Ragam Penyebab Orang Tinggal di Rumah yang Berantakan

TEMPO.CO, Jakarta – Piring-piring kotor menumpuk di wastafel dapur. Campuran pakaian bersih dan kotor memenuhi tempat tidur atau bangku. Kertas-kertas berserakan di meja. Ternyata memang ada orang yang menyukai keadaan semrawut seperti itu, dan alasannya bukan hanya karena rasa malas.

Beberapa orang mungkin melihat kondisi kotor ini sebagai tanda kemalasan. Sebenarnya masih banyak alasan lain mengapa orang berperilaku seperti ini, mulai dari masalah kepribadian hingga gangguan kesehatan mental. Berikut beberapa pemicunya menurut para ahli.

Kecanggungan dan disorganisasi pada penderita ADHD dapat menjadi gejala gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD), menurut Terry Matlen, psikoterapis dan penulis The Queen of Distraction. Gejala lainnya termasuk kesulitan membuat rencana, menyelesaikan tugas, dan masalah memori.

Depresi dan/atau kecemasan Orang dengan depresi mungkin mengalami kekurangan energi dan motivasi. Natalie Christine Datila, seorang psikolog dan anggota fakultas di Harvard Medical School, mengatakan kepada HuffPost, “Motivasi menumpuk di bagian otak yang mengharapkan imbalan. Saat Anda mengalami depresi, bagian otak tersebut mati.”

Perubahan Hidup yang Stress Perubahan besar dalam hidup seringkali menimbulkan stres, sehingga mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berbenah, bahkan bagi mereka yang biasanya selalu rapi. “Karena tekanan tersebut, mereka tidak lagi memprioritaskan menjaga keluarga yang baik,” kata psikolog Michael Tompkins.

Contoh perubahan hidup adalah memiliki anak, terutama orang tua penderita ADHD. Mereka tidak lagi harus mengurus diri sendiri, tapi juga memikirkan anak-anaknya. Perubahan hidup penting lainnya termasuk pernikahan, perceraian, mulai kuliah, dan perubahan hormonal seperti menopause.

Beberapa orang yang penuh kenangan, terlalu malas untuk menata barang-barang yang seharusnya penuh kenangan. Misalnya souvenir mug, tiket konser atau kado penuh kenangan.

Tidak bisa mengambil keputusan: Hanya sedikit orang yang kesulitan mengambil keputusan dan bingung harus meletakkan barang-barang yang berserakan di mana, membuang atau menyimpannya, dan hal-hal lain yang perlu diputuskan.

Pilihan Editor: Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental yang Suka Menimbun Barang

Ada beberapa penyebab kita tidak lagi mencintai pasangan hingga berujung pada perpisahan. Inilah beberapa di antaranya. Baca selengkapnya

Para lansia perlu tetap bersosialisasi untuk menjaga komunikasi dan mencegah depresi akibat kesepian. Baca selengkapnya

Pelaku perampokan sebelumnya berada di Blok F Lapas Pemuda dan bersekolah di Fakultas Agama Islam Life Campus. Baca selengkapnya

Generasi Z menghadapi tantangan yang kompleks dan beragam dalam hidupnya. Baca selengkapnya

Ahli saraf mengatakan wanita lebih berisiko terkena migrain dibandingkan pria, dengan risiko kekambuhan yang lebih tinggi dan waktu pemulihan yang lebih lama. Baca selengkapnya

Judi online dikatakan sangat merusak dan berbahaya

Stres dapat menimbulkan konsekuensi serius pada fisik, perilaku, dan emosional yang dapat berdampak besar pada kesehatan. Baca selengkapnya

Stres dapat menimbulkan konsekuensi serius pada fisik, perilaku, dan emosional yang berdampak besar pada kesehatan, termasuk kesehatan jantung dan pernapasan. Baca selengkapnya

Baby blues syndrome merupakan gangguan mental yang sering dialami ibu setelah melahirkan. Berikut gejala dan cara mengatasinya

Penelitian menunjukkan bahwa kemarahan dapat mengurangi depresi, stres, dan kecemasan dibandingkan dengan bersikap sopan dan tenang. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *