Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

TEMPO.CO , Jakarta – Sciences Po University di Paris, Prancis, menolak tuntutan demonstrasi mahasiswa yang menuntut pembentukan kelompok kerja untuk mengkaji hubungan dengan universitas-universitas Israel. Kepala Sekolah Sementara Jean Basseres mengatakan kepada wartawan, Kamis, 2 Mei 2024, pengumuman itu disampaikannya usai bertemu dengan siswa dan staf di acara balai kota pekan lalu yang merupakan salah satu syarat bagi siswa untuk mengakhiri protesnya terhadap serangan Israel di Gaza sambil berteriak. Banyak mahasiswa Sciences Po juga meminta universitas elit ilmu politik untuk memutuskan semua hubungan dengan Israel. Basseres mengatakan dia sadar bahwa menolak tuntutan mahasiswa untuk membentuk satuan tugas untuk meninjau hubungan dengan Israel dapat membuat marah beberapa pengunjuk rasa. Ia juga mengimbau para siswa untuk melanjutkan ujian universitas. “Saya menyerukan semua orang untuk menunjukkan rasa tanggung jawab,” ujarnya, dikutip Reuters. Pada saat yang sama, ia mencatat bahwa universitas akan mencari cara terbaik untuk mengatur debat internal mengenai topik-topik penting. “Hubungan terakhir yang harus diputus adalah hubungan antar universitas,” kata presiden urusan internasional Sciences Po, Arancho Gonzalez, seraya menambahkan bahwa universitas sudah memiliki aturan untuk meninjau kolaborasi dengan pihak lain. Mahasiswa di beberapa universitas Perancis, termasuk Sciences Po Paris, Sciences Po Lille dan Lille School of Journalism, telah mengunci atau menduduki institut mereka menyusul gelombang besar demonstrasi pro-Palestina di kampus-kampus di AS. Pada Senin, 29 April 2024, polisi Prancis membubarkan puluhan mahasiswa pengunjuk rasa yang mendirikan tenda di halaman Universitas Sorbonne di Paris, sama seperti mereka membubarkan protes mahasiswa di Sciences Po pada akhir April 2024. Namun protes yang terjadi di Perancis dan negara-negara Eropa lainnya belum mencapai skala besar seperti yang terjadi di Amerika Serikat.

Reuters

Pilihan Editor: Kemlu konfirmasi WNI terlibat pembunuhan di Korea Selatan

Ikuti berita terkini Tempo.co di Google News, klik di sini

Departemen Luar Negeri AS telah menyerahkan paket bantuan senjata senilai $1 miliar kepada Israel (baca selengkapnya).

Pengadilan Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (ICJ) mengadakan sidang mengenai permintaan Afrika Selatan agar Israel dipaksa menghentikan sepenuhnya serangan terhadap Rafah

Tidak menghadiri pesta prom dapat menyebabkan frustrasi dan pelepasan sosial. Baca selengkapnya

Perdana Menteri Qatar mengatakan negaranya akan terus menjadi penengah antara Hamas dan Israel. Baca selengkapnya

HRW melaporkan bahwa Israel telah membunuh atau melukai sedikitnya 31 pekerja bantuan di Gaza dalam setidaknya delapan serangan sejak Oktober. Baca selengkapnya

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) telah membuka rumah sakit dengan 60 tempat tidur di Rafah, Gaza selatan. Baca selengkapnya

PBB menyebutkan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang belum teridentifikasi. Baca selengkapnya

Netanyahu telah berjanji untuk melenyapkan Hamas, namun setelah tujuh bulan perang, janji tersebut belum terpenuhi. Baca selengkapnya

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan kelompoknya akan terus melawan Israel selama serangan terhadap Gaza terus berlanjut. Baca selengkapnya

PBB menegaskan, jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *