Tradisi Unik Lebaran Ketupat di 5 Daerah, Salah Satunya Madura Rayakan Tellasan Topak

TEMPO.CO, Jakarta – Kekayaan budaya di Indonesia membuat perayaan Idul Fitri memiliki tradisi yang berbeda-beda di setiap daerah. Beberapa daerah mempunyai tradisi merayakan hari raya Idul Fitri tujuh atau delapan hari dengan adat istiadat yang berbeda-beda. Tradisi hari ketujuh atau minggu Idul Fitri biasa dikenal dengan sebutan “kupatan” atau Lebaran Ketupat.

Istilah ini banyak ditemui di berbagai wilayah di Pulau Jawa. Di daerah lain ada yang menyebutnya “savolan”. Umumnya Ketupat atau Kupatan Idul Fitri dirayakan dengan menyiapkan ketupat untuk dibagikan kepada kerabat dan tetangga. Namun daerah berikut ini mempunyai perayaan unik saat Ketupat Bairam tiba.

1 Kedewasaan

Dalam pemberitaan NU Online, masyarakat Madura merayakan hari kedelapan Syawal sesuai tradisi Telasan Topak (Lebaran Ketupat). Tradisi ini biasanya dirayakan dengan menenun daun kelapa kuning ke dalam ketupat secara berkelompok. Ketupat tersebut kemudian akan dimasak bersama dengan lauk tambahan untuk dibagikan kepada tetangga.

Selain itu, warga juga akan melaksanakan salat di musala dengan membacakan surat Yasin dan Tahlilan secara bersama-sama, kemudian ketupat juga akan disajikan kepada warga di musala. Tahlilan dan pembacaan Yasin dilakukan sebagai cara memohon keselamatan kepada Allah SWT.

2. Mereka takut

Tradisi unik merayakan Kupatan kali ini datang dari Kabupaten Bayolali. Warga sekitar mengarak ratusan sapi dan kambing dengan kalung berlian di lehernya. Sebelumnya, hewan-hewan tersebut juga diberi wewangian lalu diarak keliling Desa Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kawasan Bayalali. Bagi warga desa ini, tradisi Siava mengangkut sapi keliling desa merupakan budaya yang diturunkan secara turun temurun dan dilakukan oleh nenek moyang.

Menurut sejarah, tradisi ini merupakan bentuk penghormatan terhadap Kanjeng Nabi Suleiman yang bertugas memeriksa hewan ternak warga, sehingga warga pun ikut serta mengeluarkan sapinya dari kandang dan menggiringnya berkeliling desa sebelum disembelih. diberi makan ketupat. .

3. Cirebon

Kecamatan Buntet di Kota Cirebon mempunyai tradisi Ketupat Idul Fitri yang disebut Javagendong. Laporan NU Online Jawagendong merupakan festival kemeriahan yang dirayakan dengan mengadakan pekan raya dadakan. Pameran dadakan ini menawarkan beragam kuliner dan permainan anak-anak yang menyenangkan.

Tradisi ini sebenarnya tidak turun-temurun. Dulu, saat Ketupat Idul Fitri, warga saling berkunjung dan menjamu para tamu dengan masakan berbahan dasar ketupat por. Karena lebaran kali ini sangat ramai, para pedagang mulai berdatangan untuk berjualan makanan, yang kemudian meluas hingga skala festival. Itulah sebabnya festival ini diberi nama Jamugendong.

4. Suci

Kudus merupakan kota yang terkenal dengan tradisi Syaval yang unik. Setiap tanggal 8 Shaval, Bulusan akan diperingati. Perayaan ini merupakan sejenis festival budaya yang meliputi karnaval gunung yang menampilkan berbagai hasil pertanian serta pertunjukan teater terkait sejarah Bulusan yang dibawakan oleh para peserta.

Bulusan merupakan tradisi memperingati tokoh Kumor dan Kamari, murid Kiai Dudo. Kedua sosok ini dianggap keramat karena kesaktiannya bisa berubah menjadi bolus. Perayaan ini berlangsung di Desa Hadipola, Kecamatan Jekula, Wilayah Kudus, Jawa Tengah.

5.Pekalongan

Kota Pekalongan juga mempunyai tradisi unik yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri. Tradisi tersebut dikenal dengan nama Karnaval Gunungan Megono yang diadakan tahun ini di lokasi wisata Lingga Asri. Dikutip dari Antara, acara karnaval akan ditandai dengan prosesi hasil pertanian dan gunungan megono (makanan khas daerah) dari 19 kabupaten.

Prosesi hasil pertanian ini didukung dengan sumbangan masyarakat setempat yang merupakan bentuk rasa syukur atas berkah bulan Syawal. Setelahnya, panitia akan membagikan hasil pertanian dan segunung beras Megono yang telah dipotong sebelumnya kepada para peserta.

Pilihan Redaksi: Tradisi Ketupat Idul Fitri di Pulau Jawa, seminggu setelah Idul Fitri

Polisi kembali menginterogasi saksi hidup dalam kasus pembunuhan Vina dan Ekka. Baca selengkapnya

Presiden Jokowi meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengawal kasus pembunuhan Wina dan Eki di Cirebon yang terjadi 8 tahun lalu. Baca selengkapnya

Bus yang terbakar merupakan satu dari dua bus wisata yang digunakan rombongan SMA Bina Cendekiawan Cirebon saat melakukan perjalanan ke Yogyakarta. Baca selengkapnya

Adik tersangka Peggy Setiavan sempat diperiksa Polres Cirebon soal keberadaan Peggy pada malam pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon tahun 2016. Baca selengkapnya.

Polisi menangkap Peggy, tersangka pembunuhan Vina yang masih buron. Namanya ganti nama jadi Robbie. Baca selengkapnya

Peggy ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Vina dan Eki berdasarkan pemeriksaan identitas pelaku dan STNK sepeda motor pelaku. Baca selengkapnya

Penetapan Peggy Setiavan sebagai tersangka pembunuhan Vina langsung menuai pro dan kontra. Mengapa dia ditangkap hanya setelah 8 tahun? Baca selengkapnya

Narapidana kasus pembunuhan Vina dan Eki Saka Tattal mengaku menjadi korban penangkapan ilegal. Ini kilas balik fenomenal kasus penangkapan ilegal Sengkon dan Karta. Baca selengkapnya

Mantan narapidana kasus pembunuhan Vina dan Eka tahun 2016 di Cirebon, Saka Tatal, mengaku menjadi korban penahanan ilegal. Ini merupakan rangkaian kasus penahanan ilegal yang dilakukan polisi. Baca selengkapnya

Pengacara meyakini Peggy Setiavan bukanlah pelaku pembunuhan Vina di Cirebon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *