Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

TEMPO.CO, Jakarta – Irak menyatakan kekhawatirannya akan terlibat dalam perang yang lebih luas di Timur Tengah dan meminta semua pihak yang berkonflik untuk menahan diri. Kata-kata tersebut diucapkan pemimpin Irak pada Senin, 15 April 2024, saat bertemu dengan sejumlah pejabat AS, termasuk Presiden Joe Biden, di Washington. Perdana Menteri Irak Mohammad Shia al-Sudani, yang memimpin delegasi negaranya, meminta semua pihak untuk melakukan mediasi. Sedang dari timur. Dia berbicara di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel menyusul serangan udara terhadap markas militer Teheran di Tel Aviv pada akhir pekan. “Kami mendorong segala upaya untuk menghentikan perluasan zona konflik, terutama yang terjadi baru-baru ini,” kata Sudani di Gedung Putih saat mengawali pertemuan dengan Biden. Selama pertemuan bilateral, kedua pemimpin membahas kerja sama politik, ekonomi dan keamanan untuk mencapai tujuan bersama, termasuk pembangunan di Irak dan kemajuan di Timur Tengah, kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan. Pertemuan itu terjadi ketika Amerika Serikat dan negara-negara Eropa mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri ketika sekutu AS, Israel, mempertimbangkan pembalasan atas serangan rudal dan drone dari Iran. Irak menempati posisi langka sebagai sekutu Washington dan Teheran.

Wilayah udara Irak adalah jalur utama serangan drone dan rudal Iran terhadap Israel, dan para pejabat Irak mengatakan Iran memberi tahu mereka dan negara-negara lain di kawasan itu sebelum serangan itu terjadi. Sudani, yang duduk di sebelah Biden di Ruang Oval dan berbicara melalui seorang penerjemah, mengakui bahwa Amerika Serikat dan Irak mungkin memiliki pandangan berbeda mengenai apa yang terjadi di Timur Tengah. Namun, kami sangat setuju dengan hukum internasional, hukum humaniter internasional, tanggung jawab membela diri dan hukum perang, dan kami menolak segala bentuk penindasan terhadap warga sipil, terutama perempuan dan anak-anak, dan kami mendorong komitmen untuk menghormati norma-norma internasional dan misi diplomatik. . Biden mengatakan Washington berkomitmen terhadap keamanan Israel dan mengakhiri perang di Gaza. Kami berkomitmen terhadap gencatan senjata yang akan memulangkan para sandera dan mencegah konflik meluas melampaui apa yang sudah ada, ujarnya. dan perjanjian strategis penting antara kedua negara, “Kemitraan antara Amerika Serikat dan Irak sangat penting,” kata Biden, menurut ringkasan pertemuan Gedung Putih, yang membahas agenda untuk terus membangun kembali Irak pasca-ISIS dan memulihkan kondisinya. posisi sebagai “mesin stabilitas dan pertumbuhan” bagi Timur Tengah Kekalahan Irak yang terus berlanjut akan membantu menjamin keamanan masa depan Irak, kawasan dan dunia. . “Dan itulah sebabnya kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan menghormati aturan kerja diplomatik dan hukum internasional,” ujarnya.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin menyambut Perdana Menteri Irak Mohammad Shia al-Sudani di Pentagon, 15 April 2024. Reuters Para pejabat AS dan negara-negara Barat lainnya menyambut baik usulan rencana reformasi ekonomi Sudan, namun masih ada kekhawatiran mengenai pengaruh Iran, sebuah kelompok yang didukung Iran. Beberapa kelompok bersenjata Muslim Syiah telah berpartisipasi dalam serangan balasan terhadap tentara AS sehubungan dengan perang Israel di Gaza. AS memiliki 2.500 tentara di Irak, memberikan nasihat dan mendukung pasukan lokal dalam perang melawan kebangkitan ISIS, yang menguasai sebagian besar Irak dan Suriah sebelum dikalahkan pada tahun 2014. Dalam acara terpisah di Pentagon, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan Washington dan Baghdad telah sepakat mengenai “perlunya mengubah hubungan keamanan bilateral yang telah lama ada.” Menurutnya, para pemimpin militer sedang mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah pasukan AS di Irak.

Pilihan Editor: AS mengatakan Israel tidak akan mengambil bagian dalam serangan balasan terhadap Iran REUTERS

AS selalu menjadi pendukung utama Israel dengan dana yang besar. Baca selengkapnya

Pemerintah Slovenia telah mengkonfirmasi keputusan untuk mengakui negara Palestina merdeka, menyusul langkah yang diambil oleh Spanyol, Irlandia dan Norwegia. Baca selengkapnya

Perdana Menteri Norwegia menekankan bahwa pengakuan terhadap negara Palestina penting untuk berkontribusi terhadap perdamaian di Timur Tengah. Baca selengkapnya

Biden awalnya menyebut keputusan ICC “luar biasa” namun kemudian memperingatkan agar tidak memberikan sanksi. Baca selengkapnya

Spanyol, Irlandia dan Norwegia resmi mengakui Negara Palestina pada Selasa 28 Mei 2024. Inilah alasan ketiga negara tersebut. Baca selengkapnya

Israel sering membuat klaim palsu selama perang Gaza, namun kenyataannya membuktikan sebaliknya. Baca selengkapnya

Amnesty International melaporkan bahwa Amerika Serikat merupakan negara dengan jumlah eksekusi tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Baca selengkapnya

Sejumlah pemimpin negara Eropa mengaku siap mendukung kemerdekaan Palestina yang sedang menghadapi genosida Israel. Baca selengkapnya

Erdogan mengutuk keras serangan Israel ke Gaza. Dia menyebut Netanyahu sebagai vampir penghisap darah rakyat Palestina. Baca selengkapnya

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu disuruh mengundurkan diri karena tidak mampu berperang dengan Hamas. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *