Peneliti BMKG: Suhu Udara Jakarta Kini 1,6 Derajat Lebih Panas Dibanding Masa Kolonial

TEMPO.CO, Jakarta – Penduduk Jakarta telah mengalami perubahan besar pada iklim setempat. Kenaikan suhu udara di Jakarta tercatat lebih tinggi dibandingkan kenaikan suhu udara global – sejak sebelum revolusi industri.

Rata-rata kenaikan suhu harian mencapai 1,6 derajat Celcius per 100 tahun berdasarkan data tahun 1866-1966. Suhu udara yang dimaksud adalah suhu permukaan yang cakupan waktunya sampai skala jam, dan datanya dikumpulkan sejak zaman kolonial.

Bandingkan dengan data Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) tahun lalu yang menyebutkan suhu bumi 1,45 derajat lebih hangat dibandingkan masa pra-industri. Artinya, wilayah Jakarta sudah melampaui batas kenaikan suhu udara sebesar 1,5 derajat yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris, kata Siswanto, peneliti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG, saat dihubungi, Rabu, 5 Juni 2024. .

Siswanto menemukan peningkatan suhu udara Jakarta yang lebih tinggi dari hasil kajiannya terhadap kondisi iklim selama 130 tahun terakhir. Hasil penelitian ini dituangkan dalam tesis yang mengantarkannya meraih gelar PhD di Vrije Universiteit Amsterdam, Belanda, pada Mei tahun lalu.

Seorang peneliti Pusat Pelayanan Informasi Iklim Terapan BMKG mengumpulkan data periode 1866 hingga 1966 dari BMKG Belanda. Ia kemudian mengaitkan data tersebut dengan data yang dimiliki BMKG. “Untuk kedepannya saya menghasilkan data dengan menggunakan model pelaporan IPCC 2013,” jelasnya.

Hasilnya, ia memiliki catatan suhu udara di wilayah yang kini menjadi Jakarta periode 1850-2020 dan proyeksi Jakarta 2030 dan 2050. Selain suhu rata-rata harian, ia juga menemukan puncak angka maksimum harian. suhu dan suhu minimum harian. Suhu pertama akan meningkat sebesar 2,1 derajat Celcius dalam 100 tahun, dan suhu kedua sebesar 0,85 derajat.

Berdasarkan temuan Siswant dari data historis yang dikajinya, hanya Jakarta yang memiliki puncak suhu udara lebih tinggi. Peningkatan rata-rata suhu harian di Indonesia secara keseluruhan masih lebih rendah dibandingkan yang terjadi di dunia.

Selama periode 1850-2020, rata-rata kenaikan suhu harian global dan Indonesia sebesar 1,2 hingga 1,0 derajat Celcius dibandingkan periode sebelum Revolusi Industri (1865-1900). Peningkatannya sebesar 0,8 dan 0,5 derajat per 100 tahun.

Ditemukan juga bahwa tahun 2020 merupakan tahun terpanas kedua setelah tahun 2016 dalam seluruh periode pengukuran sejak tahun 1850. Khusus untuk kasus Jakarta, tahun 2016 merupakan tahun terpanas kedua setelah tahun 2019 – sebelum rekor tersebut dipecahkan pada tahun 2023.

Tips Redaksi: PPDB Bersama Melanjutkan Sekolah Swasta Gratis mengharuskan siswa menandatangani kontrak yang mengikat

BMKG memprakirakan hujan hampir terjadi di wilayah Jabodetabek pada Sabtu 29 Juni 2024 malam. Baca selengkapnya

Mengacu pada perhitungan nilai suhu permukaan tanah (LST) global, lonjakan suhu di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Baca selengkapnya

Masyarakat yang tinggal dan melakukan aktivitas pesisir di daerah yang berpotensi terjadi gelombang tinggi harus selalu waspada. Baca selengkapnya

Potensi tumbuhnya awan hujan di sepanjang daerah konvergensi atau pertemuan. Baca selengkapnya

Hujan deras mengguyur dua kecamatan di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo pada Rabu, 26 Juni 2024. Baca semuanya

Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas aktif sesar dasar laut. Baca selengkapnya

Benih siklon 98W menyebabkan hujan sedang hingga lebat di Sulawesi Utara, Gorontal, Maluku Utara, dan Sulawesi Tengah Utara. Baca selengkapnya

Pada Kamis malam, seluruh wilayah Jakarta tertutup awan. Baca selengkapnya

Tinggi gelombang kemungkinan meningkat hingga 1,25-2,5 meter di perairan utara Sabang hingga Laut Arafura bagian timur. Baca selengkapnya

Berikut prakiraan cuaca BMKG Jabodetabek hari ini Rabu 26 Juni 2024. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *