Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

TEMPO.CO, Jakarta – Setiap bulan Syawalan, masyarakat Kabupaten Jepara, Jawa Tengah (Jateng) akan dimeriahkan dengan berbagai tradisi Syawalan. Dari sinilah asal muasal Festival Lomban, sebuah tradisi budaya Jepara yang diperingati sebagai ucapan syukur masyarakat setelah sebulan berpuasa atau Syawalan.

Dalam “Nilai Tradisi Lomban Hikmah Lomban Pada Masyarakat Jepara” yang ditulis oleh Dewi Puspita Ningsih dari Universitas NU NTB, sebagian masyarakat Jepara menyebut istilah Lomban dari kata “lomba-lomba” yang artinya di sana terdapat komunitas nelayan. waktu. Bahkan kini ia terhibur dengan lomba-lomba laut yang diadakan di setiap festival Lomban, namun ada pula yang mengatakan bahwa kata “lomban” berasal dari “lelumban” yang artinya asyik. Festival Lomban merupakan perayaan masyarakat nelayan Kabupaten Jepara berupa sedekah laut.

Namun kini bukan hanya milik para nelayan saja melainkan milik seluruh masyarakat Jepara. Semuanya mempunyai makna yang sama, yaitu merayakan hari raya dengan berpuasa penuh sukacita sepanjang bulan Ramadhan. Tak ayal, Bada Lomban menjadi momen bagi para nelayan untuk bersenang-senang merayakan Idul Fitri setelah sebulan berpuasa.

Festival Lomban sendiri telah diadakan lebih dari satu abad yang lalu. Berita ini bersumber dari artikel tentang perlombaan pada paruh kedua abad ke-19 yang dimuat pada tahun 1893 di majalah Kalavarti/berbahasa Melayu Slompret Melayu terbitan Semarang. Edisi 12 dan 17 Agustus berkisah tentang perlombaan zaman, ternyata tak ada bedanya dengan apa yang dilakukan di masyarakat. Laporan menyebutkan, massa saat itu berpusat di Teluk Jepara dan berakhir di Pulau Kelor.

Saat ini festival Lomban diselenggarakan oleh anggota masyarakat nelayan Jepara dan seiring berkembangnya bahkan menjadi milik masyarakat Jepara. Hal ini terlihat dari besarnya partisipasi warga Jepara dalam menyelenggarakan festival Lomban. Dua atau tiga hari menjelang hari raya Lomban, pasar-pasar di Kota Jepara tampak sama ramainya dengan menjelang Ramadhan.

Ibu-ibu rumah tangga sibuk mempersiapkan perayaan Lomban sebagai festival kedua. Penjual bungkus ketupat berbahan daun kelapa (bahan pembuatan kupat dan lepet) juga menjual ayam sebagai pelengkap lauknya. Malam sebelum perayaan Lomban biasanya diadakan pertunjukan wayang kulit sepanjang malam.

Selama festival Lomban berlangsung, semua pasar di Jepara tutup, para pedagang tidak berjualan dan semua orang berbondong-bondong ke Pantai Kartini. Pesta Lomban dimulai pukul 07.00 WIB dengan peluncuran tawaran Jobokuto dari TPI. Upacara dipimpin oleh tokoh agama desa Jobokut dan dihadiri oleh Raja Muda Jepara serta bupati lainnya.

Upacara kurban kepala kerbau dipimpin oleh Bupati Yepara, sebelum dipindahkan ke perahu kurban, pemuka agama memanjatkan doa kemudian didampingi Bupati Jepara, para nelayan mengangkatnya ke atas perahu pengangkut. bersama dengan lingkungan. Saat para korban dipindahkan ke tengah laut, anggota rombongan Lomban berangkat ke “Teluk Yepara” untuk mempersiapkan Perang Laut dengan membawa berbagai jenis amunisi ketupat dan lepet.

Tradisi upacara yang masih bertahan hingga saat ini menunjukkan bahwa masyarakat nelayan masih mengikuti tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Kepercayaan terhadap nenek moyang dan makhluk halus merupakan wujud tekad yang masih mendarah daging pada diri nelayan Jepara untuk menjaga nguri-uri atau budaya leluhurnya. Masyarakat Yepara percaya bahwa jika mereka melestarikan warisan budaya nenek moyang, maka kehidupan mereka akan selalu terjaga dan terlindungi dari bahaya alam.

Pilihan Editor: Tradisi Festival Sapi Syawal di Boyolali

April adalah bulan RA Kartini, belajar tentang asal usul Jepara, tempat kelahirannya. Termasuk dalam catatan penulis Portugis Toem Pires. Baca selengkapnya

Jepara dari RA Kartini mempunyai banyak potensi tempat wisata, salah satunya Taman Nasional Karimunjawa. Baca selengkapnya

Sosok Sosrokarton memang kalah terlihat dibandingkan adiknya RA Kartini. Kisah hidupnya sebagai jurnalis perang sangat berwarna dan penuh petualangan. Baca selengkapnya

Jepara berkontribusi besar terhadap sejarah dan kebudayaan dengan ‘melahirkan’ sosok RA Kartini, Ratu Kalinyamat, dan Ratu Shima. Baca selengkapnya

Otoritas maritim Malaysia menyita tiga kapal nelayan Indonesia dari Natuna. Dia dituduh memasuki perairan Malaysia secara ilegal. Baca selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan telah mengembangkan sistem informasi pemantauan elektronik yang mencakup pengelolaan hulu dan hilir penggunaan BBL. Baca selengkapnya

PT PLN (Persero) mengaku beruntung bisa mengamankan pasokan listrik yang andal selama masa siaga Ramadhan dan Idul Fitri 1445. Baca semua

Masyarakat meyakini Alek Bakajang dipentaskan ratusan tahun yang lalu, biasanya tiga hari setelah Idul Fitri. Baca selengkapnya

Dokter penyakit dalam ini mengatakan, sebaiknya masyarakat menjaga kesehatannya setelah lebaran dengan cara yang paling mudah, yakni dengan MEMBERI. Periksa artinya. Baca selengkapnya

Ratusan terpidana korupsi mendapat grasi meriah, termasuk Setya Novanto dan Joko Susilo. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *