Waspada Resistensi, Pasien Tuberkulosis Harus Tetap Minum Obat Teratur Saat Ramadan

TEMPO.CO, Jakarta – Guru Besar Ilmu Kedokteran Paru dan Pernapasan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan pasien TBC untuk juga minum obat selama bulan Ramadhan, yakni malam sebelum tidur.

Ingat, jangan berhenti minum obat TBC karena ada dua akibatnya, yakni penyakit tidak sembuh dan bisa terjadi resistensi terhadap antibiotik, bahkan bisa jadi bakterinya kebal terhadap antibiotik, ujarnya, Kamis, 21 Maret. 2024.

Nah, terkait anjuran puasa bagi penderita TBC, Tjandra yang juga Direktur Kajian Penelitian Universitas Yarsi ini menyebutkan pentingnya pasien, seperti masyarakat umum, menjaga asupan nutrisi saat berbuka dan sahur. “Ini baik untuk TBC dan juga kesehatan secara umum, jadi jagalah menu berbuka dan juga sahur, dan jika ada makanan lain setelah Tarawih misalnya,” ujarnya.

Selain itu, kata Tjandra, pasien juga harus menjaga kecukupan asupan minuman, yakni delapan gelas sejak buka puasa hingga sahur, karena penting untuk kesehatannya, apalagi jika menderita batuk.

Terakhir, Tjandra menyarankan pasien untuk segera berkonsultasi dengan ahli kesehatan jika mengalami ketidaknyamanan tertentu terkait penyakit tuberkulosis.

Tjandra saat ini menjadi salah satu perwakilan Indonesia yang menghadiri pertemuan regional tuberkulosis di Manila. Upaya regional di Asia untuk memperkuat pengendalian tuberkulosis dibahas dalam pertemuan tersebut.

Berdasarkan Global TB Report 2021, diperkirakan terdapat 824.000 kasus tuberkulosis di Indonesia, dengan sekitar 393.323 pasien ditemukan, dirawat dan dilaporkan ke sistem informasi nasional (48%).

Sebelumnya Kementerian Kesehatan menyebutkan tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia dan dunia. Penyakit ini merupakan salah satu dari 10 besar penyebab kematian di dunia dan Indonesia merupakan negara ketiga dengan angka tuberkulosis tertinggi setelah India dan China.

Indonesia berkomitmen mencapai eliminasi tuberkulosis pada tahun 2030 dengan target kejadian 65 per 100.000 penduduk dan angka kematian 6 per 100.000 penduduk.

Pilihan Redaksi: Pentingnya edukasi untuk menghilangkan stigma tuberkulosis menurut Kementerian Kesehatan

Berikut tips pemberian obat demam pada anak berdasarkan dosis dan usia agar tidak muntah lagi. untuk mengetahui lebih lanjut

Parasetamol dapat diberikan saat suhu anak 38 derajat Celcius atau lebih tinggi atau saat anak merasa tidak nyaman. untuk mengetahui lebih lanjut

Dokter menjelaskan bahwa batuk berkepanjangan selama dua minggu atau lebih merupakan gejala utama TBC, jadi berhati-hatilah. untuk mengetahui lebih lanjut

Anak penderita TBC harus menjalani pengobatan secara komprehensif agar bakteri penyebab infeksinya dapat dibasmi secara tuntas. untuk mengetahui lebih lanjut

Penderita tuberkulosis harus disiplin agar tidak menulari rekan sejawatnya, misalnya dengan memakai masker dan menyediakan area kerja yang berventilasi baik. untuk mengetahui lebih lanjut

Penderita TBC rentan mengalami masalah psikologis karena sering terisolasi dari lingkungan sekitar sehingga membutuhkan sistem pendukung. untuk mengetahui lebih lanjut

Vaksinasi tuberkulosis sebagai pengobatan imunologi diharapkan dapat mempersingkat waktu pengobatan, mempermudah pengobatan, atau meningkatkan hasil pengobatan

Pada tahun 2022, 7,5 juta orang akan terdiagnosis tuberkulosis, angka tertinggi yang pernah tercatat. Berikut gejala TBC yang perlu diwaspadai. untuk mengetahui lebih lanjut

Pemilik penyakit penyerta perlu mewaspadai pola konsumsi obatnya sebelum dan sesudah makan besar selama puasa Ramadhan. untuk mengetahui lebih lanjut

Perlu adanya peningkatan edukasi dan kesadaran mengenai penyakit tuberkulosis (TBC) karena masih adanya stigma terhadap penyakit menular ini di masyarakat. untuk mengetahui lebih lanjut

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *