Perang Balon Korsel-Korut, Ini Sejarah Konflik Keduanya

TEMPO.CO, Jakarta – Korea Utara (Korut) mengirimkan 600 silinder berisi sampah ke Korea Selatan (Korsel). Ratusan balon membawa sampah seperti puntung rokok, kain, sampah kertas, dan sampah plastik. Hal itu dibenarkan Seoul pada Minggu, 2 Juni 2024.

Perselisihan kedua negara bukanlah hal baru. Korea Selatan dan Korea Utara memiliki sejarah panjang dalam berbagi Semenanjung Korea. Faktanya, Korea adalah entitas politik tunggal yang menguasai Semenanjung Korea dan sekitarnya selama berabad-abad.

Penetapan batas Semenanjung Korea dimulai dengan kekalahan Jepang pada Perang Dunia II pada tahun 1945. Dua kekuatan yang menang, Sekutu dan Uni Soviet, berbagi kendali atas Semenanjung Korea.

Korea terbagi menjadi dua bagian, dipisahkan oleh perbatasan yang sekarang dikenal sebagai DMZ atau Zona Demiliterisasi – paralel ke-38 utara, sebagaimana disepakati oleh PBB.

Amerika dan Uni Soviet menduduki Korea dalam dua bagian dan berencana mempersiapkan kemerdekaan kedua wilayah tersebut. Semenanjung Korea bagian selatan dikuasai oleh Amerika Serikat, dan bagian utara oleh Uni Soviet.

Amerika membantu pembentukan militer di selatan. Pada saat yang sama, Uni Soviet mendirikan rezim komunis yang besar di utara. Kemudian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan pemungutan suara untuk menentukan kedaulatan Korea pada tahun 1948.

Namun saat itu Uni Soviet menolak ikut serta. Segera setelah itu, wilayah selatan membentuk pemerintahannya sendiri, yang berpusat di kota Seoul. Wilayah selatan merdeka dan dipimpin oleh Syngman Rhee.

Tidak ingin didominasi, wilayah Utara membentuk sistem pemerintahannya sendiri di bawah kepemimpinan Kim Il Sung sebagai Perdana Menteri yang berpusat di Pyongyang. Hal ini menjadi masalah nasional dan berujung pada perang saudara yaitu Perang Korea (25 Juni 1950 – 27 Juli 1953).

Perang tersebut memisahkan Korea dengan Zona Demiliterisasi Korea, yang secara teknis mengakhiri Perang Dingin. Perjanjian damai belum ditandatangani oleh kedua belah pihak. keduanya hanya menyetujui gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

YOLANDA AGNE | RECHA TIARA RAFA EKA JUDA SAPUTRA | SEKRETARIS KUDUS

Pilihan Editor: Ini adalah pertarungan balon air terbesar di dunia

Putin melihat situasi saat ini di Jalur Gaza bukan sebagai perang, melainkan kematian kolektif warga Palestina.

New Delhi masih mempertimbangkan partisipasinya dalam konferensi perdamaian yang diprakarsai oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Lagi

Sedikitnya 600 balon merupakan limbah yang dikirimkan Korea Utara ke Korea Selatan. Salah satunya jatuh di Incheon. Warga negara Indonesia melapor ke sana. Lagi

Balon-balon yang dikirimkan Korea Utara tersebut merupakan balasan atas pengiriman balon-balon yang berisi selebaran anti-Pyongyang oleh Korea Selatan.

Sekelompok pembelot Korea Utara di Korea Selatan mengumumkan pada hari Minggu bahwa mereka berencana untuk mengirim ribuan balon berisi selebaran anti-Korea Utara.

Korea Utara mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya untuk sementara waktu akan menghentikan pengiriman balon berisi sampah melintasi perbatasan ke Korea Selatan. Lagi

Kim Yo Jong menyebut balon dari Korea Utara sebagai “hadiah yang tulus” kepada para pendukung demokrasi liberal yang menuntut kebebasan berpendapat.

Korea Utara sekali lagi mengirimkan 600 balon berisi sampah dalam sebuah tindakan yang dapat membuat marah Korea Selatan. Lagi

Balon kotoran Korea Utara telah menyebabkan keributan di Korea Selatan. Kim Yo Jong menyebut transplantasi kandung kemih sebagai hadiah istimewa. Lagi

Presiden Joe Biden diam-diam memberi wewenang kepada Ukraina untuk meluncurkan senjata dari Amerika Serikat ke sasaran militer di Rusia. Lagi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *