Top 3 Hukum: Kronologi Pembubaran Mahasiswa Katolik UNPAM Saat Doa Rosario, 4 Warga Tangsel Jadi Tersangka

TEMPO.CO , Jakarta – Tiga pemberitaan terpopuler di bidang hukum dan pidana pada Rabu pagi berawal dari rangkaian acara warga Tangsel membubarkan mahasiswa Katolik Universitas Pemulang (UNPAM) saat sholat rosario. Pembubaran tersebut berujung pada penyerangan dan penganiayaan terhadap mahasiswa Universitas Pemulang. Kabar terpopuler kedua, empat orang diduga membubarkan dan menganiaya mahasiswa Universitas Pemulang (Unpam) yang sedang berdoa rosario di Desa Funkol, Bekan. Setu, Tangsel (Tangsal). Empat orang yang tinggal di Kampung Funkol diduga terlibat dalam penyerangan terhadap A, perempuan berusia 19 tahun – Kadima. Pembubaran terjadi karena warga khawatir dengan aktivitas banyak pelajar yang dinilai ribut. Siswa saat upacara rosario di Tangsel

Kegiatan pembacaan rosario yang dilakukan oleh Persatuan Mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM) ini dibubarkan oleh banyak warga rumah kontrakan di Desa Babaken, Kecamatan Sato, Tangerang Selatan (Tangsal). Penyerangan tersebut berujung pada penyerangan dan pelecehan terhadap pelajar. Bahkan, satu orang diketahui terluka setelah ditusuk warga dengan senjata tajam atau pisau.

Kabar kejadian tersebut pertama kali dibagikan oleh akun X (dulu Twitter) @KatolikG yang mengunggah video sekelompok orang yang diduga warga sedang bertengkar. Kabar tersebut kemudian menyebutkan bahwa bulan Mei adalah waktu berkumpulnya umat Katolik untuk berdoa.

“Mei adalah bulan wanita kita. Sudah menjadi kebiasaan bagi orang-orang spiritual untuk bertemu dan berdoa rosario,” demikian bunyi akun yang diunggah pagi ini pada Senin, 6 Mei 2024.

Berdasarkan pemberitaan, kejadian tersebut terjadi pada Minggu malam, 5 Mei 2024. Saat konflik, ada beberapa orang yang diduga membawa senjata tajam. Pihak berwenang dilaporkan sedang menyelidiki tuduhan pelecehan dan pelecehan.

Tadi malam, mahasiswa Katolik Universitas Pemulang berkumpul di sebuah gedung di Victor Serpong dan berdoa rosario, namun mereka diserang oleh RT dan warga yang membubarkan diri selama satu jam dan memukuli mahasiswa yang berdoa. Untung tidak ada korban. Jangan berharap polisi untuk segera mengusut dan menyelesaikan masalah seperti itu, jangan mengambil tanggung jawab untuk memaafkan kami,” tulis akun tersebut.

Lantas bagaimana kronologi warga yang menebarkan santri salat rosario di Tangsel atau Tangsel? Simak rangkuman informasinya di bawah ini.

Program Penjangkauan Mahasiswa di Tangerang Selatan

Aksi dakwah mahasiswa tersebut terjadi pada Minggu malam, 5 Mei 2024. Saat itu, warga mengaku menolak aksi beberapa mahasiswa Katolik Universitas Pamulang (UNPAM) yang sedang berdoa rosario di rumahnya. .

Warga yang merasa tidak nyaman karena proyek ini pun memutuskan untuk memarahi mereka. Warga mengatakan mereka mengabaikan peringatan yang diberikan oleh ketua RT sehingga berujung pada konflik antara warga dan kelompok tersebut.

Ketua Rukun Warga (RW) 002 Marat mengatakan, warga sering mengeluhkan aktivitas piket mahasiswa Universitas Pamulang. Hal ini membuat marah warga.

Menurut Marat, pekerjaan tersebut tidak menjadi masalah. Namun banyaknya siswa yang berpartisipasi menjadi kendala. Hingga saat ini warga masih mengeluh dan akhirnya RT melakukan sesuatu. Katanya, kita selalu berkumpul dan berdoa, katanya, Senin, 6 Mei 2024 di Kota Babakan.

Sementara soal konflik dan penggunaan senjata tajam, Marat tak menampik. Ia mengaku melarang warganya menggunakan senjata tajam saat berpencar. Namun menurutnya, hal itu memuncak saat mahasiswa pertama kali mengalahkan warga.

“Dilarang. Ada yang bawa, karena perasaan. Pisau dapur. Pertama dimarahi Rett, dan tentu saja karena sibuk. Warga saya juga yang dipukul duluan. Pertama ditanam supaya ada efeknya. Dia tidak terima.” itu,” katanya.

Marat mengungkapkan, dirinya memiliki satu orang yang dilaporkan melakukan kejadian tersebut. “Ada satu orang yang saya kenal yang benar-benar mendapatkannya,” katanya.

Diketahui, pelajar yang menjadi korban adalah Farhan Rizki Ramdon. Seorang mahasiswa semester 6 juga diserang dengan senjata saat mencoba melerai keributan antara warga dan penghuni asrama yang sedang berdoa rosario.

Farhan merupakan salah satu warga yang tinggal di dekat pusat kriminalitas (TKP). Ia bermaksud menghancurkan apa yang dilakukan warga terhadap salah satu mahasiswa tersebut. Namun, ada warga yang tidak terima dengan kehadiran Farhan. Mereka mengira Farhan adalah salah satu rombongan santri yang sedang salat.

Saya berbagi dengan orang-orang yang tidak Anda dapatkan dan berbagi segalanya. Anggota geng tidak mengerti karena mereka menganggap saya teman mereka. Meskipun saya tidak tahu. “Saya bagi, saya netral, saya tidak tahu kanan, saya tidak tahu kiri,” ujarnya.

Akibat perkelahian tersebut, Farhan terluka dan mendapat tiga jahitan di kepala. Sementara itu, ada satu orang lagi yang diduga menjadi korban kejadian tersebut, yang tinggal di sebuah kontrakan di lokasi kejadian dan bernama ACCR.

Peristiwa itu dilaporkan ke Polres Tangsel. Kapolres Tangerang Selatan AKBP Ivano Bagos Santoso mengatakan, polisi langsung bergerak setelah menerima laporan tersebut. Ia juga mengatakan timnya telah memeriksa banyak saksi.

“Kami dari Polres Tangsel mendapat laporan dugaan pengeroyokan atau penganiayaan,” ujarnya di Polres Tangsel, Senin malam, 6 Mei 2024. Selain itu, ada 4 warga yang menjadi tersangka kasus penyebaran ibadah kepada pelajar Katolik. di Universitas Pamulang. .. 2. 4 warga menjadi tersangka kasus ibadah mahasiswa Katolik Universitas Pemulang

Polisi menetapkan empat orang sebagai tersangka pembubaran dan penganiayaan mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM) yang sedang berdoa rosario di Desa Phunkol, Babaken, Seto, Tangerang Selatan (Tangsal).

Empat orang warga Desa Funkol diduga berkomplot menyerang A, perempuan berusia 19 tahun.

Kapolres Tangsel, Kombes Ibnu Bagus Santoso mengatakan, penghinaan itu terjadi pada Minggu, 5 Mei 2024 malam.

Sebelumnya, rombongan mahasiswa UNPAM berdoa dan mendaraskan rosario. Bersamaan dengan itu, datang pula seorang warga berusia 53 tahun berinisial D yang diduga Ketua Rukun Tetangga (Tikus). Ia dituduh mencoba mengganggu pekerjaan dengan berteriak.

“Kemudian belum lama ini banyak masyarakat yang datang untuk mencari tahu apa yang terjadi. Oleh karena itu, karena alarm ini terjadilah kebingungan dan kesalahpahaman yang berujung pada kekerasan dan korban luka-luka,” kata Ivano di kantornya, Selasa. 7 Mei 2024.

Salah satu warga sekitar tempat terjadinya kejahatan mendokumentasikan keributan tersebut. Saat itu, tercatat dua orang pria membawa senjata tajam seperti pisau, ujarnya.

Berdasarkan laporan tersebut, kata Kapolres, penyidik ​​Satreskrim Jatanras Polres Tangsel melakukan penyelidikan. “Dari hasil perkara tersebut ditemukan adanya dugaan melakukan tindak pidana,” ujarnya.

“Dalam proses peradilan disimpulkan terdapat cukup bukti bahwa sebagian besar saksi yang terlibat adalah tersangka, yaitu D., 53 tahun, A., 30, S., 36 dan A., 26,” ujarnya. . . Selain itu, warga Tangsal menolak membubarkan mahasiswa UNPAM karena salat Rosario… 3. Warga Tangsal menolak membubarkan mahasiswa UNPAM karena salat Rosario.

Warga Kampung Punkol, Kelurahan Babaken, Kecamatan Seto, Kota Tangerang Selatan (Tangsal) mengatakan pembubaran mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM) tidak ada kaitannya dengan program doa Rosario yang sedang berlangsung.

Pengumuman tersebut dilakukan karena warga mengaku prihatin dengan aktivitas banyak pelajar yang dinilai ribut.

“Iya, masyarakat yang tinggal di sana banyak yang resah, tapi bukan karena salat. Tapi kerja keras karena sering berkumpul,” kata Yanti, warga Desa Funkol, saat ditemui di rumahnya, Senin, 6 Mei 2024.

Yanti mengatakan, masyarakat sekitar sudah mengetahui bahwa rombongan mahasiswa Universitas Pemulang ini hampir setiap minggunya melakukan kegiatan keagamaan. “Tapi itu bukan masalah utama. Kami tidak melarang masyarakat untuk salat apapun agamanya,” ujarnya.

Menurut dia, sebelum pembubaran berlangsung, Wali Kota Rokun Tatanga (RA) menegur para pelajar tersebut atas permintaan warga yang bersangkutan.

Tentu saja warga mengeluh karena acaranya terlalu banyak. Ada yang sakit tapi tidak suka, ujarnya.

Namun, kata dia, mahasiswa Unpam tidak menghiraukan teguran ketua RT. “Setahu saya warga datang saat sakit, jadi tidak ada warga yang mengumpulkan orang untuk berdoa, akan diperbaiki,” ujarnya.

Di lingkungan ini, kata Yanti, banyak mahasiswa UNPAM yang mengambil kontrak. Namun warganya selalu rukun. “Mahasiswa UNPAM banyak di sini tapi tidak ada yang ribut,” ujarnya.

Usai pengeroyokan yang diduga akibat pemecatan mahasiswa Universitas Pemulang saat sedang berdoa rosario, warga Kampung Punkol, Desa Babaken, Kecamatan Seto, Tangerang Selatan duduk bersama. Mereka bernegosiasi dengan kelompok agama, termasuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di kantor pusat kota di Bekan.

Penyerangan terhadap mahasiswa Unpam yang sedang berdoa rosario terjadi pada Minggu malam. Gara-gara kejadian tersebut, seorang mahasiswi dituduh menganiaya seorang perempuan oleh warga desa.

Asp Aziz Messer, Kepala Bagian TU Kementerian Agama Kota Tangsel, mengaku bertemu banyak perwakilan untuk mengklarifikasi persoalan dugaan intoleransi ini.

“Kita kumpul, seluruh buruh yang berkepentingan kumpul di RT, RW, Wali Kota, Bupati, Kapolsek, kita semua kumpul,” ujarnya di Kota Babakan, Senin 6 Mei 2024.

Bahkan Kemenag Tangsel juga mengundang umat Katolik. Hal ini dilakukan untuk mengurangi efek beberapa sesi.

“PKB, sebagai anak hidup Kementerian Agama, kemudian juga para pemimpin negara, ormas keagamaan, Ansor semua berkumpul. Ternyata sangat bagus. Kita satu suara, dan di tengah semua ini kita kembali diam, hidup di sisi yang lain,” tuturnya.

Asp berusaha memastikan tidak akan ada pengusiran umat Katolik dalam kasus ini. Menurutnya, itu hanya kesalahpahaman.

“Pertama-tama, yang utama adalah kita ingin memperluas pemberitaan yang beredar apakah benar atau tidaknya pemberitaan yang berkaitan dengan ajaran sesat. Ini pekerjaan yang sangat bagus, yang tersisa hanyalah persoalan waktu. rahmat, pilihan jam, acara yang berlangsung, pemungutan suara diatur sedemikian rupa, sehingga kita juga harus “memahami Seberapa dekat dengan pusat lingkungan kerja,” katanya.

Menurut Asp, jamaah salat berjamaah di sini bukanlah hal yang sering dilakukan dan tidak dipersoalkan oleh warga.

“Iya sama saja kalau kita rayakan Walimatul Haji atau semacamnya, saya pikir ‘ayo kumpul’, nah, begitulah. Jadi, seperti merayakan hari jadi Maria. Itu saja, kalau hukumnya ada di sini. , Kanan?

Ia mengungkapkan, kekerasan akibat pengeroyokan dan penyerangan terhadap mahasiswa Universitas Pemulang yang sedang salat merupakan kejadian pertama yang terjadi di Desa Funkol, Desa Babaken. “Sejak kapan tentu ini pertama kalinya. Mungkin baru kali ini. Kalau ada gangguan di sana, baru sekarang. Awalnya lewat, pesannya iya. Tempatnya bukan di sini, di mana-mana, ” dia berkata.

Pilihan Editor: Pembunuhan Pedagang Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Homoseksualitas.

Berita ekonomi dan bisnis terpopuler pada Kamis 9 Mei 2024 diawali dengan rangkaian perbincangan Program Doktor Spesialis Gratis atau PPDS. Baca selengkapnya

Rektor Onri, Sri Inderati, mengatakan permasalahan tersebut sudah selesai dan tidak akan berlanjut. Baca selengkapnya

Kementerian Luar Negeri menilai gelombang demonstrasi pro-Palestina di beberapa negara merupakan bentuk kekecewaan mahasiswa di Tanah Air akibat perang Gaza

Polisi mempekerjakan ahli bahasa untuk mengungkap kode unik yang digunakan taruna STIP Kemenhub saat menganiaya anak hingga tewas. Baca selengkapnya

Menteri Perhubungan Bodi Karya Sumadi memberhentikan direktur dan beberapa pegawai Sekolah Tinggi Ilmu Kelautan (STIP) di Jakarta. Baca selengkapnya

Ketiga mahasiswa STIP Kemenhub tersebut diduga terlibat kekerasan terhadap kelas Putu Satriya Ananta hingga meninggal dunia. Baca selengkapnya

Jumlah tersangka kasus pemerkosaan yang menewaskan taruna Sekolah Tinggi Ilmu Kelautan (STIP) Maronda Putu Satria Ananta Rustika bertambah. Baca selengkapnya

Wali Kota Tangsel (Tangsal) Binyamin Dabani meminta seluruh ketua RT dan RW menjaga komunikasi lebih baik dengan warga.

Mahasiswa STIP Jakarta Putu Satria Rastika dinyatakan meninggal dunia setelah diserang orang dewasa. Ini bukan kematian pertama di kampus. Baca selengkapnya

Seluruh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia telah menerapkan sistem UKT sejak tahun 2013. Baca selengkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *