Percobaan Pembunuhan Paus Yohanes Paulus II 43 Tahun Lalu, Misteri Motif Mehmet Ali Agca

TEMPO.CO, Jakarta – Pada 13 Mei 1981, Mehmet Ali Agca menembak dan melukai Paus Yohanes Paulus II di Lapangan Santo Petrus, Kota Vatikan.

Saat itu, pada pukul 17.19 waktu setempat, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi paroki tersebut untuk audiensi umum pada hari Rabu. Dia menggendong seorang gadis kecil dan kemudian memeluknya di depan orang tuanya. Tak lama kemudian, empat tembakan terdengar.

Paus Yohanes Paulus II menerima peluru pertama di perut dan kedua di tangan kiri. Dia pingsan di dalam kendaraan terbuka yang membawanya melintasi lapangan. Penembakan itu menimbulkan kepanikan dan Paus akhirnya dilarikan ke rumah sakit Gemelli Roma untuk menjalani operasi.

Motivasi Mehmet Ali Agç, penembak Paus Yohanes Paulus II, masih menjadi misteri. Dia dilaporkan mengubah pernyataannya beberapa kali. Pada tahun 1970-an, Agca bergabung dengan kelompok teroris sayap kanan Turki bernama Serigala Abu-abu.

Kelompok ini diyakini bertanggung jawab atas pembunuhan ratusan pejabat pemerintah, pengurus serikat pekerja, jurnalis dan aktivis sayap kiri sebagai bagian dari misi mereka untuk menyingkirkan pengaruh sayap kiri dari Turki. Serigala Abu-abu rupanya memiliki hubungan dekat dengan politisi sayap kanan, badan intelijen, dan komandan polisi.

Pada bulan Februari 1979, Abdi Ipekci, editor sebuah surat kabar liberal, dibunuh di dekat rumahnya di Istanbul, Turki. Agca ditangkap dan didakwa melakukan kejahatan. Selagi menunggu persidangan, dia melarikan diri dari penjara militer pada bulan November 1979.

Di selnya, ia meninggalkan surat tentang rencana perjalanan Yohanes Paulus II ke Turki. Surat itu berbunyi:

“Kaum imperialis Barat, yang takut akan kesatuan kekuatan politik, militer dan ekonomi Turki dengan negara-negara persaudaraan Islam, mengirim komandan tentara salib Janis Pāvilus dengan menyamar sebagai seorang pemimpin agama. Jika kunjungan ini terlalu dini dan tidak perlu n Seandainya tidak dibatalkan , Saya akan menembak ikan paus. Itulah satu-satunya alasan saya melarikan diri dari penjara.

Pada tanggal 27 Desember 1983, Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Agca dan memberinya pengampunan dari Penjara Rebibia di Roma, Italia. Ia membacakan Regina Caeli, atau doa kepada Ratu Surga, untuk menghormati Bunda Maria dan memberikan pengampunan kepada Agca. Dia bahkan menyebut Agca sebagai saudaranya.

Meski mendapat pengampunan, Agca tetap divonis beberapa hukuman, termasuk penjara seumur hidup di Italia dan hukuman mati atas pembunuhan Abdi Ipekci. Namun Agca tidak diberikan hukuman penuh karena ia dibebaskan bersyarat pada 18 Januari 2010.

Setelah bebas dari penjara, Agca muncul di hadapan publik di Vatikan pada 27 Desember 2014. Saat itu, ia meletakkan bunga mawar putih di makam Santo Yohanes Paulus II dan mengumumkan ingin bertemu dengan Paus Fransiskus. Namun permintaannya tidak dikabulkan.

Beberapa tahun setelah dibebaskan dari penjara, Mehmet Ali Agca mengatakan kepada Mirror bahwa dia menyesali upaya pembunuhan Paus Yohanes Paulus II dan mengatakan Uni Soviet adalah dalang atau dalang upaya pembunuhan tersebut.

MICHELLE GABRIELA | EIBEN HEIZIER | AMELIA RAHIM SARI

Pilihan Editor: Paus Yohanes Paulus II memaafkan penembaknya Mehmet Agca 41 tahun Jadi siapakah Mehmet Ali Agca?

Duta Besar Israel untuk PBB menyerukan Tel Aviv untuk menyatakan UNRWA sebagai organisasi teroris sebagai tanggapan atas masuknya Israel ke dalam daftar hitam PBB

Juru bicara Vatikan mengatakan mantan The Fabric of St. Police menangkap Peter karena pemerasan

Narendra Modi secara resmi mempertahankan kekuasaannya sebagai Perdana Menteri India selama tiga periode. Inilah perjalanan politiknya. Belajarlah lagi

Jerman mengkritik upaya parlemen Israel untuk mengakui Badan Pengungsi Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA) sebagai organisasi teroris. Belajarlah lagi

Kremlin menyambut baik minat Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan untuk bergabung dengan BRICS. Belajarlah lagi

Israel berulang kali berupaya menghancurkan UNRWA, kali ini mereka mempertimbangkan untuk melabeli badan PBB tersebut sebagai kelompok teroris.

3 berita teratas dunia Sabtu 1 Juni 2024, dimulai dengan berita bahwa Vatikan telah memperingatkan bahwa serangan Ukraina ke Rusia dapat meningkatkan eskalasi. Belajarlah lagi

Vatikan mengatakan setiap serangan yang dilakukan Ukraina terhadap Rusia dengan senjata yang dipasok NATO dapat menyebabkan “eskalasi yang tidak terkendali.” Belajarlah lagi

Menurut PRCS, banyak orang “dibakar hidup-hidup” di dalam tenda. Pembantaian kamp pengungsi Rafah memicu reaksi global yang kuat terhadap Israel. Belajarlah lagi

Fakta berikut ini adalah Rusia mengakui Taliban sebagai pemerintah resmi Afghanistan dan menghapus mereka dari daftar teroris. Belajarlah lagi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *