Tempat Duduk di Pesawat yang Paling Minim Guncangan saat Terjadi Turbulensi

TEMPO.CO , Jakarta – Kecemasan membuat banyak orang takut untuk naik pesawat, apalagi pasca kejadian fatal Singapore Airlines SQ321 yang terjadi dari London menuju Singapura pada Selasa, 21 Mei 2024. Tidak semua turbulensi mempunyai dampak yang mematikan. Beberapa turbulensi menyebabkan getaran kecil di dalam ruangan. Namun getarannya bisa mengganggu penumpang.

Memilih tempat duduk di pesawat dapat mengurangi risiko guncangan saat turbulensi lebih tinggi. Menurut banyak wisatawan, pilot, dan kru, kursi terbaik saat turbulensi biasanya berada di sayap atau di depan pesawat.

Menurut pilot Australia Jimmy Nicholson, kursi depan pesawat tidak terlalu bergetar saat terjadi turbulensi.

“Jika Anda duduk di belakang, akan terjadi lebih banyak turbulensi,” kata Nicholson dalam video TikTok, seperti dilansir Newsweek.

Area di atas sayap juga dianggap sebagai salah satu bagian pesawat yang paling stabil karena lebih dekat dengan pusat gravitasinya. Namun ke arah belakang kabin, ekornya bisa memantul ke atas dan ke bawah dalam turbulensi. Namun, beberapa wisatawan petualangan memilih daerah pedalaman karena turbulensinya

Pilot biasanya dilatih untuk menangani turbulensi dan melakukan yang terbaik untuk membuat penerbangan senyaman mungkin. Turbulensi terutama disebabkan oleh gangguan aliran udara. Masalah yang berhubungan dengan cuaca, seperti angin kencang, awan, atau badai, juga dapat menyebabkan turbulensi. Guncangan atau kantong udara acak juga dapat menyebabkan getaran.

Sebelumnya, pada Maret 2024, pesawat United Airlines Boeing 787 terpaksa melakukan pendaratan darurat setelah mengalami turbulensi ekstrem. Akibat kejadian ini, sekitar 22 orang mengalami luka-luka, tujuh orang dilarikan ke rumah sakit. Sekitar sebulan lalu, 16 orang terluka ketika Boeing 777 milik United Airlines dilanda turbulensi hebat.

Sebuah studi yang diterbitkan tahun lalu oleh para peneliti Inggris menemukan bahwa perubahan iklim telah meningkatkan turbulensi selama 40 tahun terakhir.

“Kami menemukan bukti jelas adanya peningkatan signifikan pada ketinggian jelajah pesawat di sekitar garis lintang tengah,” simpul University of Reading.

Para peneliti menemukan peningkatan turbulensi terbesar terjadi di Amerika Serikat dan Samudra Atlantik Utara, yang juga merupakan landasan udara tersibuk di dunia.

Pilihan Editor: Apa penyebab turbulensi seperti Singapore Airlines?

Singapore Airlines telah mengubah aturan layanan dalam penerbangannya, termasuk menghentikan makanan saat sabuk pengaman dipasang. Baca selengkapnya

Jika ada penumpang yang meninggal dunia dalam penerbangan tentu akan menyulitkan. Apa yang harus dilakukan awak kabin? Baca selengkapnya

Penerbangan Singapore Airlines dari London menuju Singapura mengalami turbulensi ekstrim mendadak di Cekungan Irrawaddy pada Selasa, 21 Mei. Baca selengkapnya

Rute sepanjang 1.905 km antara Santiago, Chile dan Santa Cruz, Bolivia tercatat sebagai rute paling sibuk. Baca selengkapnya

Aeroculture and Adventure Festival merupakan kombinasi kegiatan dirgantara, terjun payung, terjun payung, dan aksi sepeda motor. Baca selengkapnya

Inilah yang harus dilakukan saat pesawat mengalami turbulensi. Baca selengkapnya

PT Garuda Indonesia ingin harga tiket pesawat naik. Alasannya adalah biaya pengoperasian pesawat mahal. Baca selengkapnya

Empat rute penerbangan Bali (DPS), Surabaya (SUB), Medan (KNO), dan Singapura (SIN) menjadi destinasi terpopuler penumpang. Baca selengkapnya

Rombongan calon jamaah haji Golongan 41 harus kembali dari Donohue ke Asrama Haji Boyolali karena pesawat mengalami kendala. Baca selengkapnya

Lusinan flamingo menabrak pesawat Emirates di Mumbai. Untungnya pesawat berhasil mendarat. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *