Puluhan Orang di Cianjur Keracunan Makanan, Apa Saja Pertolongan Pertama Keracunan Makanan?

TEMPO.CO, Jakarta – Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat sedikitnya 51 orang di Desa Cukang Galeuh, Desa Cibodas, Kecamatan Cijati, mengalami keracunan massal dan satu orang meninggal dunia usai makan di pesta pernikahan.

Dilansir Antaranews, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diskesmas Cianjur, Dr. Frida Laila Yahya mengatakan, satu orang meninggal dunia diduga karena keterlambatan mendapat pelayanan kesehatan, sedangkan banyak yang dirawat di Puskesmas.

“Kami mendapat laporan keracunan massal terjadi sejak Sabtu setelah masyarakat menyantap makanan saat acara pernikahan, namun pada Minggu pagi jumlahnya terus meningkat,” ujarnya.

Tercatat 35 orang mengalami keracunan ringan dan dirawat di rumah dengan pengawasan petugas kesehatan dari Puskesmas, sedangkan 16 orang lainnya dirawat di Puskesmas Cijati.

Lantas, apa pertolongan pertama jika terjadi keracunan makanan agar tidak terlambat dalam penanganannya?

Menurut niddk.nih.gov, dalam banyak kasus, pasien keracunan makanan dapat pulih dengan sendirinya tanpa perawatan medis. Anda dapat mengobati keracunan makanan dengan mengganti cairan dan elektrolit yang hilang untuk mencegah dehidrasi. Dalam beberapa kasus, obat-obatan yang dijual bebas dapat membantu mengatasi gejala Anda.

Saat Anda mengalami keracunan makanan, penting untuk mengganti cairan dan elektrolit yang hilang untuk mencegah atau mengatasi dehidrasi. Anda disarankan untuk minum banyak cairan, dan jika muntah menjadi masalah, disarankan agar Anda mencoba minum sedikit cairan bening.

Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang merupakan langkah utama pengobatan keracunan makanan. Kebanyakan orang dewasa yang mengalami keracunan makanan dapat mengganti cairan dan elektrolit dengan cairan seperti air, jus buah dan tambahan air, atau kaldu.

Dikutip skinsight.com, setelah gejala penyakit mereda, disarankan untuk kembali melakukan pola makan secara perlahan dengan memilih makanan ringan dan mudah dicerna, seperti kerupuk, roti bakar, pisang, nasi, dan ayam. Jika Anda merasa mual lagi, berhentilah makan untuk sementara waktu. Disarankan untuk menghindari produk susu, kafein, alkohol, nikotin, dan makanan berlemak atau pedas selama beberapa hari.

Anda dapat mempertimbangkan untuk mengonsumsi asetaminofen untuk meredakan ketidaknyamanan, kecuali Anda memiliki masalah hati. Namun, sebaiknya hindari penggunaan obat anti diare karena dapat memperlambat proses menghilangkan bakteri dari dalam tubuh.

Dikutip dari Mayo Clinic, keracunan makanan dapat menimbulkan efek yang lebih parah sehingga memerlukan pertolongan medis. Dampak tersebut antara lain jika mengalami gejala yang parah, seperti sakit perut yang hebat, muntah-muntah yang berlangsung lebih dari dua hari, diare yang berlangsung lebih dari beberapa hari, diare yang berdarah, hitam atau panjang, demam 38,3 derajat Celcius. atau lebih tinggi, sakit kepala ringan atau pingsan saat berdiri.

Satu hal yang juga harus Anda waspadai adalah keracunan botulisme. Botulisme adalah keracunan makanan yang berpotensi fatal akibat konsumsi racun yang dibentuk oleh spora tertentu dalam makanan. Racun botulisme sering ditemukan pada makanan kaleng rumahan, terutama kacang hijau atau tomat.

Gejala botulisme biasanya dimulai 12 hingga 36 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi dan dapat berupa sakit kepala, penglihatan kabur, kelemahan otot, dan akhirnya kelumpuhan. Beberapa orang juga mengalami mual dan muntah, sembelit, retensi urin, kesulitan bernapas, dan mulut kering. Gejala keracunan makanan ini memerlukan perhatian medis segera.

Pilihan Editor: Apakah aman memakan sisa nasi yang disimpan di lemari es dan dipanaskan kembali?

Ada kalanya liburan tidak berjalan sesuai rencana. Ini bukan hanya persoalan akomodasi tetapi juga persoalan kesehatan. Simak tipsnya di bawah ini Baca selengkapnya

Berikut beberapa gejala yang terlihat saat keracunan makanan dan cara menghindari keracunan makanan Baca selengkapnya

Penyebab gangguan makan belum diketahui secara pasti, namun kondisi ini melibatkan faktor-faktor seperti genetika dan perubahan biologis pada bahan kimia otak

Racun yang terdapat pada ikan buntal disebut tetrodotoxin, yang dianggap ribuan kali lebih berbahaya daripada sianida. Baca selengkapnya

Saat ingin mengonsumsi nasi sisa, penting untuk memahami penyakit akibat keracunan makanan. Berikut saran ahli tentang nasi sisa. Baca selengkapnya

Polisi mengambil sampel sisa makanan yang diduga penyebab keracunan makanan 14 orang untuk diuji di laboratorium. Baca selengkapnya

Para ahli menyebutkan 42 persen keracunan makanan di Indonesia pada tahun 2019 disebabkan oleh kontaminasi bakteri. Ini adalah sesuatu yang harus Anda waspadai. Baca selengkapnya

Banyak akibat yang ditimbulkan dari mengonsumsi daging mentah karena mengandung bakteri berbahaya. Para ahli pun menolak ajakan viral di TikTok. Baca selengkapnya

Lebih dari 700 karyawan Airbus Atlantic jatuh sakit karena keracunan makanan setelah makan malam Natal

Berhati-hatilah dengan makanan yang Anda bawa saat liburan atau dibawa pulang untuk dimakan bersama untuk menjamin keamanannya. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *