Pro-Kontra Soal Penambahan Nomenklatur Kementerian di Pemerintahan Prabowo

TEMPO.CO, Jakarta – Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pemilu presiden 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum atau KPU pada 24 April. Salah satu isu yang ramai dibicarakan publik pasca keputusan tersebut adalah pernyataan jumlah kementerian di pemerintahan Prabhu-Gibran harus ditambah dari 34 menjadi 40.

Pernyataan ini mendapat reaksi beragam dari berbagai kalangan. Ada yang setuju dengan wacana tersebut, ada pula yang menentang.

Wakil Presiden 1 Maruf Amin: Bisa saja kalau perlu

Wakil Presiden Maruf Amin mengatakan pembahasan penambahan nama menteri di kabinet Prabo bisa saja dilakukan. Menurut dia, yang terpenting staf pembantu presiden terdiri dari para profesional.

Maruf mengatakan jumlah 34 menteri di kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat ini sebenarnya cukup ideal. Namun, jumlah ini dapat berubah.

“Kalau perlu mungkin lebih dari itu,” kata Maruf mengutip keterangan video dari sekretariat wakil presiden, Selasa, 7 Mei 2024.

Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini hanya menegaskan, yang terpenting menteri dari kalangan partai dan non-partai harus bekerja secara profesional.

2. Grindra Habiburochman VP: Semakin banyak semakin meriah

Wakil Ketua Grindra Habiburuchman menilai isu penambahan nama kementerian menjadi 40 pada pemerintahan mendatang merupakan hal yang baik.

“Kalau memang mau melibatkan banyak orang, saya kira tidak apa-apa. Sebenarnya, lebih banyak, lebih baik bagi saya pribadi,” kata Senyan, akrab disapa Habib, di kompleks parlemen. Melansir Antara, Jakarta, Senin 6 Mei 2024.

Hal ini dikatakannya karena Indonesia adalah negara besar sehingga membutuhkan banyak pegawai untuk bekerja di pemerintahan.

“Dalam konteks fisik individu jika Anda gemuk itu tidak sehat, tetapi dalam konteks suatu negara, angka yang besar itu besar. Negara kita adalah negara yang besar. Tantangan kita besar, tujuan kita besar. Wajar jika kita punya kebutuhan. Kumpulkan banyak orang, kumpulkan di pemerintahan agar bisa berkembang,” ujarnya.

Wakil Ketua Komisi III DPR ini menolak anggapan bahwa penambahan jumlah kantor merupakan upaya mengakomodir kepentingan politik. Ia mengatakan, “Iya, ini khayalan, tapi tidak apa-apa, ini masukan bagi kami. “

Ia juga menegaskan, penentuan jumlah jabatan di kabinet merupakan kewenangan presiden terpilih, Prabovo Sovianto.

“Kewenangan membentuk kabinet hakikatnya diberikan kepada Pac Prabo sebagai presiden, komposisinya berapa, jumlahnya berapa. Apakah kabinet itu besar, efektif, tidak efektif, dan sebagainya, tentu saja itu penilaiannya. Karena itu rakyatnya. Kami akan mengambil alih kabinet, kami akan menyerahkan pelaporan kepadanya.”

3. Peneliti ICW Seira Tamara: Tidak ada dukungan yang gratis

Staf Divisi Korupsi Politik Indonesia (ICW) Sierra Tamara menanggapi isu Prabo ingin menambah kantor baru. Bahkan ada potensi posisi kabinet di pemerintahan mendatang berubah menjadi kabinet gemuk.

“Kita menghadapi situasi di mana proses pemerintahan ke depan tidak dilakukan berdasarkan kepentingan dan keinginan untuk menciptakan kebijakan yang baik bagi masyarakat,” kata Sierra dalam diskusi di Rumah Belajar ICW di Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (7 Mei). . . 2024.

Menurut dia, rencana ini menunjukkan susunan kabinet pemerintahan akan sejalan dengan jabatan yang ke depan hanya bisa diberikan kepada orang-orang yang tergabung dalam koalisi atau sebelumnya memberikan dukungan.

Interaksi ini seringkali muncul kembali dalam bentuk posisi, kata Sierra. “Pada akhirnya, dukungan apa pun yang diberikan tidak diberikan secara cuma-cuma dan jujur. Siapa yang dirugikan? Masyarakat,” ujarnya.

Warga negara dirugikan karena mereka dipandu oleh rezim yang hanya berdasarkan pembagian tugas, bukan berdasarkan prestasi.

Meski penunjukan menteri merupakan kewenangan presiden, Sierra mengaku khawatir karena situasi saat ini menunjukkan banyak partai yang dekat dan struktur kabinetnya sudah cukup kaya. “Kami juga sangat khawatir proses penyeimbangan dan pengereman tidak dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.”

DANIEL A.FAJRI | DEFARA DHANYA PARAMITHA | di antara

Pilihan Editor: Beragam Reaksi Terhadap Pengumuman Ganjar Akan Ada Oposisi di Pemerintahan Prabhu-Gibran

Pemerintah Jepang berencana mengundang pemerintah Indonesia untuk membahas program makan gratis

Ketua Umum PDIP Jabar Ono Sorono mengatakan partainya membuka peluang untuk mencalonkan Sosi Podgiastuti untuk maju pasca Pilkada Jabar 2024.

Berita ekonomi dan bisnis terpopuler Jumat 21 Juni 2024 bermula dari dampak tidak berfungsinya server PDN Kominfo. Baca selengkapnya

Partai Jarindra menurunkan komedian Marshall Vidyanto sebagai calon wakil wali kota pada Pilkada Tangsel 2024. Baca selengkapnya

Dalam keterangan tertulis Kementerian Pertahanan disebutkan Prabo bertemu dengan Jokowi di kantor di luar jam kerja. Baca selengkapnya

Rencana Baru Presiden Pravo dibacakan selengkapnya, Mentan minta tambahan anggaran hingga Rp 51 triliun untuk dukung rencana bangun 1 juta hektar sawah

Menteri Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara soal anggaran program pangan bergizi yang dijanjikan Presiden terpilih Prabhu Subyanto. Baca selengkapnya

Partai Jarindra mengusung komedian Marshall Vidyanto sebagai calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan pada Pilkada 2024. Ini mengingatkan saya pada karirnya. Baca selengkapnya

Luhut mengumumkan anggaran program makan siang gratis Prabowo-Gibran dimulai dari Rp 20 triliun

Kisang mengaku belum ada di sana saat foto itu diambil. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *