Rumah Ambruk Akibat Ledakan Pipa PDAM di Kota Bandung, Warga Sempat Dengar Suara Gemuruh

TEMPO. . dan merusak dua rumah warga di atasnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Tempo, diameter pipa yang pecah adalah 90 sentimeter, dan tekanan air di dalam pipa saat pecah adalah 7,6 bar, sehingga setiap detiknya ada 700 liter air yang pecah.

Bambang, warga Jalan Maleer Utara, Bandung, juga mengalami kerusakan rumahnya. Rumah dua lantai Bambang dan beberapa tetangganya ambruk di kawasan perumahan akibat pipa PDAM jebol.

Bambang mengatakan kepada kantor berita Tempo saat dihubungi sehari setelah kejadian, “Ambruk karena terendam air dari pipa PDAM yang berarus deras.”

Rumah Bambang berukuran 5 x 6 meter dan mampu menampung empat orang. Saat Tempo berkunjung, puing-puing atap dan tembok yang roboh menumpuk di depan rumah. Di bagian bawah rumah terdapat lubang besar yang membuka pipa air berdiameter 1,5 meter. Pipa itu mengalir ke atas dan ke bawah kota.

“Saat saya beli rumah itu tahun 1988, saya tidak tahu ada pipa PDAM di bawahnya,” ujarnya.

Suara pipa sebelum pecah

Saat pipa pecah, air langsung memenuhi rumah korban dan menggenangi banyak rumah di sekitarnya. Ketinggian air, menurut warga, mencapai lutut orang dewasa. Beberapa detik sebelum kejadian, Bambang mengaku mendengar tiga kali ledakan yang lebih kecil dan lebih keras dari suara ban.

“Itu seperti mobil,” katanya.

Keluarga dan tetangganya meninggalkan rumah. Sontak, warga senang sekaligus takut karena banjir yang tiba-tiba terjadi. Warga lainnya lari ke desa, dan banyak tetangga yang tidak mampu menyelamatkan harta benda mereka dari air dan lumpur.

Cecep Joha, Ketua RW 05 Desa Cibangkong, mengatakan ada 85 kepala keluarga yang terkena dampak jebolnya pipa PDAM. “Termasuk masjidnya,” ucapnya.

Tak terkendali, air banjir setinggi lutut masuk ke rumah warga dan meninggalkan lumpur. Selain merendam furnitur dan barang elektronik, air dari pipa PDAM juga menyumbat kran air warga hingga rusak, kata Cecep. “Warga di sana bukan konsumen air PDAM, melainkan konsumen air tanah.”

Pipa yang pecah itu berusia setengah abad

Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono mengatakan, pipa PDAM yang pecah sudah berusia 50 tahun dan perlu penyelidikan menyeluruh untuk mencegah kejadian serupa di kemudian hari.

“Saya mohon maaf kepada masyarakat atas ketidaknyamanan ini dan tidak bisa mengakses situs secara langsung,” ujarnya.

Bambang membenarkan, perbaikan rumah korban dan santunan lainnya sudah dibicarakan oleh otoritas Perum Thirtavening dan warga terdampak. Pemotongan air ini diperkirakan akan berdampak pada 90.000 pelanggan air PDAM di Bandung yang tersebar di empat wilayah.

Pilihan Editor: Itu sebabnya beberapa netizen marah dengan iklan meta test pre-emptive Instagram.

Sungai Citarum merupakan salah satu sungai terbesar dan terpanjang di Jawa Barat. Kini situasinya memprihatinkan, sekitar 3 km dipenuhi sampah. Baca artikel

Pipa air baku PDAM Tirtavening Bandung jebol dan menghancurkan rumah warga. Baca artikel

Pipa Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM pecah di Jalan Maleer Utara, Desa Cibangkong, Kecamatan Batununggal, Bandung. Baca artikel

PAM JAYA mengerjakan 2 pekerjaan besar yaitu penggantian 32 saringan kasar dan penggantian saringan tipis yang berumur 10 tahun.

Masyarakat umum atau wisatawan dapat mengunjungi Pendopo wisata sejarah Bandung yang dibatasi 100 orang per hari. Baca artikel

Alat dan perangkat lunak meter air sistem token yang dikembangkan oleh Telkom University akan diluncurkan. Baca artikel

Pengunjung atau wisatawan hanya bisa berjalan di sepanjang jalan bersejarah Bandung ini karena mobil dilarang lewat dan parkir. Baca artikel

Pemerintah Kota Bandung ingin merestorasi Jalan Braga yang selama ini menjadi simbol kota sebagai destinasi wisata. Baca artikel

Ia akan tampil di Stadion Shila Siliwangi ke-7 Bandung. Stadion ini awalnya bernama Stadion SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda. Baca artikel

Seorang wanita ditemukan tewas di apartemen Jardin di Bandung, diduga dibunuh oleh kliennya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *