Israel Dakwa Saudara Perempuan Ketua Hamas Ismail Haniyeh Melakukan Hasutan Teror

TEMPO.CO, Jakarta – Pengadilan Israel mendakwa saudara perempuan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada Minggu, 21 April 2024, atas tuduhan menghasut terorisme dan mengidentifikasi organisasi teroris terlarang.

Saba Al-Salem Haniyeh, 57, warga Tel Sheva, Israel, mengirimkan dua pesan WhatsApp ke kontaknya, termasuk Haniyeh. Dia dituduh “memuji, menyemangati, dan mendukung” Hamas, yang menewaskan 1.139 orang dan menculik 253 orang pada 7 Oktober 2023.

Pada tanggal 10 Oktober, Sabah mengirimkan pesan ke dua grup WhatsApp, satu beranggotakan 116 orang dan satu lagi beranggotakan sembilan orang, meminta mereka untuk menyebarkan doa yang akan membantu “menghancurkan musuh”.

Sehubungan dengan hal ini dan pesan lain yang dikirim pada tanggal 9 Oktober, dia didakwa dengan dua tuduhan identifikasi dengan organisasi teroris dan dapat menghadapi hukuman tiga tahun penjara jika terbukti bersalah.

Ia juga didakwa melakukan konspirasi untuk melakukan tiga aksi terorisme dan divonis lima tahun penjara.

Surat dakwaan telah diajukan ke Pengadilan Magistrat Beersheba, dan kantor kejaksaan telah meminta pengadilan untuk menahan Saba Al-Salem Haniyeh sampai proses hukum terhadapnya selesai.

Ismail Haniyeh masih tinggal di pengasingan di Doha, Qatar. Ketiga saudara perempuannya tinggal di Tel Sheva dan menikah dengan warga Palestina.

Dua dari tiga saudara perempuan Haniyeh secara ilegal melakukan perjalanan ke Gaza melalui Mesir pada tahun 2013, menurut media Israel. Pada tahun 2015, mereka dijatuhi hukuman delapan bulan penjara karena berkunjung.

Belakangan tahun itu, Israel menolak permintaan Haniyeh untuk mengizinkan saudara perempuannya menghadiri pernikahan putranya di Gaza. Ketiga saudara perempuan tersebut, Kholidia, Laila dan Saba, adalah warga negara Israel, The Telegraph melaporkan pada tahun 2006.

Selain menangkap kerabat Haniyeh, Israel juga membunuh tiga anak dan empat cucu berusia empat hingga 10 tahun.

Media Israel mengatakan pasukan Israel telah membunuh tiga putra pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Gaza tanpa berkonsultasi dengan komandan senior atau politisi, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Kantor berita Wallah mengatakan baik Netanyahu maupun Menteri Pertahanan Yoav Galant tidak diberi pemberitahuan terlebih dahulu mengenai serangan tersebut, yang dimediasi oleh tentara Israel dan badan intelijen Shin Bet.

Walla melaporkan bahwa Amir, Mohammad dan Hazem Haniyeh menjadi sasaran sebagai pejuang, bukan karena mereka bukan anak politisi Hamas. Tentara Israel tidak mengomentari laporan bahwa empat cucu Haniel telah terbunuh. Keempat cucu Haniyeh adalah tiga orang putri: kembar berusia 10 dan 4 tahun. Begitu pula dengan seorang anak laki-laki berusia 8 tahun.

Pemimpin Redaksi: Polisi Israel menangkap saudara perempuan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Waktu Israel

Konflik antara Israel dan Lebanon semakin pelik. Pada Selasa pagi, Hizbullah menembakkan 35 roket ke markas militer Israel. Baca selengkapnya

Untuk mengatasi notifikasi WhatsApp pop-up lambat, berikut beberapa langkah yang bisa Anda coba. Baca selengkapnya

Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei telah meminta tentara mempelajari taktik musuh. Pengumuman itu muncul tak lama setelah Israel menyerang Iran. Baca selengkapnya

Kepala intelijen Israel telah mengundurkan diri setelah gagal mengantisipasi serangan Hamas, tidak seperti Netanyahu. Baca selengkapnya

Setidaknya lima negara telah melaporkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke ICC. Negara mana? Sejauh mana birokrasi ICC dapat diatasi? Baca selengkapnya

Cari tahu cara menggunakan dua nomor WhatsApp di satu ponsel tanpa add-on apa pun untuk perangkat Android. Caranya sangat sederhana dan praktis. Baca selengkapnya

Seorang karyawan Google juga menyinggung pemecatan 28 karyawan Google. Baca selengkapnya

Isfahan dikenal sebagai pusat nuklir Iran. Kota berpenduduk sekitar 2 juta orang ini adalah rumah bagi beberapa pangkalan militer utama Iran. Baca selengkapnya

Layanan darurat Palestina telah menemukan 210 jenazah di kuburan massal di Kompleks Medis Nasser di kota Khan Younis, Gaza selatan.

Paus Fransiskus pada hari Minggu menyatakan keprihatinannya atas situasi di Timur Tengah dan menyerukan kelanjutan dialog dan diplomasi. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *