Ponsel Sejumlah Wartawan Hilang Saat Liput Rakernas, Begini Respons PDIP

TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Panitia Kerja Nasional (OC) PDIP V Masintan Pasaribu menyayangkan kejadian hilangnya ponsel wartawan saat meliput kegiatan Rakernas partainya di Stadion Internasional Beach City Ankol, Jakarta Utara. dilaporkan pada Jumat, 24 Mei 2024.

Massinton menjelaskan, kejadian hilangnya telepon genggam jurnalis tersebut di luar kendali panitia karena kejadian tersebut terjadi di lantai dasar gedung yang merupakan area publik dan objek wisata. Sementara itu, acara Rakernas-V berlangsung di lantai dua dan tiga.

“Tentu saja para anggota menggunakan label nama, tapi itu juga karena lantai pertama adalah area publik, dan itu terutama karena ini adalah area publik, termasuk tempat-tempat wisata, sebagian besar kami liput, beberapa di antaranya” Hapus dari bidang kami pengamatan.” Demikian dikutip Massinton dalam keterangan resminya, Sabtu 25 Mei 2024.

Rakernas V berlangsung Jumat 24 Mei hingga Minggu 26 Mei 2022 dan diikuti ribuan peserta. Massinton kemudian mengajak para jurnalis untuk bekerja sama dengan petugas keamanan Rakernas V, Satgas Cakra Buana untuk menjaga keamanan di lokasi.

“Tentu kita ingin kerja sama satgas dan rekan media, karena pasti ada yang aneh di tempat ramai. Saya menyelinap ke sana,” kata Massinton.

Massinton memuji kerja sama ini penting untuk mencegah tindakan penyerang yang mencari peluang mencuri barang milik jurnalis yang sedang bertugas. Ia menjelaskan, ponsel jurnalis harusnya berisi banyak informasi dan data, sehingga kita bisa yakin bahwa pencurian tersebut memiliki motif politik atau ekonomi.

Sekretaris OC Rapat Kerja Nasional PDIP V Hendra Gunawan pun menyayangkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, panitia punya penilaian tersendiri ketika tidak melakukan sterilisasi di lantai satu gedung, yakni tidak membatasi tugas jurnalis dan tidak memperbolehkan pihak lain membuat konten media sosial untuk suasana Rakernas V.

“Di lantai satu dan dua, kami berusaha membuat sedekat dan senyaman mungkin bagi peserta dan media untuk mengakses acara yang sangat penting ini bagi kami,” kata Hendra.

Ia mengatakan, panitia berupaya semaksimal mungkin untuk mengamankan Zona Rakernas ke-5, namun banyaknya massa dan terbatasnya jumlah kelompok kerja membuat pengawasan tidak bisa maksimal. “Jumlahnya juga sangat banyak, kami tidak bisa menugaskan satuan tugas kepada teman jurnalis,” kata Hendra.

Koordinator Rakernas V Keamanan Rony Talapesi menegaskan, pihaknya langsung bereaksi setelah kabar hilangnya telepon genggam para jurnalis tersebut. Menurut dia, petugas keamanan ditugaskan menggeledah gedung Ancol di Stadion Internasional Beach City untuk mencari orang-orang mencurigakan. Sebenarnya tim satgas saat itu sudah siap berkomunikasi dan itu tanggung jawab kita sebagai aparat keamanan dan memang situasi kita kemarin bergejolak, ujarnya.

Rony mengatakan, panitia telah mengambil langkah proaktif untuk mencegah hilangnya telepon genggam jurnalis dengan memerintahkan aparat keamanan menjaga area media center dan tempat konferensi pers. Ditegaskannya, Panitia V. Rakernas tidak akan membatasi kebebasan bergerak jurnalis pasca kejadian tersebut, namun akan terus berupaya menjamin keamanan pada acara tersebut.

“Pada dasarnya kami mengapresiasi kerja teman-teman dalam pemberitaan.” Saya membentuk gugus tugas di sini. “Jika terjadi sesuatu segera hubungi saya, saya dan satgas akan mengamankan kawasan ini untuk membantu teman-teman,” kata Ronnie.

Karena tanggung jawab, Panitia Kerja Nasional V PDIP mengganti telepon genggam jurnalis yang hilang saat meliput pembukaan acara pada Jumat 24 Mei.

Salah satu jurnalis yang kehilangan ponselnya adalah Putra, jurnalis Jawa Pos. Ia mengaku kehilangan ponselnya saat meliput Konvensi Buruh Partai Republik. Ia menyayangkan pengamanan PDIP sangat buruk.

Diduga selain kader, ada orang lain yang bisa masuk, baik itu simpatisan atau ada yang bisa menyusup ke lingkungan Bu Mega, kata Putra kepada Tempo.

Putra menjelaskan, PDIP sebelumnya mewajibkan verifikasi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang sebelumnya menjadi syarat memasuki area acara Rapat Kerja Nasional. Dia menduga ada pihak di luar undangan resmi PDIP yang menjadi sindikat di balik pencurian tersebut. “Yah, kalau aku ditugaskan di sana, aku pasti sudah dapat izin. Kok bisa ada yang tanpa ID bisa masuk seperti itu, jadi wajar kalau agak curiga,” ucapnya.

Senada dengan Putra, korban lainnya yakni Bene, jurnalis Kompas TV, juga memberikan keterangan setelah dua ponselnya hilang bersamaan saat sedang meliput rapat kerja nasional PDIP. Kejadian serupa tahun lalu ia soroti pada rapat kerja nasional PDIP sebelumnya. Benne kaget karena menurutnya tempat Rakernos dijaga oleh kelompok keamanan yakni Satgas Cakra Buan.

“Juga, saya baru dengar ponsel juga hilang tahun lalu, dan ada juga rekan media. “Saya sebagai jurnalis melihat saat Rakernas PDIP banyak satgas Cakra Buana yang berjaga di setiap pintu masuk dan sudut tempat acara,” kata Bene.

Pilihan Editor: Workshop nasional PDIP fokus pada keamanan setelah beberapa ponsel jurnalis dicuri

Koreksi: Cerita ini diubah pada pukul 08.30 untuk menambahkan cerita reporter yang kehilangan ponselnya.

KPK menghormati keputusan Sekjen PDIP Hasto Cristianto yang memberi tahu Devas soal penyidik. Baca selengkapnya

Juru Bicara PDIP Chika Hakim menyayangkan penyitaan ponsel dan tas Hasto Cristiant saat diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Penyitaan dilakukan karena ponsel Hasto Cristianto akan dijadikan barang bukti dalam kasus suap Harun Masiku. Baca selengkapnya

Sekjen PDIP Hasta Cristianto mengeluhkan sikap penyidik ​​PKC yang membiarkannya sendirian di ruangan dingin. Baca selengkapnya

Hofifa Indor Parawansa-Emil Dardak telah mendapat dukungan resmi dari enam parpol untuk maju pada Pilkada Jawa Timur 2024. Baca teks secara lengkap

Agnès Baswedan ingin kartu politiknya tetap hidup dan relevan untuk Pilpres 2029

Ronnie menyimpulkan, tindakan penyidik ​​terhadap pegawai Hasto Kristiyanto melanggar hukum dan prosedur. Baca selengkapnya

Penyidik ​​KPK Rossa Purba Bekti menganjurkan penyitaan barang milik rekan Hast, Kristiant Kusnadi. Baca selengkapnya

Bima Arya berharap mendapat dukungan PDIP dan Partai Golkar selain PKS untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Jabar. Baca selengkapnya

Sekjen PDIP Hasta Cristianto mengatakan, dalam pemeriksaan terhadap Harun Masiku, penyidik ​​BPK menyita telepon genggam dan tas miliknya. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *