Serangan Udara Israel Menghantam Rumah Dekat Wisma Relawan MER-C di Gaza

TEMPO.CO, Jakarta – Serangan udara Israel menghantam sebuah wisma di Rafah, selatan Gaza, tempat tinggal relawan Indonesia dari Medical and Humanitarian Institute (MER-C). Berdasarkan keterangan tertulis MER-C pada Sabtu, 18 Mei 2024, penyerangan terjadi di sekitar wisma tersebut pada Jumat pukul 20.53 Waktu Indonesia Barat (WIB) atau 16.53 Waktu Gaza. MER – Tim C di Jakarta sedang menghubungi relawan di Gaza. MER-C mengatakan seluruh relawan selamat dan sehat, meski beberapa bagian wisma rusak akibat efek getaran. Rumah-rumah hancur dan warga mulai mengungsi. “Pecahan kaca dan bangunan beterbangan beberapa meter jauhnya,” kata Fekhri Rufiul Haq, relawan kemanusiaan MER-C, dalam video berdurasi hampir enam menit tersebut.

Di tengah suara drone dan ledakan, penyerangan hanya berjarak beberapa meter dari wisma, kata Fekri. “Jaraknya hanya beberapa puluh meter, tepat di belakang gedung, sebelum ambruk. “Kekuatannya sangat besar,” katanya, “sementara drone di atas masih terbang dan suara jet tempur masih terdengar dari akomodasi pos MER-C.” Fikry kemudian memperlihatkan isi wisma yang penuh kerusakan, benda berserakan, kaca jendela pecah, dan engsel kamar mandi pecah. Video tersebut memperlihatkan para relawan berusaha keluar, mengumpulkan koper dan beberapa kasur di luar wisma. Seorang warga sekitar juga terlihat meminta bantuan kepada tim medis MER-C, setelah itu seorang relawan membalut lengannya dan memeriksa perutnya. MER-C mengatakan seluruh relawan dipindahkan ke wisma lain di kawasan kamp pengungsi Almawasi. Badan tersebut menyatakan, mereka telah mengoordinasikan situasi terkini dengan Tim Tanggap Medis Darurat (EMT) di Gaza dan Kairo, serta Kementerian Luar Negeri Indonesia. Israel baru-baru ini mengintensifkan operasi militernya di Rafah di perbatasan dengan Mesir, memaksa ratusan ribu orang meninggalkan salah satu kamp pengungsi yang tersisa di Gaza. Jens Lerke, juru bicara kantor kemanusiaan PBB, mengatakan sebagian besar orang telah mengikuti instruksi untuk pindah ke utara tetapi belum menemukan rute atau tujuan yang aman.

“Orang-orang ketakutan dan berusaha melarikan diri,” kata Laerke dari Jenewa. MER-C sebelumnya mengumumkan akan memindahkan para relawan ke kawasan al-Mawasi dekat pantai, kawasan yang dianggap lebih aman berdasarkan rekomendasi WHO dan Kementerian Kesehatan Gaza. Total WNI yang menjadi relawan MER-C di Gaza sebelum berita ini diturunkan berjumlah 12 orang. Mereka merupakan tim medis yang terdiri atas seorang dokter bedah plastik, seorang dokter ortopedi, seorang dokter spesialis kedokteran keluarga, seorang dokter umum, empat orang perawat, dan seorang dokter spesialis kandungan. Selain itu, terdapat empat orang staf non medis, dua di antaranya merupakan mahasiswa yang telah lama bertugas sebagai relawan MER-C di Gaza, yakni Fakhri Rufiol Haqe dan Reza Aldila Kurniawan.

Nabila Azhra A. |: Reuters:

Pilihan Editor: Israel mengusir warga Palestina dari Rafah, Belgia. Invasi akan menyebabkan pembantaian.

Ikuti berita terkini Tempo.co di Google News, klik di sini

Amerika Serikat telah mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui pelabuhan terapung buatannya sendiri di lepas pantai Jalur Gaza. Baca selengkapnya

Joe Biden menandatangani RUU penerbangan yang dapat meningkatkan personel pengatur lalu lintas udara

Menteri Luar Negeri UEA memperingatkan peningkatan ketegangan di Timur Tengah menyusul invasi besar-besaran tentara Israel ke Rafah. Baca selengkapnya

Kementerian Luar Negeri setiap hari melakukan kontak dengan relawan Mer-C untuk memantau status mereka secara umum

PBB mengatakan pelabuhan terapung yang baru dibangun untuk mengirim bantuan ke Gaza dinilai jauh lebih nyaman dibandingkan jalur darat.

Dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut negara-negara pendukung Palestina melawan agresi Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, namun pengesahannya di Dewan Perwakilan Rakyat AS menggarisbawahi kesenjangan tahun pemilu Israel. Baca selengkapnya

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai bantuan kemanusiaan ini sangat dibutuhkan masyarakat Gaza. Baca selengkapnya

Pengadilan Afrika Selatan meminta Israel segera menarik pasukannya dan menghentikan serangan militer di Rafah, Gaza.

Ketika Israel terus mengebom Jalur Gaza, muncul pertanyaan tentang kapan Israel akan berhenti dan apa yang akan dilakukan Netanyahu. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *