Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan Indonesia harus waspada karena pendapatan negara akan menurun pada kuartal I 2024. Per Maret 2024, pendapatan negara sebesar Rp620 triliun atau minus 4,1 persen per tahun. Pada periode yang sama tahun lalu, pendapatan negara sebesar Rp 646,7 triliun.

“Sisi penerimaan negara mengalami pertumbuhan negatif dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan negatifnya salah satunya karena banyak perusahaan kita yang melakukan restitusi pajak,” kata Suahasil Nazara pada Konferensi Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2024 di Jakarta Convention Center Conference, Jakarta Pusat, Senin, 6 Mei 2024.

Suahasil Nazara menjelaskan pengembalian pajak ini merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap dunia usaha dalam negeri. Jika pemberi kerja melihat situasi sulit di perusahaannya dan melakukan pengembalian dana, pengembalian dana dapat diberikan. “Ini adalah cara kami membantu dunia usaha,” katanya.

Di sisi lain, ada pula faktor yang turut mempengaruhi menurunnya penerimaan negara. Faktor-faktor tersebut, kata Suahasil Nazara, antara lain harga komoditas dan adat istiadat. “Tentu saja ada alasan lain, (seperti) harga komoditas, tapi juga alasan lain dalam hal bea dan cukai.”

Dia mengatakan, pertumbuhan belanja negara saat ini cukup baik. Saat perekonomian Indonesia membutuhkan dukungan, kata dia, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan dukungan berupa belanja yang lebih cepat. Misalnya, jenis belanja tertentu bersifat satu kali saja, termasuk belanja pemilu.

Berikutnya: “Pemilu bulan Februari lalu memerlukan pengeluaran satu kali…”

“Pemilu Februari lalu membutuhkan belanja dalam jumlah tertentu yang bersifat satu kali saja, yakni tidak setiap tahun. Jadi sebenarnya terjadi percepatan peningkatan pengeluaran.”

Selain itu, ada juga biaya yang berkaitan dengan perlindungan sosial. “Kalau tahun lalu pertumbuhannya negatif, tahun ini pertumbuhannya lebih positif,” kata Suahasil Nazara.

Suahasil Nazara melanjutkan, APBN akan terus diupayakan agar bisa menjadi instrumen bumper, shock absorber bagi perekonomian Indonesia. Kementerian Keuangan tengah menyusun rancangan APBN atau RAPBN tahun 2025.

“Tentunya dimulai dari perencanaan. Ini adalah waktu yang tepat untuk melihat apa ambisi masa depan. Kita berharap Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045. Oleh karena itu, kita terus membenahi bagaimana kita bisa maju menjadi negara maju. ” ujarnya. ” Kata Suahasil Nazara.

Pilihan Redaksi: Revisi Aturan Impor Mendag Mulai Berlaku Hari Ini, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi

Kementerian Perdagangan menyatakan ada 18 jenis barang yang diimpor tanpa ada pertimbangan teknis pelaksanaannya. Baca selengkapnya

Departemen Perdagangan mengatakan belum ada laporan mengenai produk metrologi yang ditangguhkan di pelabuhan

Angga Septianus dari IPOT memperkirakan IHSG pekan ini akan dipengaruhi sentimen harga nikel. Dia merekomendasikan saham-saham tersebut pada minggu ini. Baca selengkapnya

Tidak ada batasan jumlah barang bawaan yang dapat dibawa oleh penumpang, mereka hanya perlu membayar bea masuk jika nilainya melebihi batas pembebasan sebesar USD 500. Baca selengkapnya

Wali Kota Medan Bobby Nasution menyegel Center Point Mall karena menunggak pajak Rp 250 miliar sejak 2011. Baca selengkapnya

BPS menyebutkan nilai ekspor bahan baku nikel dan produk nikel meningkat sebesar $210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024. Baca pesan selengkapnya

TKN Prabowo-Gibran kini sedang mengkaji kenaikan PPN menjadi 12 persen. Apakah ini akan menjadi keuntungan atau kerugian bagi perekonomian? Baca selengkapnya

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan tingkat pengangguran akan turun di bawah tingkat sebelum pandemi Covid-19 pada tahun 2024. Baca selengkapnya

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed tidak akan turun dalam waktu dekat sehingga menyebabkan indeks dolar menguat dan memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah. Baca selengkapnya

Harga gula pasir terus naik hingga saat ini mencapai Rp 19.000 per kilogram. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *