Sinyal Awal PDIP Diprediksi Bakal Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

TEMPO.CO, Batavia – Sinyal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) lawan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan semakin kuat setelah diumumkannya calon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo di oposisi. pemerintahan masa depan

Prediksi oposisi PDIP ke depan terlihat dari pernyataan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto baru-baru ini. Ganjar mengatakan, aduan tersebut merupakan tanda daging sapi di hadapan pihak kulit putih.

“Iya tentu (menyatakan pendapat partai), karena ini situasi nasional, alangkah baiknya pemilu tidak mengubah situasi PDI Perjuangan, PPP, Perindo dan Hanura,” kata Hasto usai acara halalbihalal. . dan pembukaan Tim Nasional Pemenang (TPN) Ganjar-Mahfud di Menteng, Batavia Tengah, pada Senin, 6 Mei 2014.

Selain itu, Hasto mengatakan, Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Masalah-masalah tersebut adalah pangan, investasi, lapangan kerja, perang geopolitik global, dan perubahan iklim.

“Kita butuh kerja sama semua pihak dari seluruh penjuru bangsa. Itulah kekuatan memberi,” kata Hasto.

Politisi asal Yogyakarta menyebut tren tersebut menjadi motivasi Ganjar dan Mahfud untuk mengabdi pada bangsa dan negara, meski tidak bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurut Hasto, ruang kantornya luas.

“Misalnya dalam memperjuangkan supremasi hukum, mendorong meritokrasi untuk menjalankan dan melatih, terutama untuk persiapan pemilu kepala daerah,” ujarnya.

Ia juga mengatakan pemilu 2024 merupakan dokumen penting bagi demokrasi di Indonesia. Kekuasaan tertinggi, kata Hasto, tidak boleh diterima rakyat.

Catatan: Pengumuman Ganjar bisa jadi mengungkap status PDIP

Senada dengan Hasto, pakar politik sekaligus Direktur Aljabar Indonesia Strategis, Arifki Chaniago, juga menyebut keputusan Ganjar menentang pemerintahan pemerintahan Prabowo-Gibran bisa menutup kondisi PDIP.

“Kalau kita lihat daftar Koalisi Maju Indonesia, sepertinya ada tempat untuk bergabung dengan PKB dan NasDem,” kata Arifki melalui suratnya, Selasa, 7 Mei 2024.

Arifki mengatakan, kawasan ini lebih realistis untuk tingkat oposisi PDIP. Namun keadaan bisa berbeda jika Puan Maharani (Ketua DPP PDIP) membaca waktu berbeda mengenai langkah strategis PDIP ke depan.

Ganjar bisa diuntungkan jika PDIP berhenti karena masih punya daya beli politik. Tapi Puan Maharani ini saatnya melihat situasi politik, apalagi dengan konferensi presiden yang sudah dimulai Pak Prabowo, kata Arifki.

Menurut Arifki, pidato President’s Club tidak bisa selesai jika PDIP berada di fase oposisi. Megawati Soekarnoputri menjadi Ketum PDIP yang akan menduduki jabatan politik tetap. “Kerjasama presidensial dengan Megawati sangat mungkin dilakukan,” katanya.

Arifki mengatakan, ide tersebut akan ia sampaikan kepada Megawati bersama Jokowi dan Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY suatu saat nanti. Menurutnya, ide-ide yang diusung Prabowo bersama timnas dan dipilih untuk hajatan pasca Pilpres sangat menarik.

Sulit untuk melahirkan koalisi presidensial, apalagi jika PDIP lepas dari posisi Megawati sebagai presiden pertama dan pemimpin besar partai. Bagus sekali, kata Arifki.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *