Fakta-fakta Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika Serikat Ricuh Diberangus Aparat

TEMPO.CO , Jakarta – Aksi protes baru kembali terjadi antara polisi dan mahasiswa pro-Palestina terhadap serangan Israel di Jalur Gaza. Setelah penangkapan massal di Universitas Columbia pekan lalu, polisi turun ke jalan dan melakukan kekerasan.

Kerusuhan antara polisi dan mahasiswa yang memprotes perang Israel di Gaza meletus pada Kamis, 25 April 2024, menimbulkan pertanyaan mengenai metode kekerasan yang digunakan untuk mengakhiri protes yang meletus sejak penangkapan massal di Universitas Columbia pekan lalu.

Selama dua hari terakhir, petugas penegak hukum atas perintah pengelola perguruan tinggi telah menembakkan tongkat dan gas air mata ke arah mahasiswa yang melakukan protes di Universitas Emory di Atlanta, kata para aktivis. Sementara itu, pasukan antihuru-hara dan petugas membubarkan protes pro-Palestina di Universitas Texas di Austin.

Jaksa menuduh 46 dari 60 orang yang ditahan di Universitas Texas pada hari Kamis memiliki “kurang bukti.” Di Kolombia, pusat gerakan protes AS, pejabat universitas bentrok dengan mahasiswa setelah serangan tersebut merobohkan tenda yang didirikan dua minggu lalu untuk memprotes Israel.

Pemerintah, yang telah memberikan batas waktu awal untuk mencapai kesepakatan dengan para mahasiswa, memberi waktu kepada para pengunjuk rasa hingga hari Jumat untuk mencapai kesepakatan.

Universitas-universitas lain, yang bertekad untuk mencegah terjadinya protes berkepanjangan serupa, memilih untuk bekerja sama dengan polisi untuk membubarkan protes tersebut dengan cepat.

Di Emory, polisi menangkap 28 orang di kampus Atlanta setelah pengunjuk rasa mulai mendirikan tenda dalam upaya meniru simbol kewaspadaan yang dipegang oleh pengunjuk rasa di Columbia dan tempat lain, kata universitas tersebut.

Human Rights Watch dan American Civil Liberties Union mengutuk penangkapan para pengunjuk rasa dan meminta pihak berwenang untuk menghormati kebebasan berbicara mereka. Namun beberapa anggota parlemen Partai Republik menuduh administrator universitas membiarkan pelecehan terhadap mahasiswa Yahudi, meningkatkan tekanan pada sekolah untuk menekan protes dan mencegah perkemahan semi permanen.

Menteri Pendidikan AS Miguel Cardona mengatakan pada hari Kamis bahwa departemennya memantau dengan cermat protes-protes tersebut, termasuk “laporan-laporan anti-Semitisme yang meresahkan.”

Sebagai tanggapan, kelompok aktivis dengan keras menyangkal bahwa protes tersebut anti-Semit. Tujuan mereka, kata mereka, adalah untuk memberikan tekanan pada universitas-universitas agar menjauhkan diri dari perusahaan-perusahaan yang berkontribusi terhadap operasi militer Israel di Gaza.

Namun, para pemimpin protes mengakui bahwa ujaran kebencian ditujukan kepada mahasiswa Yahudi, namun bersikeras bahwa mereka yang mencoba menyusup dan mencemarkan nama baik tindakan mereka bertanggung jawab atas pelecehan tersebut.

Di luar Columbia, ratusan pengunjuk rasa konservatif pro-Israel melakukan protes terhadap mahasiswa, berkeliaran di jalan-jalan sekitar kampus dan mengibarkan bendera Israel dan Amerika.

Para pejabat universitas memberikan waktu hingga pukul 4 pagi pada hari Jumat untuk mencapai kesepakatan dengan universitas tersebut untuk memindahkan puluhan tenda yang didirikan di kampus New York selama protes yang dimulai seminggu yang lalu.

Universitas berusaha menutup paksa protes pro-Palestina. Pada tanggal 18 April, presiden Kolombia, Minuche Chafique, mengambil langkah yang tidak biasa dengan meminta polisi memasuki kampus, sehingga membuat marah banyak kelompok hak asasi manusia, pelajar dan guru. Lebih dari 100 orang ditangkap dan tenda disingkirkan dari stasiun utama. Namun setelah beberapa hari kamp tersebut dibangun kembali.

Misha Fatina Rahman I IDA ROSDALINA I KHUMAR MAHENDRA Pilihan Redaksi: Aparat Dapat Reaksi Keras, Protes Sekolah AS Pro-Palestina Merajalela

Donald Trump memuji polisi New York karena menindak protes pro-Palestina di Universitas Columbia. Baca selengkapnya

Lusinan anggota Partai Demokrat AS telah menulis surat kepada pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka memblokir rencana Israel yang menargetkan Rafah. Baca selengkapnya

Pada tanggal 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak dan dibunuh oleh pasukan AS. Berikut beberapa fakta tentang Osama Bin Laden. Baca selengkapnya

Seorang pendeta di Amerika menghabiskan uang untuk gerejanya karena kecanduannya terhadap game online bernama permen. Baca selengkapnya

Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken didampingi pejabat Israel mengunjungi gerbang bantuan Gaza. Baca selengkapnya

Menikmati keindahan alam Amerika dalam road trip merupakan pengalaman sekali seumur hidup

AstraZeneca 3 teratas dunia untuk pertama kalinya mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 dapat menyebabkan komplikasi

Jajak pendapat Reuters/Ipsos menemukan bahwa 58 persen responden percaya penggunaan TikTok oleh Beijing telah memengaruhi opini Amerika. Baca selengkapnya

Demonstrasi Hari Buruh Internasional dengan pertunjukan teater dan long march

Serikat Buruh Bandung Raya menggelar aksi unjuk rasa untuk mengekspresikan perjuangannya di Hari Buruh Internasional atau May Day di Taman Sikapayang Dago.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *