Okupansi Hotel Libur Lebaran Meleset, PHRI Yogyakarta Soroti Aktivitas Homestay hingga Kos Harian

TEMPO.CO, Yogyakarta – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyoroti sejumlah faktor lain yang menyebabkan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kehilangan rata-rata okupansi hotel saat libur Lebaran. Salah satunya adalah banyaknya alternatif akomodasi selain hotel.

Presiden PHRI DIY Dedi Pranu Eriono mengatakan pada Selasa, 16 April 2024, “Kemungkinan besar wisatawan akan lebih banyak tinggal di rumah pada liburan ini.”

Dedi mengaku tidak khawatir dengan bertambahnya pilihan akomodasi di Yogyakarta karena pasar pariwisata di sana terbuka lebar. PHRI berharap pemerintah daerah juga melakukan hal serupa kepada pengelola usaha perumahan lainnya.

“Alangkah baiknya jika pembangunan perumahan yang tidak terduga seperti ini mendapat perhatian pemerintah agar PAD (pendapatan pokok daerah) juga meningkat, hanya saja anggota PHRI tidak dibebani pajak,” ujarnya.

Selain akomodasi, Dedi menyoroti kegiatan penyewaan kamar per malam yang ditujukan untuk pasar wisata saat libur lebaran.

Katanya: Yang seperti itu banyak sekali, sewa kost bulanan, sewa kos harian ya, karena peminatnya tinggi, hal-hal seperti itu harusnya diatur dengan aturan yang jelas.

Dia mengatakan akomodasi tanpa izin tentu dapat menyebabkan kebocoran pajak pemerintah daerah.

Jadi, mulai dari perizinan, pajak, perlu diingat, jika muncul usaha akomodasi baru, jika harga dan pelayanannya tidak sesuai dengan standar akomodasi yang tidak berizin tersebut, jangan sampai merusak citra Yogyakarta, katanya. Hasil

Sebelumnya, rata-rata tingkat okupansi hotel saat libur lebaran di lima kabupaten/kota Yogyakarta masih sebesar 85 persen, turun dari PHRI yang hanya 80 persen. Angka tersebut jauh dari rata-rata angka 90 persen yang dicapai pada libur lebaran tahun lalu.

Pencapaian okupansi lebih dari 90% pada libur lebaran hanya terjadi di hotel-hotel kota Yogyakarta dan wilayah Salman Regency.

Menurut dia, sebelumnya PHRI DIY mengaitkan penurunan okupansi hotel saat lebaran dengan beberapa faktor eksternal, yakni berkurangnya aktivitas saat lebaran karena kendala lalu lintas yang menyebabkan wisatawan menunda perjalanannya.

Menurunnya kerumunan menjelang libur lebaran juga menjadi fenomena tersendiri karena rata-rata okupansi di Yogyakarta pada libur panjang Natal dan Tahun Baru hampir selalu di atas 95%.

Pilihan Editor: Banyak Hotel di Yogyakarta yang Dilewatkan Saat Libur Lebaran, Ini Alasannya?

Halal Expo 2024 Jogja Expo Center Yogyakarta menghadirkan nuansa wisata syariah keluarga selama tiga hari. Baca selengkapnya

Bandara Internasional Yogyakarta adalah pilihan tepat bagi Yogyakarta sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah tersebut. Baca selengkapnya

Sejumlah partai telah merampungkan seleksi calon kepala daerah Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (SDI). Baca selengkapnya

Acara terpenting Jogja Fashion Week akan digelar di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22-25 Agustus 2024. Baca selengkapnya.

Faktanya, jenazah perempuan asal Bandung yang menjadi korban pembunuhan rekannya ditemukan di dalam koper. Baca selengkapnya

Airbnb telah meluncurkan 11 ikon dari adegan budaya pop yang paling disukai. Baca selengkapnya

Partai Golkar DIY telah menyelesaikan seleksi calon ketua daerah Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota.

Keputusan downgrade bandara Palembang berdampak negatif terhadap pertumbuhan industri pariwisata di Sumsel. Baca selengkapnya

Michelin K berfokus pada penghargaan hotel, tidak seperti bintang Michelin yang berfokus pada masakan. Baca selengkapnya

Baca lebih lanjut tentang setiap hotel di daftar kunci Michelin berdasarkan lima kriteria yang dipilih oleh tim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *