Peneliti Khawatir Berang-berang di DAS Ciliwung Terancam Punah, Kotorannya Mengandung Bioplastik

NEWS24.CO.ID – Banyak peneliti muda mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Bogor, Bogor, yang khawatir dengan ancaman hilangnya habitat berang-berang di Sungai Ciliwung.

Hal ini diyakini disebabkan oleh berkurangnya ikan sebagai sumber makanan. Menurunnya jumlah ikan ini disebabkan oleh buruknya kualitas air dan meningkatnya aktivitas perburuan liar di kalangan warga.

“Kami masih melihat berang-berang baik berkelompok maupun sendiri-sendiri di Sungai Chiliwung, namun mereka semakin sulit ditemukan,” kata Wilton Chia, mahasiswa yang melakukan penelitian keanekaragaman hayati di DAS Chiliwung.

Padahal, kata dia, berang-berang merupakan hewan air dan sungai merupakan habitat aslinya. Semasa hidupnya, berang-berang hanya melahirkan 1-3 ekor anak, dan tidak semuanya berumur panjang. “Meningkatnya bangunan yang tidak dirawat dengan baik menyebabkan rusaknya aliran sungai, pemicu punahnya berang-berang di Chiliwung,” ujarnya.

Petugas Pemadam Kebakaran Kota Dipoc usai mengevakuasi seekor berang-berang yang masuk ke sumur warga di Rt. 3, RW. 13, Desa Silangap, Kecamatan Thabos, Debok, Senin 10 Juli 2023. Foto: Debok Tamkar

Empat ruas Sungai Siliwung menjadi tempat penelitian keanekaragaman hayati yang dilakukan Wilton dan beberapa mahasiswa lainnya. Berang-berang ditemukan di lima lokasi: Bondok Rajek, Kelaba Tua, GTC, Juanda dan Kerugut.

Tempat munculnya berang-berang diyakini sebagai sarangnya karena tanahnya basah, dikelilingi pohon bambu, serta banyak sampah plastik dari minuman, kayu, dan kaleng. “Kami melihat langsung individu berang-berang. Ada yang muncul sendiri-sendiri, ada pula yang berkelompok,” ujarnya.

Menurut Wilden, tak jauh dari tumpukan sampah yang seharusnya menjadi sarang, mereka menemukan kotoran atau tahi berang-berang. “Saat kami uji fesesnya ternyata mengandung bioplastik dan kami selidiki lebih lanjut,” ujarnya.

Pilihan Editor: Walhi ingatkan bencana di Lembah Anai, minta BKSDA bertanggung jawab

Saat melakukan yagna, penting untuk memilih hewan yang aman dan sehat. Baca selengkapnya

PT Pertamina (Persero) ikut serta dalam pelestarian lingkungan hidup melalui Gerakan Gedung Ciliwung Lestari Rahayu Bersih Indah (Pintu Biru Ciliwung). Baca selengkapnya

Para peneliti telah mengembangkan sebuah chip yang memungkinkan pengguna ponsel pintar melihat permukaan padat seperti sinar-X. Baca selengkapnya

Hari Lingkungan Hidup Sedunia jatuh pada tanggal 5 Juni setiap tahunnya dan tema tahun ini adalah ‘Tanah Kita, Masa Depan Kita, Kita #Regenerasi’. Baca selengkapnya

Tim BRIN dibantu oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jawa Timur. Baca selengkapnya

Vaksin kanker ini dikembangkan bersama oleh beberapa kelompok penelitian dan didanai oleh Rusia. Baca selengkapnya

Mungkin ada yang bertanya-tanya, apakah ada yang tinggal di benua Antartika? Ternyata memang demikian. Siapa mereka? Berikut ulasannya. Baca selengkapnya

Selain melihat dampak bencana hidrologi terhadap perekonomian negara, penelitian ini juga mengungkap variasi spasial luas permukaan air. Baca selengkapnya

Fitur sistem AI ini dapat digunakan untuk menipu pemain online atau melewati captcha. Baca selengkapnya

Ilmuwan NOAA mendeteksi badai geomagnetik terbaru pada 11 Maret 2024, dan dampaknya diperkirakan akan berlangsung hingga Mei. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *