Untan Investigasi Kasus Dosen yang Diduga Jadi Joki Nilai, Apa Hasilnya?

TEMPO.CO, Jakarta – Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Untan, Herlan, mengatakan batas waktu tim penyidik ​​mengungkap kasus guru besar lulusan magister itu diperpanjang. Sebelumnya, panitia penyidik ​​dijadwalkan mengumumkan hasilnya pada 23 April 2024. Namun, Herlan memperpanjang waktunya karena tim masih bekerja.

Tim masih bekerja, mungkin besok atau lusa sudah selesai, kata Herlan saat ditanya, Kamis, 25 April 2024.

Herlan tidak membeberkan hasil pemeriksaan sementara tersebut. Dia meminta kesabaran. Sebelumnya, tim memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan. Namun Herlan belum mau menjelaskan siapa saja saksi yang dipanggil dan apa yang sedang didalami.

Sebelumnya, seorang guru besar asal Untan, Pontianak, diduga menjadi score jockey mahasiswa Untan S2 FISIP. Dosen tersebut diduga melakukan manipulasi nilai pada Sistem Informasi Akademik atau Siakad. Faktanya, mahasiswa tidak pernah mengikuti kegiatan belajar mengajar di ruang perkuliahan.

Menurut sumber Tempo yang merupakan mahasiswa magister FISIP Untan, sang profesor mempunyai jabatan sebagai penanggung jawab perkuliahan di FISIP Untan, sehingga ia dapat dengan mudah mengatur perkuliahan di Siakad.

Siakad merupakan sistem informasi yang digunakan guru untuk memasuki kelas. Nilai akan diposting di Siakad setiap semester. Aplikasi ini juga dirancang untuk mengelola dan melacak informasi akademik mahasiswa.

Namun rating mata kuliah di Siakad masih bisa dimanipulasi. Profesor Untan ini mengelola sejumlah mata kuliah pengajaran. Ia mempunyai akses terhadap manipulasi nilai karena ia mempunyai jabatan di FISIP Untan.

Informasi tersebut diketahui ketika seorang guru Untan lainnya merasa tidak mendapat nilai mata kuliah di Siakad. Begitu muncul, nilai tidak bisa ditarik karena sudah masuk ke database perguruan tinggi.

“Ada profesor lain yang tidak pernah memberi nilai. Tapi namanya tercatat yang memberi nilai,” kata sumber Tempo.

Sumber Tempo ini menambahkan, guru besar Untan ini biasanya menyasar mahasiswa yang ingin menuntut ilmu untuk mendapatkan posisi di institusinya. Biasanya mahasiswa tersebut berasal dari PNS atau DPRD. Mereka dituding meminta uang puluhan juta untuk menjaga nilai mereka tetap aman hingga mereka menyelesaikan skripsi atau ujian akhir. PNS ditawarkan dengan harga Rp 20-Rp 30 juta, kata sumber Tempo.

Diragukan bahwa guru telah melakukan hal ini sejak lama. Ia tak mau menyebut nama gurunya. Alasannya karena dia sedang mengumpulkan lebih banyak bukti.

Namun, kata dia, persoalan ini menjadi perbincangan di kalangan sarjana Untan. Hal itu ditegaskan Senat dan pimpinan Universitas Tanjungpura. “Jadi, ini menjadi perhatian kampus,” ujarnya.

Pilihan Redaksi: Temui Gibran, Ma’ruf Amin menyebut Wapres tak punya cap atas keputusan tersebut.

Serikat Pekerja Kampus (SPK) menyebutkan sebagian besar guru berpenghasilan kurang dari Rp3 juta. Baca selengkapnya

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB, berbagi pengalamannya meraih gelar PhD di usia 27 tahun. Baca selengkapnya

Temuan Serikat Pekerja Kampus: Kebanyakan profesor terpaksa bekerja paruh waktu karena gaji profesor banyak di bawah Rp3 juta. Baca selengkapnya

Dekan FISIP Untan mengimbau civitas akademika tidak membeberkan informasi mengenai profesor yang diduga sebagai calon sarjana. Baca selengkapnya

Jika Anda tertarik menjadi pengacara, sebaiknya kuliah di Fakultas Hukum. Hal inilah yang harus dipersiapkan oleh calon mahasiswa hukum. Baca selengkapnya

Selain menyelidiki dosen dan mahasiswa, ITPLN juga membentuk komite untuk mencegah kasus serupa terulang kembali. Baca selengkapnya

Mahasiswa Unas sebenarnya tidak perlu membuat jurnal. Baca selengkapnya

Topik tentang profesor yang mendapatkan kredit atas publikasi sains di majalah nasional menjadi berita terpopuler di Top 3 Techno News Hari Ini. Baca selengkapnya

Penulisan jurnal ilmiah bagi profesor akan memberikan kontribusi terhadap nilai kredit profesor, meskipun publikasi di jurnal Scopus tidak bersifat wajib. Baca selengkapnya

Bagaimana hasil pemeriksaan Profesor Untan yang diduga atlet sarjana? Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *