Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

TEMPO.CO , Jakarta – Dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Penyakit Menular Suliyanti Saroso Jakarta, Pompini A. .

“Jadi ada demam, sakit tenggorokan, mungkin lemas, tapi flu musiman diikuti batuk dan biasanya batuk kering, badan pegal-pegal. Itulah yang membuat perbedaan,” kata Pompini dalam program “Flu Singapura Vs. Flu’, Rabu 3 April 2024.

Ia menjelaskan, virus penyebab kedua penyakit tersebut berbeda. Menurutnya, flu Singapura disebabkan oleh virus Coxsackie A16 dan Entrovirus A71. Virus ini dapat menyebabkan kejadian darurat di beberapa negara. Di negara-negara Asia-Pasifik, epidemi ini disebabkan oleh enterovirus A71, sedangkan di Eropa dan Amerika disebabkan oleh virus Coxsackie A16.

Menurutnya, virus tersebut paling banyak menyerang bayi dan anak-anak, serta bisa juga menyerang orang dewasa. Penularannya terjadi melalui kontak langsung dari seseorang yang sedang sakit ke orang lain, misalnya melalui air liur atau kontak dengan benda yang terkontaminasi.

“Misalnya mainan anak, peralatan makan, makanan yang terkontaminasi. “Jika kita bersentuhan dengan benda yang terkontaminasi dan tidak mencuci tangan atau menutup hidung, maka akan mudah masuk ke dalam tubuh,” jelasnya.

Anak-anak adalah kelompok yang paling berisiko. Flu Singapura juga memiliki pola musiman tergantung iklim masing-masing negara. Di beberapa negara seperti Australia, Amerika Serikat, Hong Kong, China, dan Taiwan, penyakit ini muncul pada musim dengan suhu tinggi.

“Bagi negara-negara yang memiliki iklim hangat sepanjang tahun, penularan ini bisa terjadi sepanjang tahun. Misalnya di Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam,” jelasnya.

Pompini menjelaskan, anak-anak berisiko tertular penyakit ini karena kurang menjaga kebersihan. Selain itu, anak-anak yang berada di tempat penitipan anak juga berisiko. Meskipun mereka tidak terlihat sakit, mereka dapat menularkan virus.

Dalam kesempatan yang sama, dokter spesialis anak RSPI, Nuraliza menjelaskan, pada flu Singapura, lesi yang muncul berupa bintil berisi air di tubuh. Misalnya saja di tangan, kaki, bahkan di mulut yang menimbulkan rasa sakit saat menelan.

Pilihan Editor: Batuk membandel di malam hari, berikut berbagai pemicunya

Satu paru-paru masih memungkinkan seseorang untuk menjalani kehidupan yang relatif normal. Baca selengkapnya

Varian KP.1 dan KP.2 memang belum terdeteksi di Indonesia, namun masyarakat diimbau tidak lengah dan tetap menjaga kekebalan tubuh. Baca selengkapnya

Kementerian Kesehatan meminta jamaah haji mewaspadai virus MERS-CoV selama musim haji. Berikut gejala dan risiko tertular virus ini. Baca selengkapnya

Bau mulut memang sangat menjengkelkan. Simak 4 penyebab bau mulut lainnya yang bukan karena jarang menyikat gigi. Baca selengkapnya

Apakah penyakit Lyme akibat gigitan serangga bisa disembuhkan? Tentu saja sampai pengobatannya terlambat, karena komplikasinya berbeda-beda. Baca selengkapnya

Para ahli di bidang kesehatan, kebersihan dan penguatan imunitas tubuh dapat mencegah tertular flu Singapura. Inilah yang perlu dilakukan. Baca selengkapnya

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak jika ditemui gejala-gejala berikut ini. Simak penjelasan para pakar kesehatan anak. Baca selengkapnya

Menjaga kebersihan tangan merupakan salah satu upaya pencegahan berbagai penyakit menular dan merupakan bagian dari pola hidup sehat. Ini adalah metode yang disarankan. Baca selengkapnya

Demam berdarah dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan tipes. Namun keduanya merupakan jenis penyakit yang berbeda. Baca selengkapnya.

Tanggal 22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kementerian Kesehatan, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cara mencegah demam berdarah. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *