Beranda » CINTA TERLARANG SANGKURIANG KE DAYANG

CINTA TERLARANG SANGKURIANG KE DAYANG

CINTA TERLARANG SANGKURIANG KE DAYANG

BERITA TAMBAKBET – Tangkuban Perahu di Lembang, Kabupaten Bandung Barat salah satu destinasi wisata menarik di Jawa Barat. Bentuknya seperti perahu terbalik. Kawahnya yang terus memancarkan asap belerang pertanda bahwa Tangkuban Perahu adalah gunung api aktif. CINTA TERLARANG SANGKURIANG KE DAYANG

Selain menyajikan pemandangan yang memukau, Gunung Tangkuban Perahu menyimpan cerita legenda menarik yang di tuturkan secara turun-temurun oleh masyarakat sekitarnya.

BACA JUGA : Rekomendasi Situs Betting Bola Terpercaya!

Ya, legenda yang sangat masyhur dari Tanah Sunda tentang kisah cinta terlarang Sangkuriang dengan Dayang Sumbi yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Perahu.

Alkisah pada zaman dulu ada seekor babi melintas kehausan di hutan lalu menemukan air yang tertampung di tanaman keladi. Babi itu langsung meminumnya. Ternyata itu adalah air kencing Raja Sungging Perbangkara yang sangat sakti.

CINTA TERLARANG SANGKURIANG KE DAYANG

Setelah minum air kencing raja, babi itu mengandung lalu seorang bayi perempuan.

Raja Sungging Perbangkara mengetahui perihal adanya bayi perempuan yang terlahir karena air seninya itu. Ia pun pergi ke hutan dan menemukan bayi perempuan. Bayi itu di bawa ke istana kerajaan dan di beri nama Dayang Sumbi.

BACA JUGA : Rekomendasi Situs Slot Gacor!.

Dayang Sunbi tumbuh menjadi perempuan yang sangat cantik wajahnya. Serasa tak terbilang jumlah raja, pangeran dan bangsawan yang berkehendak memperistri anak perempuan Raja Sungging Perbangkara itu. Namun, semua pinangan itu di tolak Dayang Sumbi dengan halus.

Sama sekali tidak di duga oleh Dayang Sumbi , mereka yang di tolak pinangannya itu saling berperang sendiri untuk memperebutkan di rinya.

Dayang Sumbi sangat bersedih mengetahui kenyataan bahwa para pangeran, raja dan bangsawan yang di tolaknya saling melakukan peperangan. Dia pun memohon kepada Raja Sungging Perbangkara untuk mengasingkan diri.

Sang Raja akhirnya mengijinkan anaknya tersebut untuk mengasingkan diri. Dayang Sumbi mengasingkan diri di sebuah bukit di temani oleh seekor anjing jantan bernama si tumang. Untuk mengisi waktu luangnya selama dalam pengasingan, Dayang Sumbi pun menenun.

Terlontarlah ucapan yang tidak terlalu di sadarinya.” Siapapun juga yang bersedia mengambilkan peralatan tenunku yang terjatuh, seandainya itu lelaki akan kujadikan suami, jika dia perempuan dia akan kujadikan saudara.”

Tak di sangka si tumang mengambil peralatan tenun yang terjatuh itu dan memberikannya kepada Dayang Sumbi.

Tidak ada yang dapat di perbuat Dayang Sumbi selain memenuhi ucapannya. Dia menikah dengan Si Tumang yang ternyata titisan dewa. Si Tumang adalah dewa yang di kutuk menjadi hewan dan di buang ke bumi. Beberapa bulan setelah menikah, Dayang Sumbi pun mengandung dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Dayang Sumbi memberinya nama Sangkuriang.

Waktu terus berlalu. Beberapa tahun kemudian terlewati. Sangkuriang telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan wajahnya, gagah, tubuhnya kuat dan kekar. Sakti mandraguna pula anak Dayang Sumbi ini.

Pada suatu hari Sangkuriang dengan di temani Si Tumang kembali meakukan perburuan di hutan. Sangkuriang berniat mencari kijang karena ibunya sangat menghendaki memakan hati kijang. Setelah beberapa saat berada di dalam hutan, Sangkuriang melihat seekor kijang yang

biasanya penurut, ketika itu tidak menuruti perintahnya. Sangkuriang menjadi marah. Katanya.” Jika engkau tetap tidak menuruti perintahku, niscaya aku akan mebunuhmu.”

Ancaman Sangkuriang seakan tidak di pedulikan si Tumang. Karena jengkel dan marah, Sangkuriang lantas membunuh si Tumang. Hati anjing hitam itu di ambilnya dan di bawanya pulang ke rumah. Sangkuriang memberikan hati si Tumang kepada ibunya untuk dimasak.

Tanpa di sadari Dayang Sumbi bahwa hati yang di berikan anaknya adalah hati suaminya. Dia kemudian memasak dan memakan hati itu. Maka, tak terperikan amarah Dayang Sumbi kepada Sangkuriang ketika dia tahu hati yang di makannya adalah hati si Tumang. Dia lalu meraih gayung yang terbuat dari tempurung kelapa dan memukul kepala Sangkuriang, hingga kepala Sangkuriang terluka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *