UEA Murka Namanya Dicatut Netanyahu untuk Kelola Gaza

TEMPO.CO, Jakarta – Uni Emirat Arab atau Uni Emirat Arab mengecam pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang “mengundang negaranya bergabung dengan pemerintahan sipil Gaza”. Pernyataan Netanyahu itu diposting Menteri Luar Negeri UEA di jejaring sosial X.

Uni Emirat Arab mengatakan Netanyahu tidak memiliki kewenangan hukum untuk meminta negaranya bergabung dengan pemerintahan sipil Gaza.

Menteri Luar Negeri UEA Sheikh Abdullah bin Zayed menegaskan kembali bahwa UEA menolak berpartisipasi dalam rencana yang bertujuan untuk menutup kehadiran Israel di Jalur Gaza.

Abdullah juga menambahkan bahwa ketika pemerintahan Palestina yang berdaulat terbentuk yang “memenuhi harapan dan aspirasi” rakyat Palestina dan menikmati “integritas, efisiensi dan kemandirian”, UEA akan sepenuhnya siap untuk memberikan segala jenis dukungan kepada pemerintah.

Awal bulan ini, diplomat utama Uni Emirat Arab bertemu Yair Lapid, pemimpin oposisi utama Israel, ketika perang di Gaza meningkat dan ancaman invasi ke Rafah meningkat.

Sheikh Abdullah dan Yair Lapid membahas krisis kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza, kata pemerintah UEA dalam sebuah pernyataan.

Para menteri UEA dilaporkan membahas pentingnya menemukan solusi politik terhadap krisis tujuh bulan ini dan membuka jalan bagi solusi dua negara yang akan menciptakan negara Palestina merdeka.

Syeikh Abdullah juga membahas pentingnya gencatan senjata dan menghindari meluasnya konflik di wilayah tersebut. Para pejabat UEA menegaskan kembali pentingnya memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi dan warga Palestina yang terluka.

Dalam postingan di media sosial usai pertemuan, Lapid mengatakan, dalam bahasa Ibrani, pembebasan para sandera harus segera dilakukan. Dia juga mengatakan bahwa negara mana pun di kawasan dapat mempengaruhi perjanjian tersebut.

“Israel tertarik untuk membangun, bersama dengan Uni Emirat Arab dan negara-negara Arab moderat, kerja sama politik dan ekonomi yang dapat menawarkan solusi terhadap masalah global dan mengatasi segala jenis ancaman regional,” ujarnya.

AL ARABIA

Komite Palang Merah Internasional sangat sedih atas pembunuhan pekerja kesehatan. Hal ini tidak dapat diterima dan harus dihentikan. Baca selengkapnya

AS selalu menjadi pendukung kuat Israel dalam bentuk apa pun, termasuk dukungan finansial yang signifikan. Baca selengkapnya

Pemerintah Slovenia menerima keputusan mengakui negara Palestina merdeka menyusul langkah Spanyol, Irlandia, dan Norwegia. Baca selengkapnya

Spanyol, Irlandia, dan Norwegia resmi mengakui Negara Palestina pada Selasa 28 Mei 2024. Sebab, ketiga negara tersebut. Baca selengkapnya

Israel sering membuat klaim palsu selama perang di Gaza, namun kenyataan membuktikan sebaliknya. Baca selengkapnya

Beberapa pemimpin Eropa mengaku siap mendukung kemerdekaan Palestina yang mengalami genosida dari Israel. Baca selengkapnya

Erdogan mengutuk keras serangan Israel di Gaza. Ia menyebut Netanyahu adalah vampir yang menghisap darah warga Palestina. Baca selengkapnya

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diminta mundur karena gagal melawan Hamas. Baca selengkapnya

Tagar All Eyes on Rafah menjadi hits di kalangan pengguna media sosial di seluruh dunia. Israel membuat counter dengan tagar Where Were You On pada 7 Oktober. Bacalah secara lengkap

Agnez Mo menjadi bulan-bulanan warganet usai menyerukan diakhirinya perang ketika masyarakat dunia menganggap pembantaian anak di Rafah sebagai genosida. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *