Waspadai Kelainan Hati bila Bayi Kuning Lebih dari 2 Minggu

TEMPO.CO, Jakarta – Hanifah Oswari angkat bicara soal bayi kuning di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Orang tua harus berhati-hati jika bayi menguning jika sudah lebih dari 14 hari karena itu pertanda penyakit liver.

“Jadi 85 persen bayi sudah tidak sakit kuning lagi di usia dua minggu. Tentu saja ada 15 persen bayi yang masih sakit kuning, tapi kita harus hati-hati karena kebanyakan dari mereka tidak terkena penyakit kuning setelah dua minggu. tahun.” ujarnya dalam talkshow “Deteksi Dini Penyakit Kuning pada Anak” yang dimuat RSCM, Selasa 28 Mei 2024.

Hanifah mengatakan, pada hari kedua atau ketiga, wajar jika bayi menguning dan warna tersebut berasal dari bilirubin dalam darah. Ada dua jenis bilirubin, netral dan langsung, keduanya merupakan bilirubin lengkap. Katanya, setelah 14 hari masih berwarna kuning, kemungkinan terjadi peningkatan bilirubin langsung yang menandakan adanya penyakit liver.

“Dua minggu pertama biasanya yang naik adalah bilirubin tidak langsung. Ini bahayanya kalau di beberapa hari pertama sudah ada penyakit kuning, apalagi 5-7 hari pasca melahirkan, bisa jadi masalah,” ujarnya.

Makanya kalau hari-hari ini naik tiba-tiba berarti ada penyakit lain selain hati yang bisa terluka akibat matinya bilirubin. Ia mengatakan, masyarakat sering menganjurkan menjemur bayi di bawah sinar matahari sebagai solusinya, namun hal itu bisa dilakukan jika bilirubin tidak langsungnya tinggi.

“Dan dengan matahari itu tidak akan berhasil kalau kita tidak merawatnya, kita beri penerangan khusus, lampu khusus, barulah berhasil,” jelasnya.

Periksa jenis bilirubin Hanifah mengatakan, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui jenis bilirubin tinggi. “Kalau bilirubin tinggi lebih dari 1 mGdL, ini pelajaran lagi buat dokter, hati-hati karena bilirubin direk tinggi yang kita sebut kolestasis itu ada atresia bilier. Untuk atresia bilier waktu kita sangat sedikit”. menjelaskan.

Ia mengatakan atresia bilier adalah kerusakan saluran empedu yang tidak dapat mengalir dari hati ke lambung. Akibatnya, cairan menumpuk di hati dan merusak sel-sel hati sehingga menyebabkan sirosis hati. Menurutnya, bayi penderita atresia bilier bisa mengalami sirosis hati dalam waktu kurang dari dua bulan sehingga membutuhkan pertolongan segera.

Jika pertolongan tertunda maka bisa berbahaya, dimana bayi hanya bisa tertolong dengan berganti pakaian. Operasi Kasai dapat dilakukan untuk mengobati atresia bilier yang menunda transplantasi.

“Kami sudah melihat anak-anak hingga usia 20 tahun, jantungnya baik-baik saja. Saya katakan kemarin, salah satu pasiennya adalah seorang pemuda berusia 34-35 tahun. Dia hidup tanpa transplantasi jantungnya sendiri,” ujarnya.

Pilihan Editor: Kelelahan saat berdiri dapat menyebabkan kerusakan saraf akibat diabetes

Bagaimana cara mengetahui apakah Anda mempunyai masalah liver dan bagaimana cara mendapatkannya? Berikut lima gejala umum kerusakan hati menurut ahli hepatologi. Baca selengkapnya

Terkadang makan daging tidak baik bagi penderita penyakit liver yang parah seperti sirosis hati. Peneliti menjelaskan alasannya. Baca selengkapnya

Penyakit Gilbert adalah kelainan genetik umum di mana hati tidak dapat memproses bilirubin dengan baik, menurut Joey Graziadei. Baca selengkapnya

Mustafa Kemal Ataturk adalah pendiri dan presiden pertama Turki. Ia menjadi inspirasi bagi banyak orang, termasuk Sukarno. Karena? Baca selengkapnya

Karena tidak menimbulkan gejala spesifik, penyakit hati sering kali diabaikan hingga diketahui ketika penyakitnya sudah parah dan berujung pada gagal hati. Baca selengkapnya

Perlemakan hati merupakan stadium pertama dari sirosis dan kanker hati akibat penimbunan lemak di hati. Baca selengkapnya

Bayi akan lapar dan stres jika persediaan ASInya sedikit. Yang lebih berbahaya lagi adalah dampaknya terhadap kesehatan bayi. Baca selengkapnya

Penyakit hati berlemak adalah penyakit yang ditandai dengan penumpukan lemak di sel-sel hati. Baca selengkapnya

Big Naughty, rapper asal Korea Selatan, didiagnosis menderita hepatitis A sehingga membatalkan konser di Universitas Keimyung. Apa itu hepatitis A? Baca selengkapnya

Selain konsumsi alkohol, penyakit virus, penyakit metabolik, obesitas, diabetes, dan kolesterol merupakan beberapa faktor risiko sirosis hati. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *