selengkapnya

Mustari, 60, tewas dalam pelukan anaknya setelah tertimpa paving blok di Tangerang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *