Penelitian Ungkap Marah-marah Baik buat Kesehatan Mental

TEMPO.CO, Batavia – Pernahkah Anda melihat chef kondang Gordon Ramsay berteriak dan marah-marah di acara memasak? Kuat dan kasar langsung muncul di benak para pendengarnya.

Faktanya, penelitian menyebutkan bahwa gaya seperti yang dilakukan Ramsey dapat mengurangi depresi, stres, dan kecemasan dengan mengarah pada sikap yang lebih tenang dan rileks. Mengumpat, mengumpat, marah juga mengurangi rasa sakit fisik.

“Mengumpat adalah reaksi alami untuk menghilangkan stres dan menghindari rasa sakit, juga bisa menjadi mekanisme pertahanan untuk mengurangi efek stres sehari-hari,” penulis studi Dr. Waqar Hussain menjelaskan, seperti dikutip. Minggu

Ekspresi emosi positif: tiga perempat warga Inggris mengakui bahwa mereka pernah mengalami stres sepanjang tahun dan tidak tahu bagaimana cara mengatasinya. Setelah itu, 57 persen mengaku cukup atau sangat sering mengucapkan kata-kata kasar. Sementara itu, penelitian Hussain menemukan banyak laki-laki yang dikutuk dan perempuan yang tertindas.

“Temuan kami mengungkapkan tingkat depresi dan stres yang lebih rendah pada mereka yang mengumpat. Cara ini merupakan salah satu bentuk ekspresi emosi dan dianggap membantu memperbaiki kondisi psikologis,” jelas dosen Universitas Qomsat di Islamabad, Pakistan itu.

Di sisi lain, emosi yang ditekan tampaknya merupakan cara negatif dalam menangani kesehatan mental. Hussain juga mengatakan bahwa kutukan bisa sah dengan atau tanpa penonton. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal Depression Research and Treatment. Ia juga mengatakan bahwa mengumpat sama efektifnya dalam mengekspresikan emosi seperti menangis, mendengarkan musik, berlatih bela diri, dan menonton video game kekerasan.

Pilihan Editor: Penderita gangguan kepribadian narsistik rentan mengalami depresi

Secara umum, alasan begadang bisa bermacam-macam, antara lain faktor gaya hidup, psikologis, dan lingkungan. Baca selengkapnya

Sebuah penelitian menemukan bahwa tidur setelah pukul 01.00 dapat memicu masalah mental. Mereka yang memilih untuk begadang akan mendapatkan hasil yang lebih buruk. Baca selengkapnya

Ada banyak alasan mengapa kita tidak lagi mencintai pasangan kita hingga berujung pada putusnya hubungan. Inilah beberapa di antaranya. Baca selengkapnya

Perjudian mempengaruhi kesehatan mental karena berpotensi menimbulkan gangguan mental seperti kecemasan, depresi, ketidakberdayaan, bahkan pikiran yang merusak. Baca selengkapnya

Kandungan kafein dalam satu cangkir kopi atau teh bisa berbeda-beda tergantung proses dan jenis produksinya. Baca selengkapnya

Lansia perlu menjaga komunikasi dan tetap terhubung secara sosial untuk menghindari depresi akibat kesepian. Baca selengkapnya

Seiring bertambahnya usia, mereka memerlukan perhatian dan dukungan khusus untuk menjaga kesehatan dan kualitas hidupnya. Dengarkan pesan psikologisnya. Baca selengkapnya

Dihukum karena perampokan, ia sebelumnya ditempatkan di blok F penjara remaja dan belajar di Fakultas Agama Islam di Life Campus. Baca selengkapnya

Generasi Z akan menghadapi tantangan yang kompleks dan beragam dalam hidupnya. Baca selengkapnya

Para ahli saraf mengatakan bahwa wanita memiliki risiko lebih besar untuk mengalami migrain dibandingkan pria dengan risiko kambuh yang lebih besar dan waktu pemulihan yang lebih lama. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *