Perdagangan Satwa Liar Ilegal Masih Masif, UNODC: Tak Berkurang Sejak Dua Dekade Terakhir

TEMPO.CO, Jakarta – United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani masalah narkoba dan kejahatan, menyatakan kasus perdagangan satwa liar tidak mengalami penurunan dalam dua puluh tahun terakhir.

“Perdagangan satwa liar secara global tidak mengalami penurunan yang signifikan dalam dua puluh tahun,” kata UNODC, dilansir Reuters, Selasa, 14 Mei 2024. UNODC juga menangani kasus-kasus perdagangan hewan di seluruh dunia.

Meski jumlah kasusnya tidak berkurang, UNODC mengatakan hewan yang dilindungi seperti gajah, harimau, badak, dan lainnya jarang diburu dan dijual akhir-akhir ini. Hal ini diyakini karena besarnya perhatian masyarakat dan kebijakan pemerintah dalam memantau dan melindungi satwa dilindungi tersebut.

Hewan yang biasa diperdagangkan, menurut laporan UNODC, mencakup reptil, ikan, burung, dan mamalia liar. Selain itu, tanaman langka berupa sukulen dan anggrek juga banyak dijual di pasar ilegal.

Pada tahun 2015-2021, UNODC menyita 13 juta barang perdagangan ilegal yang berisi hampir 4.000 spesies tumbuhan dan hewan di 162 negara. Yang paling umum adalah karang sebesar 16 persen, buaya sebesar 9 persen, dan gajah sebesar 6 persen. “Upaya harus dilakukan untuk memerangi penjualan gading dan cula badak untuk mengurangi jumlah kasus perburuan liar,” kata UNODC.

Dikutip dari situs World Wildlife (WWF), disebutkan bahwa kejahatan terhadap satwa liar merupakan bisnis besar yang dijalankan melalui jaringan internasional dan berbahaya. Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan cara menjual bagian tubuh hewan di pasar ilegal.

Beberapa contoh perdagangan satwa liar ilegal sudah banyak diketahui, seperti perburuan gajah untuk diambil gadingnya dan harimau untuk diambil kulit dan tulangnya. Namun, masih banyak hewan lain yang dieksploitasi secara besar-besaran, mulai dari penyu hingga burung pelatuk.

Tidak semua perdagangan satwa liar adalah ilegal. Menurut WWF, puluhan ribu spesies tumbuhan dan hewan ditangkap atau dipanen dari alam liar dan kemudian dijual secara legal sebagai makanan, hewan peliharaan, tanaman hias, kulit, dekorasi wisata, dan obat-obatan.

Perdagangan satwa liar kini menjadi bencana karena meningkatnya perdagangan ilegal dan tidak berkelanjutan – yang secara langsung mengancam kelangsungan hidup banyak spesies satwa liar. WWF menjadikannya prioritas untuk memerangi kejahatan terhadap hewan, karena hal ini merupakan ancaman langsung terhadap masa depan banyak spesies di dunia.

Https://www.worldwildlife.org/threats/illegal-wildlife-trade

Https://www.reuters.com/business/environment/illegal-wildlife-trafficking-is-stubbornly-prevalent-un-report-says-2024-05-13/

Kementerian Lingkungan Hidup dan Pusat Penegakan Hukum Wilayah Sumatera memanggil tiga tersangka kasus perdagangan satwa dilindungi berupa sisik trenggiling seberat 7,74 kilogram. Baca selengkapnya

Saat ini tindak pidana perdagangan satwa dilindungi banyak dilakukan melalui jalur online. Baca selengkapnya

Myanmar telah menjadi sumber opium terbesar di dunia karena ketidakstabilan dalam negeri dan menurunnya pertanian di Afghanistan, kata PBB Baca selengkapnya

Produksi opium di Afghanistan, yang pernah menjadi eksportir utama dunia, telah anjlok hingga 95 persen sejak Taliban melarang penanaman opium. Baca selengkapnya

Barang bukti yang ditemukan dalam perdagangan satwa liar tersebut adalah 2 ekor orangutan sumatera jantan dan betina diperkirakan berumur lima bulan. Baca selengkapnya

Pasokan dan permintaan kokain meningkat di seluruh dunia dan perdagangan metamfetamin meluas ke luar pasar yang sudah mapan, termasuk Afghanistan. Baca selengkapnya

PETA memperoleh rekaman video dari pemilik salah satu toko yang menjual satwa liar ilegal seperti truk yang bergerak lambat dan monyet dari luar Bali. Baca selengkapnya

Dampak perdagangan satwa liar adalah kelangkaan, kepunahan spesies, dan ketidakseimbangan ekosistem di habitat aslinya. Baca selengkapnya

Barang buktinya berupa dua kotak kulit dan tulang Harimau Sumatera, lengkap dengan kepala, badan, kaki, dan ekor. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *