Yogyakarta Bersiap Pilkada, Ini Desakan para Pelaku Wisata

TEMPO.CO, Yogyakarta – Seperti daerah lainnya, pada November 2024, Yogyakarta akan menyelenggarakan pemilihan umum daerah atau pilkada secara serentak. Kalangan pariwisata di Yogyakarta belakangan ini ramai menyoroti beberapa ketidakpastian yang mendera kawasan berjuluk Kota Wisata tersebut.

Salah satunya adalah Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta atau GIP DIY. “Sebagai mesin perekonomian, industri pariwisata Yogyakarta sedang kurang baik,” kata Presiden GPI DIY Bobby Ardianto di sela-sela Jogja Resident Forum, Selasa 4 Juni 2024. Melambat setelah covid-19. .

Meski pemerintah daerah dan pusat mengklaim Yogyakarta merupakan daerah yang pulih dan pulih dengan sangat cepat setelah dilanda pandemi Covid-19, namun ada aspek yang tidak bisa diabaikan dari kondisi pariwisata, kata Bobby. “Pemerintah belum memanfaatkan momentum pasca-Covid-19 untuk menjaga dan mengembangkan kapasitas industri pariwisata,” ujarnya.

Bobby mengatakan, salah satu penyebab hilangnya momentum kebangkitan pariwisata adalah minimnya pemanfaatan paket wisata Yogyakarta yang ditawarkan di berbagai platform. Salah satunya adalah Travel Exchange Platform atau Travex yang merupakan platform perdagangan para pelaku usaha pariwisata antar negara ASEAN.

“Pada event Travex pasca Covid-19 tercatat terjadi pembelian pariwisata sebesar Rp 800 miliar, namun paket wisata yang dibeli bukan Yogyakarta melainkan Bali, Nusa Tenggara Barat dan lainnya,” ujarnya. “Produk yang layak (paket wisata) terkesan tidak menarik bagi pembeli, namun hal seperti itu tidak pernah dibicarakan, padahal pemerintah harus bertanggung jawab untuk mencari alasannya.”

Masalah yang belum terselesaikan ini diperparah dengan potensi situasi wisatawan yang mencari destinasi alternatif. Terutama saat libur panjang dan hari raya keagamaan. Misalnya, jumlah orang yang berada di hotel pada libur lebaran tahun ini rendah, tidak sesuai ekspektasi (mencapai lebih dari 90 persen), ujarnya.

Menurut Bobby, para pejabat pariwisata kerap mengingatkannya akan hal tersebut. Saat ini pariwisata di Kota Yogyakarta seakan berjalan sendiri, bersaing dengan pertumbuhan pariwisata di empat kabupaten di DIY.

Pariwisata menjadi ajang konflik antar daerah, saling berebut pasar, bermain mandiri tanpa kerjasama, grafik pariwisata akan terus menurun,” ujarnya.

Tanpa adanya kerjasama antara Kota Yogyakarta dengan 4 kabupaten DIY lainnya, GIP khawatir pariwisata Yogyakarta DIY hanya tinggal menunggu waktu saja. Apalagi setelah kawasan itu terkoneksi dengan jalan tol yang melintasi Yogya, kalau jalan terus kita akan hancur (industri pariwisata di Yogya), ujarnya.

Bobby menegaskan, siapa pun yang terpilih menjadi Gubernur Yogyakarta, baik pemerintah kota maupun kabupaten dapat bersinergi menjaga lingkungan wisata. Selain itu, disintegrasi sektoral dan individualisme berpotensi mematikan pariwisata dengan jangkauan yang luas.

“Yoga tidak akan pernah bisa bertahan dengan sendirinya, apalagi wisatawan mancanegara tidak bisa lepas dari jangkar Candi Borobudur (di Magelong),” ujarnya. “Jadi (Borobudur) sebagai jangkar akan mampu mendorong wisatawan mancanegara tidak hanya berkunjung ke Jateng tapi juga ke Yogyakarta.”

Ia mengatakan, pemerintah daerah harus bekerja sama membangun buffer zone Yoga-Solo-Semarang untuk menarik wisatawan mancanegara. Seiring kerjasama Bali dengan NTT dan NTB, kunjungan terus meningkat.

Sementara itu, salah satu pendiri objek wisata kenamaan Yoga, Heha Ocean View, Herry Judianto, menilai salah satu penyebab terhambatnya perkembangan pariwisata di suatu daerah adalah politik anggaran yang dilakukan pemerintah daerah.

“Misalnya pajak yang dibayar operator pariwisata ke pemerintah setiap tahunnya miliaran dolar, tapi anggaran iklannya hanya sepuluh juta, ini politik anggaran,” ujarnya.

Padahal, kata Herry, dampak iklan terhadap perkembangan pariwisata di daerah lebih besar. Ia berharap, mereka yang terpilih menjadi kepala daerah di bidang yoga bisa memberikan pelayanan nyata kepada masyarakat, termasuk para pelaku pariwisata.

“Pemimpin masyarakat adalah pelayan, bukan penguasa, mereka tidak bekerja untuk kekuasaan, tapi mereka mengabdi, yoga harusnya nyaman untuk dijalani, ekonomi menggerakkan masyarakat, kesenjangan tidak tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, Wawan Harmawan, Wakil Presiden Kantor Bisnis Indonesia atau Cadin DIY, mengatakan lebih dari 90 persen UMKM di Yogyakarta bergantung pada pariwisata. Namun, tanpa campur tangan pemerintah, UMKM dirasa tidak akan mendapatkan manfaat dari banyaknya kunjungan wisatawan.

“Misalnya Kotagede, pusat industri keuangan, kini kondisinya sudah bobrok. Tugas pemerintah menghidupkan potensi itu. Pemimpin Yoga harus siap sebagai pemasar yang mempromosikan UMKMnya. Produk, tindakan harus konsisten,” ujarnya. .

Pilihan Editor: Yogyakarta rayakan hari lahir Panchasila dengan prosesi budaya dan pembagian ribuan bendera

Pengamat politik Ujang Komarudin menilai posisi Kaesang di Solo bagus. Baca selengkapnya

Dewan Pimpinan Besar (DPP) Partai Otoritas Nasional (PAN) telah memberikan surat rekomendasi kepada calon Gubernur Banten Airn Rachmi Diani. Baca selengkapnya

Pilkada melelahkan masyarakat dan berpotensi melahirkan calon daerah, kata Needham. Baca selengkapnya

Tiga hari terakhir di pekan ini, Yogyakarta yang dikenal sebagai kota wisata kembali dikepung tumpukan sampah ilegal. Baca selengkapnya

Peserta Parade Simbolik Kota Yogyakarta diajak melewati sepuluh tempat bersejarah di Kotagede, ibu kota Kerajaan Mataram. Baca selengkapnya

Pada tahun 2022, IAP menghadirkan 7 tempat tinggal terbaik di Indonesia berdasarkan survei sikap warga. Ini daftarnya. Baca selengkapnya

Saat ini PDIP masih melakukan penyelidikan dan penindakan terhadap Pilgub Jakarta 2024

Anak-anak dan remaja sangat antusias untuk mengikuti Jemparingan Mataraman atau kompetisi nasional panahan tradisional Yogyakarta.

Ketua Umum GP Ansar Dipok Muhammad Kahfi menegaskan, pihaknya tidak memihak dalam penyelenggaraan Pilkada 2024.

Satpol PP Kota Yogyakarta akhirnya menemukan pengemis yang viral mengumpat dan meludahkan asap rokok ke pengunjung Malioboro

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *