Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

TEMPO.CO, Jakarta – Pada tahun 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan dampak langsung banjir. Kondisi cuaca ekstrim berupa hujan disertai angin dengan curah hujan yang cukup deras ditambah dengan transformasi spasial menyebabkan peningkatan intensitas bencana.

Pada tanggal 17 Februari 2024, wilayah Surabaya bagian barat yakni kawasan Pakal dilanda banjir. Menurut Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Jawa Timur (Jatim) setempat, banjir tersebut disebabkan oleh hujan lebat yang berlangsung sejak pukul 14.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB yakni selama 4 jam.

Akibatnya, kawasan Pakal Jalan Pakal Madya Barat, Jalan Tengger Kandangan, dan Jalan Raya Jurang Kuping terendam air banjir setinggi kurang lebih 40 sentimeter. Menurut informan kami, banjir di kawasan Pakal merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir, hal ini juga dibenarkan oleh laporan Suarasurabaya.net.

Pada tanggal 5 April 2024, Kota Surabaya kembali dilanda banjir yang cukup parah. Banjir melanda Dukuh Kupang. Menurut Walhi Jatim, hujan lebat terjadi pada malam tanggal 4 April sekitar pukul 21.30 – 02.00 WIB, yakni kurang lebih selama 5 jam.

Peristiwa tersebut menyebabkan banjir setinggi dada orang dewasa di kawasan Dukuh Kupang Ganglebar. Merujuk pada hasil inventarisasi kejadian banjir dari pemberitaan Jawapos.com. Wilayah Dukuh Kupang sering dilanda banjir. Seiring dengan berjalannya waktu, warga akhirnya beradaptasi dengan meninggikan bagian depan rumah dan memasang pembatas agar jika terjadi hujan lebat, air dapat masuk ke dalam rumah. Namun banjir kemarin sungguh membuat kaget warga, air yang biasanya hanya setinggi lutut masih setinggi dada orang dewasa.

Tindakan Pemerintah Kota Surabaya

Merujuk pada keterangan resmi Pemerintah Kota Surabaya bahwa akibat bencana banjir besar yang melanda Kota Surabaya pada tanggal 17 Februari dan 4 April, banjir tersebut disebabkan oleh 3 permasalahan utama, pertama karena tumpukan sampah yang menghalangi saluran air, dan kedua. Penyempitan saluran air akibat pelebaran jalan raya, dan ketiga, kurangnya stasiun pompa di kawasan tersebut.

Merujuk pernyataan Kepala Dinas Sumber Daya Air Surabaya, Bina Marga mengatakan penumpukan sampah dan penyempitan saluran air akibat pelebaran jalan menjadi permasalahan utama penyebab terjadinya banjir pada awal tahun 2024. Wakil DPRD Kota Surabaya AH Thony juga menegaskan, membuang sampah ke saluran air sudah menjadi kebiasaan masyarakat Surabaya. Ia mengatakan, budaya membuang sampah ke sungai harus diakhiri agar kota ini tidak kebanjiran.

Tahun ini, Pemkot Surabaya menyiapkan anggaran sebesar Rp776 miliar untuk mengatasi permasalahan banjir di Surabaya. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi berencana mewujudkan Surabaya bebas banjir pada tahun 2027 yang membutuhkan anggaran sebesar Rp. Untuk mencapai tujuan tersebut, anggaran PLN sebesar 3,5 triliun nantinya akan dialokasikan untuk pembangunan gorong-gorong, perbaikan saluran utama, dan pembangunan stasiun pompa baru di kota-kota yang belum memiliki stasiun pompa.

WALHI Jawa Timur merespons

Wahana Lingkungan Hidup Jawa Timur (Jatim) yang dikutip walhi.org berpendapat, banjir yang terjadi di Kota Surabaya bukan hanya persoalan saluran air atau persoalan teknis seperti pembangunan fisik pelindung banjir. perangkat.

Perlu ditegaskan, solusi manipulatif yang setiap tahunnya selalu fokus pada perbaikan saluran air, penyediaan stasiun pompa, dan penyediaan stasiun pompa, hanyalah aspirin atau solusi jangka pendek terhadap permasalahan tersebut. Karena banjir terjadi setiap tahun, frekuensi dan dampaknya cenderung meningkat. Meskipun Pemerintah Kota Surabaya telah berusaha mengatasi permasalahan ini, namun kami melihat belum ada kebijakan yang signifikan yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

Menurut WALHI Jatim, hal yang sering luput dari pembahasan banjir di Kota Surabaya adalah berubahnya fungsi penataan ruang yang diwujudkan dengan semakin menyusutnya daerah resapan dan resapan air. Berkurangnya daerah resapan dan daerah resapan air telah meningkatkan risiko terjadinya banjir pada suatu daerah.

Kota Surabaya yang merupakan pusat industri, perdagangan dan jasa di wilayah Jawa Timur berubah menjadi kota yang kewalahan dengan pembangunan yang tidak terkendali dan menunjukkan tata ruang yang buruk serta rusaknya paradigma penataan ruang dalam mengendalikan perekonomian sebaliknya, perekonomian mengendalikan dan mengatur perencanaan tata ruang, menurut sebuah studi evaluasi Jumat “Pengenalan untuk mengenal alih fungsi penataan ruang di Kota Batu dan Surabaya.”

Salah satu yang kami temukan sebelumnya adalah perubahan kawasan terbuka, khususnya di wilayah Surabaya bagian barat dan timur, yang secara intensif dan masif disulap menjadi perumahan elit. Kawasan yang dulunya merupakan kawasan hijau seperti persawahan, tangkapan alam seperti waduk dan kawasan mangrove kini menghilang dan digantikan oleh bangunan-bangunan elit.

Saat ini, di kawasan pusat, pembangunan yang tidak terkendali, membeton hingga menempati sempadan sungai dan saluran air untuk permukiman atau usaha, turut menambah kompleks permasalahan tata ruang di Surabaya.

Hal ini terlihat dari perubahan yang terjadi di wilayah Surabaya Barat khususnya Kecamatan Pakal selama 15 tahun terakhir. Berkurangnya ruang terbuka membuat kawasan tersebut menjadi kawasan rawan banjir. Begitu pula dengan kawasan Dukuh Kupang yang setiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah penduduk, hal ini juga menjadikan kawasan tersebut rentan terhadap banjir akibat menyempitnya lahan terbuka sebagai kawasan pemukiman.

Pilihan Redaksi: Jalur Pantura Semarang – Surabaya terendam banjir setinggi 2 meter

Bocah A, 6 tahun, terjatuh ke dalam kanal dan tersapu air banjir dan hujan saat mengejar mainannya.

Kabupaten Bein Bolango di Gorontalo masih dalam situasi banjir kritis menyusul meluapnya Sungai Bein pada 19 Juni lalu. Baca selengkapnya

Banjir membuat saluran air tidak terlihat. Korban diduga terjatuh ke saluran air dan terbawa arus. Baca selengkapnya

Tantangan besar dalam penanganan bencana alam adalah luasnya wilayah banjir yang tersebar di enam kecamatan. Baca selengkapnya

Pada Rabu, 26 Juni 2024, hujan deras mengguyur dua kabupaten di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Baca semuanya

Dengan merebaknya perjudian online, PPATK telah merilis lima provinsi di Indonesia yang penggunanya menikmati perjudian jenis ini. Provinsi mana saja? Baca selengkapnya

Topik pengecekan akun WhatsApp disadap menjadi berita terpopuler di Top 3 Tekno. Baca selengkapnya

Ketinggian air yang terhenti akibat banjir di Kabupaten Penajam Paser Utara di Provinsi Kalimantan Timur mulai surut, menurut data BNPB. Baca selengkapnya

Unit tersebut memberikan pelayanan yang bertujuan untuk mewujudkan hak dan peran penyandang disabilitas dalam penanggulangan bencana. Baca selengkapnya

Hujan deras pada 23 Juni 2024 menggenangi Desa Sepaku, ketinggian air mencapai dua meter. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *