Kondisi Kejaksaan Agung di Tengah Isu Densus 88 Mata-Matai Jampidsus

TEMPO.CO, Jakarta – Pada 27 Mei 2024, pukul 07.30 WIB, Kejaksaan Agung Jakarta Selatan tak sesibuk Minggu lalu. Keamanan di gerbang belakang Jalan Bulungan tidak dijaga ketat polisi militer seperti sebelumnya. Kantor Kejaksaan Agung hanya memiliki petugas keamanan internal.

Sejak 24 Mei beredar kabar di masyarakat bahwa Dataman Khusus Penanggulangan Terorisme atau petugas Sensus 88 mengejar Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus atau Jampidus Fabri Adriancia. Melalui media sosial Instagram, Pusat Polisi Militer TNI menyatakan akan mengintensifkan pengawasan di kompleks Kejaksaan Agung untuk menjamin keamanan dan ketertiban di kawasan tersebut. Keamanan di Kejaksaan Agung dipimpin oleh Lettu Andrey. Namun postingan yang diunggah pada Sabtu 25 Mei 2024 kini sudah tidak tersedia.

Memasuki ruang kantor, rutinitas sehari-hari di Kejaksaan Agung tampak biasa saja. Pada Senin pagi, ia terlihat mengenakan seragam berwarna coklat, helm, dan rapat dengan staf.

Kejaksaan Agung tidak memiliki kantor pidana militer atau pengawal khusus Yampidus, yang juga menampung Kantor Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus atau Yampidus.

Saat ini, situasi keamanan di Kejaksaan Agung berbeda dengan Minggu lalu. Pintu masuk gedung Kejaksaan Agung Jakarta Selatan yang biasanya buka, ditutup pada Minggu pagi, 26 Mei 2024. Dua petugas keamanan berseragam coklat dan seorang satpam berkamuflase terlihat berdiri di luar.

Tidak hanya di balik gerbang hitam itu, ada tiga mobil yang berjejer di belakang. Di depan pintu gerbang, tiga mobil terparkir di dekat pagar yang memisahkan kompleks Kejaksaan Agung dengan SMA Negeri 70 Jakarta.

Dua mobil berwarna coklat di belakang merupakan mobil dinas pegawai Kejaksaan Agung. Hal itu terlihat dari pelat khusus dan logo Jaksa Agung yang terpampang di bagian bawah pintu. Di depannya, dipisahkan oleh kursi panjang, ada mobil polisi militer berwarna putih dengan siluet biru. Mobil tersebut juga memiliki plat nomor khusus berwarna merah.

Memastikan hal tersebut, petugas keamanan tak bisa memungkiri bahwa pengamanan gedung yang ia kerjakan belakangan ini ditingkatkan. “Iya Misa, begini,” ujarnya, Minggu, 26 Mei 2024.

Sepekan lalu, Jampidus Fabri Adriancia dikabarkan mendapat sensus ke-88 setelah Kejaksaan Agung mendapat berbagai ancaman. Foto tersebut memperlihatkan kompleks Kejaksaan Agung, gedung dengan dua jendela besar di Jakarta Selatan. Tampilan bilah atau teks tinggi ditampilkan di atas dua jendela. Alih-alih memposting informasi layanan, dewan justru berkata, “Maaf, peretas.”

Foto ini diterima Tempo pada Sabtu, 25 Mei 2024 pukul 21.41. Kepala Pusat Penerangan dan Hukum Kejaksaan Agung Ketut Sumedana saat dikonfirmasi belum berkomentar. Dua petugas keamanan yang diwawancarai Tempo di Kejaksaan Agung mengaku belum melihat teks yang “mungkin diketahui pihak keamanan kemarin”.

Mereka bahkan tidak mengizinkan saya memeriksa tempo. Akses terhadap jurnalis saat ini, kata pejabat itu, hanya diberikan sebelum pagar tersebut dinyalakan.

Kata-kata “Maaf, maaf” berulang kali muncul di papan teks bersama dengan lampu neon hijau. Jendela berikutnya menampilkan informasi mengenai pengaduan masyarakat dan akses terhadap layanan informasi publik. Juga mencakup informasi tentang saluran kontak untuk pelaporan.

Selain itu, Kejaksaan Agung juga mencurigai adanya terorisme pada Senin malam, 20 Mei 2024. Kecurigaan itu muncul pada Selasa, 21 Mei, berdasarkan video mencurigakan yang beredar di kalangan jurnalis.

Berdasarkan video pendek berdurasi 16 detik yang ditangkap Tempo, iring-iringan puluhan kendaraan roda dua, roda empat, sepeda motor, dan mobil terlihat di sekitar Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan. Puluhan mobil berhenti beberapa saat di depan gerbang utama Kejaksaan Agung, sirene berbunyi nyaring.

Beberapa saat kemudian, mobil tersebut melaju perlahan dengan dipimpin oleh dua orang pria yang mengendarai sepeda motor. Sekitar 15 unit sepeda motor yang dikemudikan warga berbaju hitam dan dua unit mobil berukuran besar ikut terlibat dalam aksi tersebut. Itu adalah dua mobil dengan sirene yang keras.

Video tersebut tidak berisi informasi lain yang menjelaskan tujuan kampanye. Belum diketahui pula penyebab puluhan mobil berhenti di depan pintu gerbang Kejaksaan Agung dengan sirene. Namun rombongan kendaraan mengepung Kejaksaan Agung sebanyak 8 kali.

Pilihan Redaksi: Kapolri Listio Sigit dan Jaksa Agung Denis 88 bungkam soal penikaman Yampidous.

Kejaksaan Agung kembali memeriksa 4 orang saksi dalam kasus korupsi remaja tersebut, salah satunya adalah manajer Sandra Devi. Baca selengkapnya

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Adiy Tiakhyanto mengatakan, persoalan pelik antara Polri dan Kejaksaan sedang diselidiki. Baca selengkapnya

Staf Kejaksaan Mageri Tapanuli Selatan diduga melakukan pelecehan seksual terhadap calon pegawai negeri sipil atau CPNS. Baca selengkapnya

Polisi militer menangkap anggota Pasukan Khusus, atau Dispensasi 88 Antitheron, karena mengikuti Jumpidus. Diduga ada kaitannya dengan kasus korupsi timah. Baca selengkapnya

Dalam dua hari terakhir, dua kelompok pengunjuk rasa mendatangi Kantor Kejaksaan Jakarta Selatan. Mereka menyatakan dukungannya terhadap Jax

Sekelompok aktivis yang mengadvokasi berakhirnya korupsi PT Timah menggelar acara di Kejaksaan Agung. Baca selengkapnya

88 tentang penganiayaan anggota Denis terhadap Jumpidus. Kapolri mengatakan, saat ini tidak ada masalah dengan Jaksa Agung. Baca selengkapnya

Hadi Tyahanto membantah kehadiran Polisi Militer (POM) yang melindungi Kejaksaan Agung. Baca selengkapnya

Usai menangkap anggota Korps 88 Denis yang mencarinya, Yampid meminta penjelasan kepada Kepala Badan Reserse Kriminal. Baca selengkapnya

Hadi Tyhanto mengatakan, hubungan Kapolri Listio Sigit Prabowo dan Jaksa Agung ST Burhanuddin baik. Baca selengkapnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *