Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

TEMPO.CO, Jakarta – Scopus merupakan layanan pengindeksan jurnal dan penyedia database penelitian akademis terbesar di dunia. Jurnal Scopus mempunyai reputasi kelas dunia. Scopus kini berada di bawah Elsevier, sebuah perusahaan atau penerbitan ilmiah internasional yang berbasis di Amsterdam, Belanda. Elsevier sendiri sudah berdiri sejak tahun 1880.

Scopus memiliki database yang mencakup jurnal ilmiah global dan regional, prosiding konferensi, dan buku. Scopus mengindeks lebih dari 22.000 judul artikel jurnal dari lebih dari 5.000 penerbit. Selain Scopus, masih banyak layanan pengindeksan jurnal lainnya.

Indeks ini sering digunakan sebagai indikator dampak penelitian. Publikasi pada jurnal yang terdaftar di Scopus dinilai memiliki kualitas yang sangat baik dan dapat berdampak pada reputasi dan karir seorang peneliti.

Setiap publikasi ilmiah pada jurnal nasional diberikan nilai atau skor yang disebut “nilai kredit” (AK) berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan. Kriteria ini mencakup faktor-faktor seperti tingkat pemberdayaan jurnal, tingkat penerimaan, kualitas konten, penulis, dan banyak lagi. Semakin tinggi nilai kredit yang diberikan untuk suatu publikasi, semakin tinggi pula nilai akademik yang diterima penulis.

Nilai kredit jurnal nasional biasanya menjadi pertimbangan penting untuk mempromosikan posisi akademik, mengajukan proposal penelitian, atau mengevaluasi kinerja akademik dan penelitian secara keseluruhan. Tujuannya untuk mendorong dosen dan peneliti menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas dan mendukung pengembangan penelitian di Indonesia.

Menurut Pasal 26 Ayat (3) Tahun 2013, 46 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dosen yang ingin diangkat menjadi Profesor Madya harus memenuhi persyaratan publikasi pada jurnal yang diakui internasional. Tidak ada persyaratan untuk dipublikasikan di jurnal Scopus.

Setiap publikasi ilmiah pada jurnal nasional diberikan nilai atau skor yang disebut “nilai kredit” (AK) berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan. Kriteria ini mencakup faktor-faktor seperti tingkat pemberdayaan jurnal, tingkat penerimaan, kualitas konten, penulis, dan banyak lagi. Semakin tinggi nilai kredit yang diberikan untuk suatu publikasi, semakin tinggi pula nilai akademik yang diterima penulis.

Selain itu, penulisan jurnal ilmiah untuk dosen dapat membantu memberikan kontribusi terhadap nilai kredit dosen.

Nilai kredit jurnal nasional biasanya menjadi pertimbangan penting untuk mempromosikan posisi akademik, mengajukan proposal penelitian, atau mengevaluasi kinerja akademik dan penelitian secara keseluruhan.

Kewajiban dosen untuk melakukan penelitian juga tertuang dalam Surat Perintah Nomor 12/E/KPT/Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2021, Bab 12/E/KPT/ Tahun 2021 tentang Pengelolaan Dosen beban kerja.

Di bawah ini syarat jurnal ilmiah dapat ditulis oleh dosen dalam waktu 3 tahun.

1. Dosen dengan pangkat Associate Professor

Dosen berpangkat Associate Professor telah menerbitkan minimal 3 karya ilmiah bereputasi nasional dengan syarat menjadi penulis utama. Selain itu, Anda dapat menghasilkan minimal 1 karya ilmiah yang terindeks di jurnal internasional sebagai penulis utama atau penulis pendamping.

2. Profesor

Profesor harus mempublikasikan minimal 3 jurnal ilmiah dalam jurnal tersebut

Karya ilmiah internasional atau nomor 1 di jurnal dengan reputasi internasional sebagai pemimpin atau rekan penulis.

3. Dosen dan Asisten Ahli

Untuk pengajuannya, Dosen dan Asisten Ahli harus menulis 1 karya ilmiah.

Saat ini terdapat lebih dari 50 jurnal yang terindeks Scopus di Indonesia. Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), IPB, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) termasuk kampus yang menduduki peringkat 13 perguruan tinggi dalam Scopus Journals Most Research Index tahun 2018. , Universitas Deponegoro (Undip), Universitas Bravijaya (UB), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Sebelus Maret (UNS), Universitas Airlanga (UNAIR), Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Binus dan Universitas Kota Andalus (Unand).

Pilihan Editor: Cara menulis artikel ilmiah di jurnal terindeks Scopus

Marsha Alicia Rahmadiar Setianto mahasiswa Fakultas Hukum Unir berhasil meraih Juara 1 International Taekwondo Championship di Skotlandia. Baca selengkapnya

Dosen Sosiologi Unair mengatakan kecanduan judi online di Indonesia didorong oleh berbagai faktor, salah satunya adalah hubungan negatif. Baca selengkapnya

Kisah Aulia Ayubin, lulusan termuda dan tercepat dari program spesialis Universitas Gadja Mada (UGM) dengan IPK 4,00. Baca selengkapnya

Tiga program studi UGM adalah Matematika, Kimia dan Fisika. Baca selengkapnya

Untuk melindungi peserta yang mengenakan pakaian tidak pantas, panitia UTBK SNBT 2024 menyediakan pakaian pinjaman yang biasanya berupa kaos dan sepatu. Baca selengkapnya

Penkianadan mengenang Umar Kayam yang berperan sebagai Soekarno di G30S/PKI. Kakek Nino RAN adalah seorang penulis dan guru besar di Fakultas Sastra UGM. Baca selengkapnya

Rocky Gerung mengaku tidak bersalah dalam kasus pencemaran nama baik presiden yang dilayangkan David Tobing. Bagaimana dengan kilas balik? Baca selengkapnya

Mahasiswa FTUI kembali menjuarai kompetisi proyek konstruksi inovatif yang diselenggarakan oleh CIOB. Tim UI telah menciptakan shelter ramah lingkungan. Baca selengkapnya

Selama UTBK SNBT 2024 Balai Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) di Bandung menerapkan berbagai cara untuk mencegah terjadinya kecurangan.

Berbagai serangga memberikan manfaat bagi manusia dalam bentuk produk yang mempunyai nilai komersial. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *