Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

TEMPO.CO, Yogyakarta – Keraton Yogyakarta kembali melanjutkan tradisi Grebeg Syawal dalam rangka memperingati Idul Fitri 2024 pada Kamis, 11 April 2024. Namun ada sedikit perbedaan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Apalagi pada saat prosesi Gunungan dengan berbagai jenis hasil pertanian atau bororampe.

Gunung tersebut tak terbantahkan lagi, menciptakan suasana riuh di mana warga dan wisatawan saling berbaur. Melainkan dibagikan kepada warga agar setiap orang mendapat bagian dan tidak saling berkelahi. Panitia juga menambah area pembagian boorarampe agar lebih merata dan menjangkau lebih banyak warga.

Kahartakan atau panitia Keraton Yogyakarta, Kanjeng Mas Tumenggung atau KMT Sarihartokodipuro mengatakan, prosesi perayaan Grebeg Syawal tahun ini berbeda karena berusaha kembali normal.

Prosesinya sudah ada sejak masa Sri Sultan Hamengku Buwono HB VIII, itu hak prerogratif keraton agar semuanya tertib dan semua mendapat bagiannya, ujarnya.

Gunung-gunung yang diperebutkan masyarakat diubah untuk dibagikan kepada para tamu agar acara berjalan lancar dan semua tamu mendapat bagian. Alhamdulillah semuanya datang karena kami dibantu oleh security, dari Pengulon dan TNI, Polri dan security, ”ujarnya.

Sarihartokodipuro mengatakan, selama bertarung di gunung tersebut, banyak kejadian yang dialami pengunjung seperti kehilangan barang, terjatuh atau terluka. Namun setelah berganti, alur prosesi Grebeg Syawal menjadi lancar dan teratur.

Sementara penambahan titik pemisah gunung yakni Ndalem Mangkubumen direncanakan oleh Keraton Yogyakarta. Penyesuaian wilayah distribusi di Ndalem Mangkubumen sama seperti sebelumnya, ujarnya.

Pareden gunungan yang dibawa ke Ndalem Mangkubumen diterima langsung oleh Putri Mahkota dan putri sulung Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan HB.

Setelah menerima 50 tembok dari Utusan Dalem, GKR Mangkubumi dibantu kedua adiknya membagikan tembok tersebut. Terima kasih, saya terima tembok ini, kata Gusti Mangkubumi.

Dibagikan seluruh hiasan dinding dengan rengningang dan taplukan bintang lima warna. Salah satu abdi dalem penerima tembok dari Ndalem Mangkubumen, Nyi Mas Hamong Hadiastuti mengaku sangat bangga menerima tembok tersebut karena merupakan berkah dari raja.

Jika gunung sedang berperang, Anda tidak perlu membangun tembok. Namun jika mereka membagikannya, semua orang dapat melihatnya. “Senang sekali mendapat berkah dari Ndalem ini. Paredennya bisa digunakan sesuai keyakinan atau anjuran masing-masing. Kalau saya akan taruh di sawah agar tidak ada hama dan panennya bagus,” ujarnya. Prosesi Grebeg Syawal

Meski tata cara lamarannya mengalami perubahan, namun prosesi Grebeg Syawal tetap ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Usai salat, lima gunung yang ada di halaman Masjid Gedhe kemudian dibagikan di kawasan itu dan tiga tempat lainnya di Pura Pakualaman, Kompleks Kepatihan, dan Ndalem Mangkubumen.

Prosesi Grebeg Syawal akan meninggalkan Istana menuju Masjid Gedhe mulai pukul 09.00 WIB. Masyarakat setia menanti untuk menyaksikan prosesi budaya adat yang rutin digelar di keraton setiap tahunnya.

Ada lima jenis gunung yang diiringi konvoi brigade, yaitu dua Gunungan Kakung, satu Gunungan Estri, satu Gunungan Gepak, satu Gunungan Darat, dan satu Gunungan Pawuhan. Titik lain pembagian tambalampe gunungan yaitu Ndalem Mangkubumen mendapat 50 pareden gunungan, serupa dengan yang dibagikan di Komplek Kepatihan.

Pilihan Redaksi: Sekilas Sejarah 13 Maret Sebagai Hari Lahir Para DIYer dan Asal Usul Nama Yogyakarta.

Para ahli mengingatkan Anda untuk berhati-hati dalam memakai masker mata saat tidur di pesawat, serta cara memilih masker mata dan tips tidur di pesawat.

Wisatawan memiliki waktu beberapa hari untuk memotret Gunung Fuji di spot terkenal tersebut setelah pembangunan pembatas ditunda.

Pantauan Tempo, selama hampir sepekan cuaca di Kota Batam tak menentu

UNESCO mengakui Poros Filsafat Yogyakarta, yaitu garis khayal yang dimulai dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan berakhir di Laut Selatan. Baca selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono Baca selengkapnya

Jika Anda pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut adalah istana terbaik di dekat Paris

Organisasi Pariwisata Korea mencatat 902 keluhan wisatawan pada tahun 2023. Jumlah tersebut penuh

Hamengku Buwono melintasi seluruh Jabodetabek untuk menampilkan Syawalan yang menampilkan budaya Yogyakarta, termasuk tari sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta. Baca selengkapnya

Lambatnya pergerakan wisatawan asing yang berkunjung ke 17 bandara internasional membuat Kementerian Perhubungan menurunkan status penggunaan bandara tersebut menjadi bandara domestik. Baca selengkapnya

BPS mencatat, hanya 169 wisman yang memanfaatkan 17 bandara yang kini diturunkan statusnya menjadi bandara domestik. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *