Punya Efek yang Parah, Bisakah Penyakit Lyme Disembuhkan?

TEMPO.CO, Jakarta – Penyakit Lyme disebabkan oleh gigitan kutu atau serangga. Gejalanya meliputi ruam merah, demam, menggigil, kelelahan, serta nyeri sendi dan otot. Jika tidak diobati, penyakit ini dapat berkembang menjadi masalah saraf, jantung, dan persendian.

Penyakit Lyme merupakan risiko bagi mereka yang senang hiking atau berkemah di hutan lebat. Pemilik hewan peliharaan juga berisiko menghadapi kutu pada hewan peliharaannya. Apakah bisa disembuhkan?

Tentu saja. Untuk orang dewasa, antibiotik membantu menghilangkan infeksi. Kebanyakan pasien sembuh total. Namun, kerusakan mungkin sudah terjadi, apalagi jika terlambat ditangani.

Berbagai sindrom akibat komplikasi Menurut John Hopkins Medicine, beberapa penderita penyakit Lyme mungkin menderita sindrom pasca-Lyme (PLDS), yang ditandai dengan nyeri tulang dan saraf yang terus-menerus, kelelahan, dan masalah memori. Peneliti Johns Hopkins menerbitkan artikel ulasan di Frontiers in Neurology yang menjelaskan gangguan sistem saraf otonom yang mungkin dialami penderita PLDS.

Beberapa sindrom terkait termasuk sindrom takikardia ortostatik postural (POTS) dan distrofi simpatik refleks (CRPS). Kedua kondisi tersebut dapat menyebabkan berbagai sindrom mulai dari pusing, pingsan, dan nyeri hebat. Penting untuk menemui dokter untuk mengetahui penyebab sindrom ini.

Dokter keluarga atau spesialis penyakit menular dapat menentukan apakah Anda menderita penyakit Lyme atau belum sembuh total dari penyakit Lyme. Jika Anda mengalami komplikasi parah atau PLDS, ahli saraf, ahli jantung, dan ahli reumatologi dapat membantu.

Anda juga bisa melindungi diri dari gigitan serangga dengan mengenakan celana panjang dan baju lengan panjang, menggunakan obat nyamuk, rutin memeriksakan kulit, dan mandi setelah bepergian. Pencegahan selalu lebih baik, seperti yang dilaporkan USA Today.

Pilihan Editor: Jangan berikan paracetamol pada anak setelah vaksinasi, ini alasannya

Penyakit Minamata pertama kali ditemukan di Jepang sebagai ancaman kesehatan akibat merkuri. Lalu bagaimana merkuri bisa masuk ke dalam tubuh? Baca selengkapnya

Hari ini, 68 tahun yang lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang dikenal dengan nama Minamata. Apa penyebabnya? Baca selengkapnya

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak jika terjadi gejala berikut ini. Dengarkan dari para ahli kesehatan anak. Baca selengkapnya

Kebersihan tangan merupakan salah satu upaya pencegahan berbagai penyakit menular dan merupakan bagian dari pola hidup sehat. Ini adalah metode yang disarankan. Baca selengkapnya

Demam berdarah dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan demam tifoid. Namun keduanya merupakan jenis penyakit yang berbeda. Baca selengkapnya

Terapi ikan memang bisa mengangkat sel kulit mati namun bisa berbahaya jika kolam tidak dijaga kebersihannya. Baca selengkapnya

OJ Simpson meninggal setelah berjuang melawan kanker prostat. Lantas, jenis kanker apa ini dan siapa saja yang berpotensi mengalaminya? Baca selengkapnya

Masyarakat diminta mewaspadai penyakit kronis yang mungkin muncul kembali saat lebaran karena tidak ditangani seperti saat puasa. Baca selengkapnya

Hepatitis B menyebabkan 83% kematian dan hepatitis C menyumbang 17% di seluruh dunia. Baca selengkapnya

Ahli paru menunjukkan perbedaan antara flu Singapura atau penyakit tangan, mulut dan kuku dengan flu musiman, meski gejala keduanya hampir mirip. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *